NovelToon NovelToon
Kartina ( Kau Dan Dia Pemenang Nya)

Kartina ( Kau Dan Dia Pemenang Nya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: RESKI OEY

Tentang masalalu yang belum selesai, cinta karena terpaksa, rasa yang tak lagi sama, Restu yang tak berpihak, dan penyesalan yang selalu menghantui. terkadang, Kehilangan sering terjadi karena kesalahan kita sendiri. Begitu juga dengan Ares, Dia tidak pernah menganggap Kartina ada selama masalalu nya belum selesai. padahal jelas-jelas Kartina bertekad membantu Ares untuk lepas dari masalalu. Namun setelah berhasil, hubungan mereka terhalang restu, hingga pada akhirnya, keduanya memilih mengakhiri meski keduanya kembali ingin memiliki. akankah mereka kembali bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RESKI OEY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26. setia menunggumu.

Keesokan harinya, Kartina terkejut dengan kedatangan Fahri yang tiba-tiba ada di depan rumahnya. entah ada angin apa tiba-tiba cowok itu ke rumahnya. bukanya Fahri kecewa dengan penolakan Kartina waktu itu?

"Ri kamu ngapain ke sini?" Kartina benar-benar tidak mengerti dengan kedatangan Fahri ke rumahnya.

"Jemput kamu lah emang gak boleh?" Kartina yang mendengar itu bingung. apakah Fahri sudah memaafkan Kartina dan berdamai dengan dirinya sendiri?

Ternyata dugaannya tidak salah. Fahri mengajaknya untuk berangkat bareng. dalam rangka apa? bukanya kemarin cowok itu sempat menghilang beberapa waktu dan menjauh tiba-tiba?

"Kamu udah gak marah sama aku ri?" wajah Kartina terlihat bersedih.

"Ngapain marah? Kan kamu gak salah. aku di sini yang salah tin. terlalu buru-buru buat nyatain perasaan aku ke kamu. aku kira dengan cara itu aku bukan pecundang lagi tin. sekarang aku sadar bahwa perasaan itu tidak bisa di buru-buru. semua butuh waktunya." Fahri mulai menyadari itu.

"Selain butuh waktu cinta juga butuh perjuangan. Di sini aku siap nunggu sampai kapanpun itu. aku gak mau kita asing. aku sayang kamu tin." lanjut Fahri.

"Tapi mau sampai kapan ri? bahkan aku juga gak tau sampai kapan aku bisa lupain Ares."

"Sampai kamu siap."

Kartina yang mendengar itu terdiam. menatap Fahri dalam. ternyata cowok itu benar-benar tulus. tapi kenapa Kartina tidak bisa membalas pesannya? kenapa dia saat ada orang yang begitu menyayanginya. kenapa hatinya menolak? bukanya dengan cara kita memberi kesempatan buat orang baru bikin kita lupa dengan masalalu?

"Yaudah yuk kita berangkat sekarang" Kartina mengangguk. mereka pun segera naik ke atas motor lalu segera pergi menuju sekolah.

Di sisi lain Elisa dan Lilis menatap kesal dengan pemandangan yang baru saja dia lihat di parkiran. dimana Kartina dan Fahri kembali dekat. padahal jelas-jelas Fahri sempat menjauhi nya beberapa waktu. apa

"Gila tuh cewek gak tau malu banget sumpah."

"Kartina emang harus di beri pelajaran sa gak bisa di biarin."

Mereka berdua pun memutuskan untuk menghampiri Fahri dan Kartina ke parkiran.

"Bagus! gak tau diri banget ya kamu tin. bisa-bisanya udah nyakitin perasaan orang tiba-tiba langsung deketin Fahri lagi." ucap Elisa saat sudah berada di depan keduanya.

"Sa apaan sih aku yang minta Kartina buat bareng sama aku." timpal Fahri.

"Jadi kamu belain dia ri sekarang? aku gak habis pikir ya sama kamu. udah di sakiti di tolak masih aja ngarepin Kartina."

" Bukan urusan kamu sa aku belain Kartina karena aku sayang sama dia. kalau sampai aku lihat kamu gangguin Kartina lagi aku gak bakalan diem aja. ayo tin." setelah mengatakan itu, Fahri langsung menarik Kartina untuk pergi. meninggalkan Elisa sendirian di parkiran.

•••••

"Sa apaan sih!"

Saat Kartina tengah berjalan di koridor, tiba-tiba Elisa dan Lilis menarik sebelah tangannya secara kasar.

"Udah diem!" Elisa dan Lilis menarik paksa Kartina ke arah toilet. entah tujuannya apa Kartina tidak tahu.

"Sa sakit lepasin gak!" Kartina berusaha untuk memberontak, namun tenaganya tidak mampu mengendalikan tenaga kedua temannya.

Elisa dan Lilis pun berhasil membawa Kartina kedalam toilet perempuan. dari situ, mereka langsung mendorong Kartina hingga terjatuh ke bawah lantai.

"Lis cepat ambilin air."

Lilis berjalan cepat mengambil air satu ember untuk dia siram pada Kartina. setelah itu Lilis kembali memberikan satu ember air pada Elisa.

"Sa kamu mau ngapain?" Kartina terlihat panik.

"Ini pelajaran buat kamu!"

"Sa jangan sa."

Saat Elisa hendak menyiramnya, tiba-tiba Fahri menghalangi rencananya. Dengan cara Fahri mengambil ember itu dari tangan Elisa. lalu Fahri menyiram Elisa dari mulai atas kepala.

"Fahri!! Apaan sih! Jadi basah kan!" Elisa terlihat kesal dia tidak terima saat rencana nya tiba-tiba gagal karena Fahri.

Fahri tidak merespon ucapan Elisa. dia langsung berjongkok membantu Kartina untuk berdiri.

"Kamu gapapa kan tin?"

"Aku gapapa."

Fahri berjalan mendekat ke arah Elisa, menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

"Bisa gak! Sekali kalian gak usah gangguin Kartina. kalian gak sadar apa kalau kelakuan kalian itu udah keterlaluan! "

"Kamu kenapa belain dia terus sih Ri? dia itu gak baik buat kamu."

"Tau dari mana kalau dia gak baik buat aku hah? "

"Kamu lupa kalau dia pernah nyakitin kamu hah? dia masih terjebak di masalalu ri, sampai kapanpun dia gak bakalan milih kamu, asal kamu tau itu."

"Aku gak peduli, dan yang perlu kamu tahu. aku sayang sama Kartina. berapa lama pun aku siap buat nunggu dia." ucap Fahri.

Kartina yang mendengar itu terharu. sementara Elisa dia terlihat marah dan cemburu. Karena terlalu kecewa dimanan pembelaan selalu di salahkan Elisa pun memutuskan untuk pergi

"Awas aja kamu! Ayo Lis kita cabut."

••••••

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid sontak langsung memasukkan perlengkapan nya ke dalam tas. Satu persatu di antara mereka pun memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya, begitu juga dengan Kartina.

Sementara Lilis dan Elisa, mereka masih terdiam di dalam kelas. Elisa masih tidak terima semenjak kejadian tadi di toilet. Rasanya cewek itu ingin membalas dendam. untung saja, dia segera cepat meminjam baju ke kelas lain untuk ikut belajar, kebetulan kelas sebelah nya sedang olahraga, jadi dia bisa meminjam bajunya untuk sementara.

"Lis ikut sekarang." Elisa menarik sebelah tangan Lilis namun sahabatnya itu tampak diam.

"Ngapain lagi sa, jangan bilang kamu mau ngerjain Kartina lagi." tebak Lilis dan itu memang benar.

"Ya harus lah, gara-gara dia baju aku jadi basah!"

"Sorry aku gak bisa sa. kamu udah keterlaluan sama Kartina. dulu kita bertiga sahabatan loh sa. cuma karena Fahri sukanya sama Kartina bukan berarti kamu harus hancurkan persahabatan kita. Sahabat lebih penting dari pada cowok."

"Kok kamu jadi malah belain dia juga sih Lis."

"Setelah aku pikir-pikir yang salah itu kamu sa. bukan Kartina. aku harap dengan cara aku ngomong kaya gini kamu bisa mikir. semua rencana kamu itu keterlaluan." setelah mengatakan itu pada Elisa. Lilis memutuskan untuk pergi meninggalkan nya sendirian.

"Lilis! awas kamu ya!"

••••••

Sesampainya Elisa di depan rumah dia segera turun dari dalam taxi. Elisa pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Saat Elisa membuka pintu, dia terkejut dengan kehadiran ayahnya yang tiba-tiba ada di rumah. tidak biasanya pria itu pulang cepat. dari tatapannya Elisa sudah mengetahui kalau ada sesuatu yang bikin ayahnya pulang cepat.

"Ayah.. tumben udah pulang." Elisa terlihat basa basi.

"Jawab pertanyaan ayah benar kamu di sekolah suka bully orang?" Pak Satya ayahnya Elisa terlihat marah. sorot kedua matanya terlihat tajam.

Elisa yang mendengar itu terkejut, ternyata feeling nya benar. Fahri, cowok itu sudah mengadu pada ayahnya mengenai masalah di sekolahnya.

"Bully? maksud ayah apasih Elisa gak ngerti." Elisa pura-pura tidak tahu. jujur sebenarnya Elisa takut kalau ayahnya akan menghukum nya lebih dari yang dulu-dulu.

"Kamu gak usah pura-pura gak ngerti. Fahri udah cerita semuanya sama ayah." Jelas

"Elisa bisa jel__"

PLAKKK

Pak Satya menampar putrinya begitu keras. tamparan itu begitu sakit saat Elisa rasakan. Meski itu sudah biasa dia rasakan setiap harinya, entah kenapa perasaanya tiba-tiba sakit. Bagi Elisa, ayahnya kali ini sudah keterlaluan, dia lebih memilih percaya sama orang lain di banding dirinya. Rasanya percuma dia menjelaskan semua keresahan nya, karena mau bagaimana pun, Elisa selalu salah di mata keluarganya.

"Ayah jahat! Elisa benci sama ayah!!" Elisa keluar rumah, dia berlari menuju rumah Fahri. keduanya memang tetangga. jadi tidak perlu naik kendaraan untuk bisa ke rumah nya.

Saat tiba di ambang pintu, Elisa menatap tajam Fahri yang kini sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Puas! udah bikin aku di marahin sama ayah hah!"

Fahri berdiri dari sofa, keduanya kini saling berhadapan dengan tatapan berbeda.

"Aku minta maaf sa, tapi jujur kamu udah keterlaluan sama Kartina. aku udah peringatkan berapa kali sama kamu tapi kamu masih tetap ngelakuin." Fahri menjawab dengan baik-baik.

Sebenarnya Fahri tidak tega melihat Elisa menangis. Tapi cewek itu sudah keterlaluan. mungkin dengan cara Fahri mengadu pada ayahnya. berharap Elisa bisa berubah.

"Kamu tau apa alasan aku benci sama Kartina?"

Fahri yang mendengar itu terdiam.

"Aku benci sama Kartina karena setiap hari kamu selalu bahas dia di depan aku" Fahri masih tidak mengerti apa yang di katakan Elisa.

"Kamu selalu bahas dia tapi kamu gak pernah nyadar sama perasaan aku ke kamu di. aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu." Elisa mengeluarkan apa yang selama ini dia pendam.

Fahri tersentak kaget. jadi selama ini Elisa..  lantas pada saat Fahri menanyakan perasaan Elisa kenapa cewek itu tidak jujur menjawab nya?

"Sejak kapan?"

"Sejak pertama kali kita ketemu."

"Maaf sa, aku gak punya perasaan lebih sama kamu, kamu udah aku anggap seperti adik aku sendiri."

Elisa yang mendengar itu tersenyum miris. Sebenarnya dia udah tau jawaban itu sebelumnya. Pasti Fahri akan menolaknya.

"Udah aku tebak, kamu emang dari dulu gak pernah suka sama aku ri, semua orang jahat, gak pernah ada yang ngertiin aku. Aku benci sama kamu!"

Setelah mengatakan itu, Elisa pergi dari rumah Fahri. dia berlari entah ke arah mana. Rasanya tempat dia pulang kini sudah hilang. hanya menyisakan kenangan pahit dengan seribu rasa sakit karena selalu tidak pernah di anggap.

•••••

1
Muhammad Rizkiamaludin
Pantengin terus!
Dyah Ayu
jadi meweeeekkk aku 😭😭😭
Dyah Ayu
please semoga pertemanan nya gak berantakan yaaa gara2 cwe
Muhammad Rizkiamaludin: hallo kak, staytune ya, maaf ceritanya maju mundur, ini emang cerita kisah nyata. jadi pantengin terus ya🤗
total 1 replies
Dyah Ayu
astgaaaaaa 🤣🤣
Dyah Ayu
ini salah satu contoh ,,akibat dari perceraian org tua
Dyah Ayu
kocak anjiirrr 🤣
Kartina Kartina
Ditunggu part selanjutnya🤗
Muhammad Rizkiamaludin
sudah update!!
Muhammad Rizkiamaludin
Sudah update 🫣
Black Jack
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
Muhammad Rizkiamaludin: staytune ya
total 1 replies
Alexander
Liat karakter kaya gini bener-bener bikin aku dapat inspirasi!
Muhammad Rizkiamaludin: BAB 4 aku udah update ya kak makasih 🤲
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!