Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#17. Keputusan Choki.
"Maksud Papa?" heran Choki dengan kening yang berkerut.
"Setelah itu, maka kalian tidak ada hubungan apapun lagi. Bukankah tak ada yang di rugikan di sini. Gadis itu juga masih tersegel kan?" tegas Alberto dengan enteng. Sungguh pria ini menganggap semuanya itu mudah dengan kacamatanya.
"Apa Papa pikir semudah itu mengakhiri sebuah hubungan yang telah di buat dihadapan Tuhan, malaikat dan juga para saksi manusia. Apa Papa memikirkan bagaimana nanti masa depan Annisa?" cecar Choki.
"Sudahlah, Zakaria. Jangan kau buat masalah ini menjadi rumit. Papa akan memberikan dia uang yang cukup untuknya membuka lembaran hidup baru di kota manapun. Papa juga akan memberikannya tempat tinggal maupun pekerjaan. Itulah bukan hal yang sulit bagi Papa. Asalkan kalian tidak lagi berhubungan. Anggap saja ini semua hanyalah skenario sementara," tutur Alberto lagi yang mana hal itu membuat Choki terperangah.
Tak menyangka jika sang Papa selalu menganggap mudah setiap hal dan mengkaitkannya dengan uang serta kekuasaan yang dia punya.
"Tau apa Papa tentang skenario? Choki menikahinya di hadapan Tuhan dengan agama yang kita anut. Sebuah keyakinan bahwa perjanjian suci adalah satu hal yang sakral. Memangnya, Choki laki-laki seperti apa yang dengan sebegitu mudahnya akan mengingkari janji?" tukas Choki, membuat Alberto semakin naik pitam.
"Kau adalah anak Papa. Jadi, lakukan apa yang ku katakan. Karena, kau bukan hanya membawa namamu saja lewat kejadian ini. Kau akan membawa nama baik keluarga Zakaria!" tegas Alberto lagi.
"Apa yang Choki lakukan ini bukanlah sesuatu aib, Pa. Choki menikahi Annisa hanya karena salah paham dari warga bukan karena kamu berdua benar-benar berzina. Choki bisa buktikan bahwa sampai sekarang, gadis itu masih perawan!" tegas Choki membalas kata-kata sang papa.
Mendengar kenyataan bahwa Annisa masih terjaga kegadisannya, Eliana dan Alberto terkesiap kaget.
"Apa, Nak? Gadis itu masih perawan? Kalian kan sudah menikah, kenapa bisa?" heran Eliana.
"Kami berdua tidak saling kenal sebelumnya. Kami berdua terpaksa menikah karena keadaan. Semua demi menjaga nama baik Annisa dan juga kampung tersebut. Karenanya, kami memutuskan untuk menjalani semuanya secara perlahan. Awalnya, Choki juga ingin meninggalkan Annisa. Tetapi, gadis itu begitu menghargaiku. Tanpa tau darimana asal usulku berasal. Bahkan Annisa, telah mengorbankan segalanya. Kami pindah pun karena namanya telah tercoreng di kampung itu," jelas Choki berharap kedua orang tuanya mengerti dan mau menerima Annisa.
"Tidak! Papa tetap tidak bisa menerima pernikahan kalian. Kau masih muda dan belum lulus kuliah. Seandainya Papa menikahimu pun dengan gadis yang berasal dari kalangan kita. Semua telah papa rencanakan mau jangan merusaknya Zakaria!" kecam Alberto.
Napas pria itu memburu karena emosi. Sang putra begitu keras kepala mempertahankan pernikahannya yang bagi Alberto hanya permainan dan bisa diakhiri dengan mudah.
"Papamu benar, Nak. Tolong pikirkan nama baik kami. Mama akan mencarikanmu istri yang sesuai dengan kita. Kau tidak perlu terjebak dengan hubungan yang tercipta hanya karena sebuah ketidaksengajaan ini," tambah Eliana.
"Mama dan Papa tidak mengerti. Choki, meskipun belum meniduri Annisa tetapi sudah melihat hampir seluruh auratnya. Dan, Choki telah berjanji tidak akan meninggalkannya apapun yang terjadi. Lagipula, Annisa, seperti ini karena Choki. Dan sebagai laki-laki sejati maka aku akan bertanggung jawab. Atas atau tanpa ijin dan restu dari kalian. Choki yakin, kami berdua bersatu karena campur tangan Tuhan!" jelas Choki dengan nada bicara tegas yang tak bisa dibantah lagi.
"Kamu tidak memiliki apapun untuk menghidupinya, Zakaria!" geram Alberto yang menahan gemeletak pada gerahamnya.
"Choki tidak akan meminta uang pada Papa. Karena, Annisa memang tanggung jawab Choki," jawabnya.
"Jangan sombong kau Zakaria! Kau ini hanya tau mengabiskan uang Papa selama ini. Kau hidup pun dengan uang Papa. Bagaimana bisa kau berpikir, untuk menghidupi orang lain!" Alberto nampak benar-benar marah saat ini. Kedua mata pria itu bahkan sudah memerah dengan rahang yang mengeras.
Akan tetapi, Choki tak bergeming dan tetap pada pendiriannya.
Pemuda itu telah memutuskan untuk bertanggung jawab pada gadis itu. Choki hanya mengikuti apa kata hatinya. Karena dia sekali tidak paham tentang hukum pernikahan maupun tanggung jawab. Tetapi, nalurinya berkata untuk tidak akan pernah meninggalkan gadis itu karena apapun.
Choki, melihat bagaimana perjuangan dan pengorbanan Annisa untuknya selama ini. Gadis itu telah menyelamatkan nyawanya. Bagaimanapun Choki berhutang nyawa pada Annisa. Selain itu, Choki merasa tak sampai hati mengingkari janjinya pada sang istri.
Wanita yang ia anggap buruk rupa tertarik nyatanya cantik luar biasa.
Sehingga, Choki merasa ini semua adalah anugerah untuknya yang di bungkus dengan musibah.
"Bukan begitu maksud Choki, Pa. Aku, hanya ingin menjadi pribadi yang lebih baik, dan Aku yakin bahwa Annisa bisa mengarahkanku kesana. Selama ini, kita tidaklah berada di jalur yang benar, meskipun agama yang kita anut adalah benar," jelas Choki.
"Cih. Kau bahkan sudah bermain mendikte dan menceramahi papa mu ini. Gadis itu nyatanya hanya akan membawa pengaruh buruk padamu!"
Choki terdiam. Tak ada lagi niatnya untuk membalas setiap perkataan sang papa. Percuma, pria ini telah di butakan oleh pendapatnya sendiri. Sang papa selalu merasa benar dengan segala persepsinya. Percuma meskipun, Choki mati-matian membela diri maupun Annisa.
"Terserah Papa. Maaf, Choki tidak bisa menuruti keinginanmu lagi," tolak Choki tegas. Lalu pemuda itu memutar tubuhnya untuk berlalu meninggalkan kedua orang tuanya.
"Selangkah kau pergi meninggalkan kami, jangan harap kau akan mendapatkan sepeserpun harta dari Papa!" ancam Alberto. Baginya hanya ini jalan satu-satunya untuk mempertahankan sang putra. Karena setau Alberto sejak kecil putranya ini sudah bergantung dengan materi dan fasilitas yang ia berikan.
Choki menggeleng pelan dengan senyum getir.
Ternyata sang papa selama ini mengira bahwa dirinya cukup dengan materi saja yang selalu pria itu jejalkan padanya. Tanpa Alberto tau bahwa Choki bahkan seorang kali tidur di emperan toko dan rumah singgah hanya karena tak ingin merasa kesepian.
Sehingga, bukan hal yang asing dan sulit baginya hidup tanpa fasilitas dari sang papa.
"Jadi, selama ini ... itulah yang Papa dan Mama pikirkan. Menurut kalian, harta dan materi berlimpah itu sudah cukup untuk membahagiakan aku? Jika iya, kenapa aku bisa terdampar hidup dengan orang-orang jalanan? Dimana sebagian dari mereka adalah anak yang tanpa harta dan juga orangtua?" tandas Choki tanpa menoleh sedikitpun ketika berbicara.
Kedua mata serta hatinya sudah memanas.
Tak mengira jika kedua orangtuanya menganggap dirinya hanya sebatas itu.
Ia pikir, dirinya akan lebih berharga dari apapun juga.
Ia pikir, untuk sekali ini sang papa tidak mengatur hidupnya dan mau menuruti keinginannya.
"Choki, tidak akan menggunakan uang Papa lagi sepeserpun! Sekalipun, sebagai putramu aku memiliki hak untuk menikmatinya. Tetapi, aku sadar bahwa kini aku sudah dewasa, biarkan Choki menempuh jalan hidup sendiri saat ini. Meskipun, selama ini Choki memang telah terbiasa menjalani hidup tanpa kalian."
Pemuda itu melangkah pergi tanpa menanti tanggapan dari Alberto. Eliana tak bisa diam saja. Wanita itu tak mau kehilangan sang putra.
"Choki tunggu Mama!"
...Bersambung...
Jazakillah khairan author
👍👍👍👍👍
ana uhibbuki fillah untuk perempuan