Kisahku Belum Usai

Hallo Kakak readers semuaa....

Terimakasih banyak atas dukungan yang telah diberikan dengan membaca hasil karya sederhana aku, terimakasih atas jejak yang telah ditinggalkan ❣️.

Mohon maaf jika ternyata nama Jonathan (kakak dari Nindy) dan nama Nathan (kekasih Nindy) yang ternyata tidak jauh berbeda sehingga membuat kakak readers menjadi tidak nyaman saat membaca, ini akan menjadi salah satu evaluasi untuk aku kedepannya agar lebih teliti lagi dalam memberikan penamaan tokoh dalam karya.

Untuk pengubahan nama tokoh sepertinya tidak bisa dilakukan sehingga kedepannya penamaan akan dilakukan perbedaan dengan Jonathan (dipanggil Jo ) dan untuk Nathan tetap dengan panggilan seperti ini.

Terimakasih banyak kakak readers semua sehat selalu kebahagiaan selalu mengiringi ❣️❣️🙏.

🌟🌟🌟

Siang ini karena pekerjaan sedang padat merayap seperti jalanan puncak arus mudik, Nathan dan Nindy masih berkutat dengan pekerjaan sehingga tidak sempat untuk makan siang bersama.

🧒 : Sayang setelah makan siang aku ada meeting dengan salah satu klien tapi dia perempuan aku pergi ditemani Eriko.

🧑 : Iya mas, apa sampai malam?

🧒 : Asbun banget, engga lah ngapain sampe malem nanti pulang kantor aku jemput ke kantor ya tadi udah telpon papa buat izin dan udah dikasih izin 😁.

Begitulah Nathan meskipun sudah sangat dekat dan kedua keluarga sudah sama-sama merestui, tapi tidak melupakan hal kecil untuk tetap meminta izin saat akan membawa sang kekasih pergi karena bagi Nathan sampai saat ini sebelum dirinya menikahi Nindy berarti tanggung jawab sang kekasih masih berada ditangan orangtuanya.

🧑 : Hehehe kok ngegas sih sayang, yauda semangat yaa meetingnya semoga lancar dan hasilnya baik.

🧒 : Sayang aku meeting dengan klien perempuan yaa tapi aku pastikan tidak ada rasa apapun dan ini hanya meeting tidak ada kepentingan pribadi diantara kami, takutnya ada yang lihat dan berpikir negatif dan tentu saja sesampainya ditempat Eriko akan mengirimkan bukti foto sama kamu, gimana oke gak?

Nathan selalu seperti itu apapun hal yang dilakukan pasti akan selalu memberikan kabar dan juga foto ataupun video kepada Nindy sebagai bukti, apalagi jika rekan kerjanya perempuan tentu saja Nathan selalu update dan menceritakan tentang pekerjaannya.

Nathan benar-benar menjaga hubungannya dengan Nindy sangat baik, apalagi komunikasi yang dijalin sangat baik dengan saling percaya saling menjaga menjadi kunci hangatnya hubungan mereka sampai saat ini.

🧑 : Iya sayang, aku percaya kok kamu tenang aja terimakasih yaa selalu melibatkan aku dalam setiap hal salam hidup mas apapun itu.

Nindy merasa sangat dihargai keberadaannya oleh Nathan, seperti yang Nathan bilang apapun itu yang dirasakan ataupun yang sedang dialami mari saling berbagi dan itu sudah berlaku sampai saat ini.

Setelah panggilan berakhir kini Nindy dan juga Nathan kembali dengan rencana pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini agar tidak terjadi penumpukan dokumen yang bisa saja menjadikan lembur adalah solusi terbaik yang nantinya akan berpengaruh pada jam bertemu dan kencan.

Tok...tok...tok...

Ceklekkkkk...

" Dek, sudah makan?" ternyata Ibra yang masuk kedalam ruangannya.

" Papa... aku sudah makan, papa sudah makan?" Nindy menghampiri sang papa dan merangkul lengannya membawa Ibra untuk duduk di sofa.

" Sibuk banget kayaknya sampe betah diruangan, papa kalah saing deh sama kertas-kertas itu" Ibra menggoda sang anak yang biasanya akan datang keruanganya untuk sekedar bercerita bahkan makan siang bersama.

" Maaf ya pah, tadi Nindy sedang tanggung sekali mengecek dokumen sampai lupa harus keruangan papa" Nindy begitu lembut suaranya saat berbicara dengan sang papa, berbeda sekali dengan Amel dan Clara yang selalu saja ada nada tinggi.

Ahh bukan bermaksud untuk membandingkan hanya saja selama ini rasa sabarnya terlalu luas sampai akhirnya Ibra lupa akan harga dirinya sendiri, apalagi kebahagiaan dirinya yang telah hilang.

" Pah... Aku tau ada hal yang tidak bisa diberikan oleh seorang anak untuk orangtuanya dan jika papa butuh seorang teman hidup Nindy dan kak jo akan sangat mengizinkan untuk papa menikah kembali" Nindy memang sudah berbicara tentang hal ini dengan sang kakak.

" Untuk saat ini papa hanya ingin tenang dan menghabiskan waktu bersama ketiga ah tidak keempat anak papa, jika papa membutuhkan yang lain papa pasti akan bicara sama kalian jadi tidak perlu khawatir sayang" Ibra sangat memahami perasaan Jo dan Nindy yang tidak ingin dirinya kesepian.

Terkadang memang cara setiap orang dalam menyembuhkan luka, membahagiakan dirinya memiliki cara yang berbeda.

Terkadang dengan menghabiskan waktu sendiri ditemani angin dan juga secangkir teh hangat sudah bisa menghadirkan kebahagiaan pada diri sendiri.

Melihat senyuman dari seorang anak yang saat awal kehadirannya sudah disambut dengan penuh kasih bagi orangtua, sampai akhirnya melihat tumbuh kembang sampai saat ini adalah obat terbaik dalam mensyukuri nikmat hidup.

" Terimakasih sudah menjadi cinta pertama Nindy yang paling terbaik ya pah" kini keduanya kembali mengobrol dengan penuh semangat, saling berbagi tentang pekerjaan, cerita film bahkan pengalaman masa kecil.

🌟

Pukul 17.30 wib...

Ibra sudah memberitahu Nindy jika malam ini dirinya akan berkumpul bersama sahabat-sahabatnya sekalian makan malam bersama, Nindy tidak melarang sama sekali justru merasa bahagia ketika sang papa bisa memiliki waktu untuk kembali berkumpul dengan teman-temannya.

10 menit yang lalu Nathan mengirimkan pesan jika akan segera sampai, Nindy memilih untuk menunggu di loby saja meskipun cuaca sedang turun hujan agar Nathan tidak perlu naik keruanganya.

" Sayang...." suara manis itu terdengar dari sebelah kanan.

Seorang lelaki dengan badan yang tegap kini tengah berjalan dengan memakai payung berwarna navy ditangan kanannya, sedangkan ditangan kirinya sudah ada sebuah jaket yang dibawa dengan sangat rapih.

" Mas, terimakasih" ucap Nindy ketika Nathan membantu memakaikan jaket ketubuhnya, yang sebelumnya menyimpan payung disamping Nindy.

" Kenapa nunggu disini kan hujan dingin nanti flu gimana?" bukannya menjawab Nathan justru memberondong pertanyaan untuk Nindy.

Nindy hanya bisa tersenyum mendapatkan perlakuan manis.

" Makan yang berkuah hangat enak kayaknya mas, ramen yuk" ucap Nindy yang kini tangannya sudah melingkar di pinggang Nathan.

Tangan kanan Nathan merangkul bahu Nindy dengan payung ditangannya tidak menggangu sama sekali untuk melindungi kedua insan ini dari tetesan air hujan.

Bagi kiri sudah tersampir tas Nindy yang kini dipakai oleh Nathan tanpa rasa malu, para karyawan termasuk security yang melihat perlakuan Nathan merasa kagum tentu saja ada yang berkhayal diperlakukan sama seperti Nindy.

Kini Nathan dan Nindy sudah berada didalam kendaraan yang tentu saja Nathan langsung menggenggam tangan Nindy yang terasa cukup dingin, memberikan kehangatan untuk Nindy tidak lupa memberikan teh hangat yang sudah disiapkan sebelum dirinya berangkat menjemput sang kekasih.

" Terimakasih banyak mas, sayangg banget sama mas..." ucap Nindy yang kini tidak gengsi memeluk tubuh sang kekasih.

" Sama-sama sayang, jadi ramen private room atau yang biasa?" Nathan ikut minum teh yang tadi telah diminum Nindy.

" Sama aku terus ya mas, jangan pernah pergi" bukannya menjawab Nindy justru membawa Nathan kedalam suasana romantis kali ini.

" Harus aku sayang yang bilang gitu ke kamu, sayang banget deh nikah yuk" Nathan yang memang serius ingin mengajak Nindy ke jenjang yang lebih serius kali ini ditanggapi dengan benar oleh Nindy.

" Ayuk, aku mau aku mau nanti ngomong sama papa yaa dan juga kak Jo" ucap Nindy yang membuat Nathan kini semakin bahagia.

Nindy merasa jika Nathan memang lelaki terbaik yang dipilihkan Tuhan, selama ini Nathan memperlakukan dirinya dengan sangat baik jadi tidak ada yang perlu dikawatirkan lagi hanya perlu saling menjaga dan saling meyakinkan diri bukan?.