Pria, 30 tahun. keturunan gelap dari pewaris utama klan, terpaksa menikah untuk memangkas opini keluarga tentang kehidupannya dan demi kesepakatan-kesepakatan lainnya demi menjaga kehormatan klan.
"Bagian mana dari tubuhku yang membuatmu tak pernah berselera untuk menyentuhnya," protes Dorrota sambil menanggalkan seluruh pakaiannya.
"Aku bukannya tak berselera, tapi..."
"Jadi benar kabar yang kudengar, kamu memiliki wanita lain. Ah, bukan! tapi Pria lain!"
"Aku tidak peduli apapun yang kamu pikirkan, kesepakatan tetaplah kesepakatan. Ingat batasanmu!" ucap tegas Math Male meninggalkan Dorrota yang terisak dalam kemarahan dan kekecewaannya.
mampukah Dorrota mengambil hati Math Male?
ataukah Math Male akan menemukan hati yang lainnya?
.......
Hallo reader, karya ini hanya berdasarkan imajinasi author sepenuhnya. jika ada kesamaan nama tokoh, latar atau kejadian, hanya merupakan kebetulan yang tidak disengaja.
selamat membaca,
Salam, author Yoshua,
Semoga Semua Bebahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 21
"Meskipun aku kehilangan beberapa pasukan, dan beberapa lainnya terluka, tapi kami berterimakasih berkat kalian, tempat ini kembali aman," ucap Mattew.
"Ayolah tuan Mattew, kita sepakat akan menjadikan kerjasama ini sebagai bagian dari keluarga. Lihatlah, anak-anak kita saling jatuh cinta. Aku yakin mereka akan menjadi pasangan terbaik di klan ini," sahut Xillas sambil menunjuk Math dan Dorrota yang bekerja sama membantu para pria yang terluka.
"Ah, benar sekali, mereka begitu kompak dan saling mendukung." Mattew memperlihatkan tatapan teduh merasa bahagia melihat Math tiba-tiba berubah menjadi sosok peduli dengan hal-hal lain.
"Ayah, diluar istana masih terjadi perang hebat melawan pasukan Zuba yang terlalu banyak. Aku akan turun tangan bersama Zurick." Redrik melapor sambil bergegas membawa pasukan lagi menuju luar dinding istana.
"Baiklah, berhati-hatilah."
Mattew memerintahkan beberapa perempuan dan laki-laki yang bertugas membersihkan dan menata ulang aula dan beberapa tempat di bagian istana yang berantakan karena perang. Noda-noda darah yang tercecer pun segera dibersihkan oleh orang-orang yang ditunjuk Mattew.
"Math, benarkah kamu jatuh cinta pada Dorrota? Tak biasanya kamu begitu penurut." Salah satu sepupu Math datang menyela saat Math masih membantu merawat beberapa orang yang terluka.
"Memangnya kenapa?" Math menyahut seperlunya.
"Aku tahu semua kamu lakukan hanya untuk mendapatkan tahta kepemimpinan kan? Dasar serakah!" Polland begitu picik menyerang Math
"Aku tidak perlu berusaha pun, aku menikah dengan siapapun, aku tetap akan menjadi pewaris utama, kalau kamu keberatan, kamu bisa mengajukan banding. Para tetua dan kakek, pasti bisa mendengarkan suaramu."
"Cih! lihat saja nanti, aku tidak akan membiarkan kemujuran selalu berpihak padamu. Aku tahu banyak rahasia busukmu." Polland tak berhenti mencerca.
"Semua orang di istana ini memiliki sisi busuk, tidak perlu mengajariku tentang hal itu."
"Benar apa katamu, tapi keluarga terburuk adalah keluargamu. Sifat ayahmu yang tak tahu malu, akhirnya menurun padamu."
"Jangan hubungkan aku dengan siapapun! Aku adalah aku. Aku punya cara sendiri untuk mengambil apa yang memang seharusnya menjadi milikku," ucap Math pongah.
"Hahaha... Kamu yakin hal itu? Kamu satu-satunya pria di tempat ini yang tidak memiliki kemampuan bertarung. Bagaimana bisa kamu menjadi pemimpin? Sungguh lucu kamu Math, Hahaha..." Polland terbahak dengan pemikirannya.
"Kita lihat saja nanti." Math seakan tak terpancing dengan semua sindiran Polland.
"Hmm, benar kita lihat saja nanti. Banyak rakyat yang tidak menyukaimu. Aku pastikan kamu tidak akan bisa mengambil tahta. Jadi aku harap kamu tidak akan kecewa nanti. Hahaha..." Poland tertawa keras, lalu beranjak meninggalkan Math.
"Aku sarankan jangan membuang-buang energimu, Polland. Usahamu tidak akan pernah berhasil," ucap Math menyunggingkan senyum licik di sebelah bibirnya.
"Oh, ya? Pemimpin homoseksual tak akan diterima oleh rakyat." Polland kembali mengajarkan hal yang entah belum terbukti kebenarannya.
"Jaga mulutmu Polland!! Anakku tidak seperti itu!" Kallida menyahut setelah tak sabar dengan celotehan Polland.
"Ah, bibi... Kalian sama saja pengecut. Hahah..."
"Polland!! Kamu!!"
"Kami mendengar semuanya nyonya, kami juga tidak bodoh. Semua kabar tentang tuan Math sudah tersebar. Kami sebagai orang biasa di klan ini, hanya menginginkan bukti jika tuan Math tidak sesuai dengan kabar itu. Tapi dari hal ini, kami justru semakin tahu jika keluarga kalian memang sangat payah." ujar seseorang yang juga berada di sana.
"Benar, jangan berpura-pura jadi manusia baik. Aku tidak sudi kalian bantu. Sebaiknya nyonya membawa putra haram itu pergi dari sini. Bodoh sekali nyonya ini mau menyayangi anak wanita kotor."
"Diam kalian semua!" Math berdiri dengan kasar, namun Kallida segera menarik lengan Math dan membawanya meninggalkan tempat itu.
"Cukup, Math, mereka bukan tandingan kita. Kita menyingkir saja. Percayalah kakekmu sangat menyayangimu, kita balas nanti."
Math pun merasa lelah dengan semua cibiran dan umpatan semua orang, kali ini ia memilih menyingkir mengikuti arahan ibu tirinya.
"Math, bisakah kita bicara? Ikuti kakek sekarang," ucap Mattew saat berpapasan dengan Math yang dituntun Kallida di lobi.
...****************...
To be continue...
klo Kallida penjara bawah tanah seumur hidup ☺️
bener tak nihh?
Jhonan ini ular berkepala dua ternyata, munafikk... dia kan adik kandung Tedd anaknya Zicha juga...
Math pasti shock klo tau pamannya yg brasa melindungi dan mendukungnya ternyata musuhnya.
Tabib Lucy yg mana tuhh, yg pernah meriksa Dorrota bkn yaak, yg dibayarr Kallida itu klo Dorrota ada masalah sama rahim nya?