NovelToon NovelToon
INTROSPEKSI

INTROSPEKSI

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjadi Pengusaha
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

Intrspeksi adalah kisah tentang Aldo dan Farin, pasangan yang telah bersama sejak SMA dan berhasil masuk universitas yang sama. Namun, hubungan mereka mulai terasa hambar karena Farin terlalu fokus pada pendidikan, membuat Aldo merasa kesepian.

Dalam pencarian kebahagiaan, Aldo berselingkuh dengan Kaira. Ketika Farin mengetahui perselingkuhan tersebut, dia melakukan introspeksi dan berusaha memperbaiki dirinya. Meskipun begitu, Farin akhirnya memilih untuk melepaskan Aldo, dan memulai hubungan baru dengan seseorang yang lebih menghargainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keinginan Aldo

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Selanjutnya

Rival, yang sejak awal sudah cenderung mendukung Kaira, dengan cepat menyahut, "Menurut gue, lo harus pilih Kaira. Kaira bisa kasih lo waktu yang lebih banyak. Lagian, dia jelas-jelas care sama lo."

Doni yang duduk di sebelah Rival mengangguk setuju. "Iya, gue juga setuju. Kaira tuh selalu ada buat lo, Do."

Bima menatap teman-temannya, mencoba menenangkan suasana yang mulai memanas. "Udah, udah. Ini urusan Aldo. Terlalu rumit kalau kita yang nentuin. Biar dia yang mutusin sendiri."

Ica, yang sejak tadi diam mendengarkan, kini ikut angkat bicara. "Aldo, apapun keputusan lo nanti, gue yakin lo bakal milih yang terbaik. Tapi lo harus benar-benar yakin, Do. Gue sama Eva, dan mungkin semua teman-teman di sini, bakal dukung lo, mau lo pilih Farin atau Kaira."

Eva mengangguk setuju. "Iya, kita bakal dukung lo, Do. Yang penting lo bahagia."

Aldo terdiam, merasakan dukungan dari teman-temannya yang sedikit memberikan rasa lega di tengah kebingungannya. Namun, dia juga tahu bahwa keputusan ini tidaklah mudah. Farin adalah seseorang yang telah bersama-sama dengannya melalui banyak hal, sementara Kaira datang dengan kehangatan dan perhatian yang membuatnya merasa nyaman.

"Aldo," lanjut Ica dengan lembut, "Gue tahu ini nggak mudah buat lo. Tapi lo harus jujur sama diri lo sendiri. Dengerin hati lo, siapa yang bener-bener lo sayang dan lo butuhin."

Aldo mengangguk pelan, tapi dalam hatinya, dia tahu bahwa keputusan ini akan membawa konsekuensi besar bagi hidupnya dan bagi orang-orang yang dia sayangi. Teman-temannya sudah memberikan dukungan penuh, tetapi dia harus menghadapi kenyataan ini sendirian. Kegalauan di wajahnya tidak bisa disembunyikan.

Setelah beberapa saat, Aldo menghela napas panjang. "Gue ngerti, dan gue bener-bener hargai dukungan kalian. Gue akan pikirin ini baik-baik."

Semua teman-temannya setuju dengan pernyataan Aldo. Mereka tidak ingin menambah tekanan, namun mereka juga tahu bahwa keputusan Aldo akan menentukan banyak hal ke depannya.

Malam itu, setelah semua temannya pulang, Aldo kembali termenung di kamarnya. Pikirannya terus berkecamuk antara Farin dan Kaira. Dia tahu, siapapun yang dipilihnya, akan ada hati yang terluka. Dan itu adalah hal terakhir yang tidak dia inginkan.

Aldo menatap keluar jendela, melihat langit malam yang penuh bintang. "Apa yang harus gue lakukan?" gumamnya dalam hati, berharap ada jawaban yang datang dari langit malam itu.

...***...

Di Taman

Beberapa hari kemudian, Aldo berjalan pelan memasuki taman kota, matanya menyapu sekeliling mencari sosok yang kini dirindukannya. Setelah beberapa saat, dia akhirnya melihat Farin duduk di bangku panjang bersama beberapa teman sekelasnya.

Mata Farin menyala ketika melihat Aldo, dan dia tak bisa menyembunyikan senyum lebar yang menghiasi wajahnya. Segera setelah Aldo mendekat, Farin melambaikan tangan dan berdiri untuk menyambutnya.

"Aldo! Kamu sudah datang," kata Farin dengan senyum yang masih bertahan di wajahnya. "Tunggu sebentar ya, aku hampir selesai mengerjakan tugas kelompok ini."

Aldo mengangguk dan mengucapkan, "Tentu, tidak masalah. Aku bisa menunggu."

Meski kata-katanya terdengar santai, dalam hati Aldo masih dihantui perbedaan antara Farin dan Kaira. Dia teringat kembali saat-saat bersama Kaira, bagaimana Kaira selalu membuatnya merasa diterima, dihibur, dan dihargai. Saat dia datang menemui Kaira di tengah tugas kelompok, Kaira selalu memastikan Aldo tidak merasa diabaikan. Dia akan mengajaknya duduk bersama, menawarkan makanan, dan membuat percakapan ringan agar Aldo tidak merasa canggung.

Namun, saat ini Aldo melihat Farin yang fokus menyelesaikan tugasnya. Farin bukan tipe yang akan mencubit atau menggoda ringan seperti Kaira, tetapi senyumnya kepada Aldo, walau singkat, membuat Aldo merasakan kehangatan yang berbeda. Farin selalu memastikan tugasnya selesai dengan baik, dan Aldo menghargai itu, meskipun dia tidak bisa menghilangkan pikiran bahwa hubungan mereka terasa lebih formal dibandingkan dengan apa yang dia alami bersama Kaira.

Beberapa menit kemudian, Farin menyelesaikan tugasnya dan menghampiri Aldo. "Maaf ya, sudah menunggu. Yuk, kita jalan-jalan sebentar?"

Aldo tersenyum tipis, "Nggak apa-apa, aku senang bisa melihatmu serius seperti tadi."

Mereka berjalan bersama menuju area yang lebih sepi di taman, di mana mereka bisa berbicara dengan lebih leluasa. Farin menggandeng lengan Aldo, sebuah gestur yang sederhana namun menenangkan hati Aldo. Meski dalam benaknya masih berkecamuk tentang perbedaan antara Farin dan Kaira, dia mencoba fokus pada saat ini.

"Aku rindu kamu," kata Aldo pelan setelah mereka duduk di bangku taman yang menghadap ke kolam kecil.

"Aku juga rindu kamu, Al," jawab Farin sambil menatap wajah Aldo dengan tulus. "Maaf ya, kalau belakangan ini aku sibuk banget. Tugas dan kegiatan kampus makin banyak."

Aldo menggeleng, "Nggak perlu minta maaf, Farin. Aku tahu kamu punya banyak tanggung jawab. Aku cuma... aku cuma ingin kita punya waktu lebih banyak bersama. Aku merasa akhir-akhir ini kita jadi agak jauh."

Farin menarik napas dalam, lalu menatap Aldo dengan mata yang serius namun lembut. "Aku juga merasakan hal yang sama. Makanya, aku pengen kita selalu terbuka satu sama lain. Kalau ada yang mengganggu pikiranmu, Aldo, aku ingin kamu bilang."

Aldo terdiam sejenak, berusaha menyusun kata-kata yang tepat. Dia tidak ingin menyakiti perasaan Farin, tapi pikirannya terus kembali ke perbandingan antara Farin dan Kaira. "Farin... aku tahu kita sudah lama bersama, dan aku nggak pernah meragukan perasaanku ke kamu. Tapi aku juga nggak bisa bohong, belakangan ini aku merasa ada sesuatu yang berbeda."

Farin mengerutkan kening, bingung, namun tetap tenang. "Apa yang kamu rasakan, Al? Aku pengen tahu, jadi kita bisa cari jalan keluarnya bersama."

Aldo mendesah, "Aku nggak tahu harus gimana ngomongnya. Aku merasa... kadang kita terlalu serius. Aku suka melihat kamu fokus dan bertanggung jawab, itu salah satu hal yang bikin aku sayang sama kamu. Tapi kadang aku juga merindukan kehangatan, keceriaan yang spontan. Aku... aku cuma pengen kita lebih rileks, mungkin lebih sering menghabiskan waktu tanpa beban tugas atau pekerjaan."

Farin tersenyum tipis, berusaha mengerti apa yang Aldo maksud. "Kamu benar, Al. Kita memang sudah lama nggak punya waktu buat santai bersama. Mungkin aku terlalu terfokus pada tugas-tugas, sampai lupa kalau hubungan kita juga butuh perhatian."

Aldo menatap Farin, merasa sedikit lega karena Farin memahami perasaannya. "Aku nggak minta kamu berubah, Farin. Aku cuma pengen kita berusaha lebih seimbang. Aku juga nggak pengen kita jadi seperti orang lain, aku suka kamu yang seperti ini. Tapi, mungkin kita bisa coba untuk lebih sering tertawa bersama, melakukan hal-hal yang kita sukai, bukan hanya yang perlu kita lakukan."

Farin mengangguk setuju, "Aku setuju. Mari kita coba, Aldo. Kita cari cara untuk bikin hubungan kita tetap sehat dan bahagia, tanpa harus kehilangan siapa kita sebenarnya."

Percakapan mereka terus mengalir dengan lebih ringan setelah itu. Farin menceritakan beberapa hal lucu yang terjadi saat tugas kelompok, dan Aldo tertawa mendengarnya. Meski di benak Aldo masih ada sedikit keraguan, malam itu membuatnya menyadari bahwa hubungan dengan Farin adalah tentang keaslian, bukan hanya tentang keceriaan atau spontanitas. Farin adalah seseorang yang bisa dia andalkan, dan meski kadang hubungan mereka terasa serius, itu tidak berarti mereka tidak bisa menemukan cara untuk membuatnya lebih menyenangkan.

Saat mereka beranjak pulang, Aldo merasa hatinya sedikit lebih ringan. Meski perbedaan antara Farin dan Kaira masih sering muncul dalam pikirannya, dia tahu bahwa Farin adalah seseorang yang dia pilih karena berbagai alasan, dan dia ingin memberi kesempatan pada hubungan ini untuk tumbuh dan berkembang dengan caranya sendiri.

"Aku sayang kamu, Farin," kata Aldo pelan saat mereka berjalan berdampingan keluar dari taman.

Farin menoleh dan tersenyum lembut. "Aku juga sayang kamu, Aldo. Dan aku akan selalu berusaha untuk membuat kita tetap bahagia."

Aldo menggenggam tangan Farin lebih erat, merasa bahwa meski mereka berbeda, perasaan mereka masih terasa cukup kuat.

1
Devliandika
keren kak,, baru mampir kesini,, salam kenal kak.. 😊🙏
saling follow boleh kak🙏😊
Devliandika: siap kak.. 🤗
Fa🍁: iya salam, ok folback ya
total 2 replies
Nayla Nazafarin
jodohnya masih abu2,
yura nanti lama2 ky kayra
RN
hmm... takutnya nanti kayra jatuh cinta sama Hans...ooohhh... tidak 🙅
Tika
Sedih y
RN
semangat babang Hans 💪💪
Fa🍁
penasaran katanya
Fa🍁
🥲
RN
dasar tidak punya malu s kayra ini 😡
Nayla Nazafarin
jelaslah kmu g bisa bikin farin kebakaran jenggot,krn dia udah persiapan sebelum mundur..
Fa🍁: betul-betul
total 1 replies
Nayla Nazafarin
Aldo2..harusnya kmu itu INTROSPEKSI DIRI!!!bukn malah nyalahin orang,siapa suruh kmu ikut tarohan!!!
Nayla Nazafarin
udahlah nobar sma Hans aj..
Nayla Nazafarin
suka gaya lo Hans..jngn kecewain aq y..
Nayla Nazafarin
ayo hans tegakkan keadilan&kebenaran!! suruh farin membuka mata&hatinya!!
Nayla Nazafarin
aq berharap pas nonton bareng farin ktemu aldo&kaira,jngn terus mnjd bodoh..farin
Nayla Nazafarin
mual sma pmikiran aldo..egois bngt
Nayla Nazafarin
lepasin aj aldo farin..untuk ap laki ky gitu di pertahanin
Nayla Nazafarin
y ampun Hans..
RN
GK sadar,, padahal dia yg mengkhianati farin kok bisa2 y nyalahin orang...hmm enaknya d apain s Aldo ini 😡
Fa🍁: Diapain ya 🤔
total 1 replies
Musri
yess....yess....yess...rasain tu aldo,mng enak sakit hati🤭🤣🤣
Fa🍁: Gak enak kata si Aldo
total 1 replies
Nur Janna
kamu akan tau sakit ya itu kehilangan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!