NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Clareance

Takdir Cinta Clareance

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:58.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Budi Asih

Sejak kecil Rea seorang anak tunggal terlalu bergantung pada Jayden. Laki-laki sok jagoan yang selalu ingin melindunginya. Meskipun sok jagoan dan kadang menyebalkan, tapi Jayden adalah orang yang tidak pernah meninggalkan Rea dalam keadaan apapun. Jayden selalu ada di kehidupan Rea. Hingga saat Altan Bagaskara tidak datang di hari pernikahannya dengan Rea, Jayden dengan jiwa heroiknya tiba-tiba menawarkan diri untuk menjadi pengganti mempelai pria. Lalu, mampukah mereka berdua mempertahankan biduk rumah tangga, di saat orang-orang dari masa lalu hadir dan mengusik pernikahan mereka?



Selamat Membaca ya!


Semoga suka. 🤩🤩🤩

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Budi Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 18

"Kamu belum melihat rekaman di media sosial? Jelas-jelas Clareance yang menyerangku duluan!"

"Oh, ya? Lalu bagaimana dengan kejadian lima tahun yang lalu? Bukankah kamu yang sering menyerang Clareance duluan? Apa kamu sudah lupa dengan gadis yang kamu seret ke gudang waktu itu?"

"A-aku ... bukan aku, Jayden. Kamu ... kamu salah orang." Merryana Mendadak pucat, bahkan dia tak sanggup merangkai kata-kata dengan baik untuk merespons ucapan Jayden. Lidahnya keluh, jantungnya berdebar hebat karna takut.

Sementara Jayden hanya tersenyum sinis lalu bangkit dari duduknya, sebelum ia kembali melayangkan tatapan tajam ke arah Merryana.

"Aku peringatkan kamu sekali lagi, Merryana Angelia Ivander. Jangan pernah mengusik kehidupan Clareance. Atau kamu akan berhadapan langsung denganku!"

"Kayaknya aku nyerah saja, deh, Lun," keluh Brigita.

Gadis cantik itu duduk lesu di kursi pantry kantor. Menatap secangkir kopi instan yang sudah berubah dingin. Sejak pertemuan terakhirnya dengan Jayden beberapa waktu lalu, Brigita belum menghubungi pria itu lagi.

Jangan di tanya perasaannya waktu Jayden tiba-tiba bergegas pergi setelah menerima telpon dari Clareance. Brigita benar-benar merasa tersinggung. Padahal Jayden sedang mengajaknya makan malam. Tapi, hanya karna satu panggilan dari foto model bernama Clareance itu, semuanya jadi berantakan.

"Mas Jayden tuh nggak tertarik sama aku," sambungnya dengan bibir mengerucut. Sebelah tangannya menopang dagu di hadapan Kaluna, adik kandung Jayden.

"Sabar, ya," ucap Kaluna berusaha menenangkan sahabatnya.

"Mas Jayden memang begitu orangnya. Kelihatannya saja kayak nggak peduli, tapi sebenarnya dia baik dan perhatian, kok."

"Iya, aku tahu. Tapi masalahnya, perhatian dia itu bukan buat aku, Lun. Aku nggak bodoh, ya. Kakak kamu tuh jelas-jelas suka sama Clareance."

Seketika tawa Kaluna meledak, membuat Brigita mengernyit heran.

"Git, dengerin aku, ya. Mas Jayden sama Mbak Rea itu sudah temanan sejak kecil. Dulu, rumah kita sebelahan. Kamu tahu nggak, bulan depan, Mbak Rea tuh sudah mau nikah sama calon suaminya. Jadi, nggak mungkin mas Jayden suka sama mbak Rea. Nggak masuk akal," terang Kaluna masih dengan sisa tawa dan kibasan tangan, menyangkal kecurigaan Brigita.

"Masa, sih? Tapi ...."

"Sudahlah, kamu percaya saja sama aku. Dulu nyokap sering banget nyindir-nyindir mas Jayden supaya dia mau pacaran sama Mbak Rea. Tapi kamu tahu apa jawabannya waktu itu?"

"Apa?" Brigita mendongak penasaran.

"Mas Jayden bilang kalau Mbak Rea itu bukan tipenya dia. Gila nggak, sih? Sok ganteng banget kakakku."

"Oh, ya?" Belalak Brigita tak percaya. Padahal di luar sana banyak sekali yang mengidolakan Clareance.

"Terus tipe mas Jayden itu yang seperti apa?"

"Ya seperti kamu. Cewek sederhana, jago masak, punya karir yang nggak ada hubungannya sama dunia hiburan, dan yang paling penting harus bisa dekat sama keluarga."

Senyum Brigita seketika terbit mendengar ucapan Kaluna. Pundaknya yang tadi terkulai lemas, kini kembali tegak. Seolah dia baru saja melihat cahaya dalam gelapnya malam.

"Serius? Cuma itu doang? Kamu nggak bohong, kan?"

Kaluna menggeleng mantap.

"Atau kamu cuma mau nyenengin hati aku saja, nih?"

"Enggak, Git. Memang kenyataannya kayak begitu, kok. Kalau mas Jayden memang suka beneran sama Mbak Rea, sudah dari dulu-dulu kali mereka pacaran. Lagian, mas Jayden nggak terlalu suka sama cewek yang kehidupannya jadi konsumsi publik. Kamu tahu sendiri kan siapa Mbak Rea. Dia itu model dan bintang iklan yang sudah punya nama besar."

"Iya, aku tahu," sahut Brigita sedikit cemberut, karna merasa iri dengan kedekatan Jayden dan Clareance. Juga karna kecantikan dan bentuk tubuh perempuan itu yang nyaris sempurna.

Meskipun Kaluna sudah berusaha menyakinkan dirinya tentang hubungan Jayden dan Rea. Tapi, tetap saja Brigita merasa ada yang janggal.

"Git ...." Kaluna mengusap punggung tangan Brigita yang masih terlihat gusar.

"Sudah tenang saja. Nanti aku bantuin supaya kamu bisa lebih dekat sama Mas Jayden."

"Makasih, ya."

"Nggak usah bilang makasih. Aku ngelakuin ini semua karna tahu kalau kamu itu cewek baik-baik. Juga karna Mama suka banget sama kamu, Git. Beliau sering banget nanyain kalau kamu jarang mampir ke rumah. Makanya, aku merasa kalau Mas Jayden memang pantas dapatin cewek yang baik dan perhatian seperti kamu."

Brigita tersenyum lega. Setidaknya, dia sudah mendapatkan restu dari keluarga dekat Jayden. Sekarang, saatnya dia memikirkan cara untuk mendapatkan hati pria tampan itu.

÷÷÷÷÷

"Gila, ya. Bisa-bisanya kamu ketemu dia lagi! Coba saja waktu itu ada aku pasti sudah habis kupukuli wajahnya si Clareance itu," geram Tamara sambil mengepalkan kedua tangannya di depan wajah Merryana.

Sementara Merryana hanya tersenyum miring. Wajahnya yang di pulas makeup tebal tampak kemerahan karna mabuk. Setelah Jayden mengancamnya tadi pagi, rasanya dunia Merryana yang semula damai menjadi jungkir balik. Berbagai perasaan berkecamuk di dadanya. Dan semua rasa itu membuat kebenciannya pada Clareance semakin menjadi-jadi.

"Terus kenapa kamu nggak jadi laporin dia ke polisi?"

"Jayden suruh aku jangan gangguin Rea lagi, atau aku akan menghadapinya."

"Dan kamu nurut begitu saja? Bodoh!" Seru Tamara berapi-api. Gadis tomboy itu adalah salah satu teman sekolah Merryana yang juga ikut merundung Clareance, karna itulah dia juga mengenal Jayden dengan baik.

"Jangan bilang kamu masih suka sama dia."

Merryana terdiam. Dia memang masih menyukai Jayden. Perasaannya bahkan belum berubah sedikit pun pada pria itu. Meski sejak dulu cintanya hanyalah bertepuk sebelah tangan. Sama seperti gadis-gadis lain di sekolahnya yang menyukai Jayden. Mereka hanya bisa mengagumi dari jauh dan berharap suatu hari bisa meraih cinta seorang Jayden Biru Atmaga.

Tapi, kenyataan memang tak seindah bayangan. Hingga lima tahun berlalu, nyatanya Jayden tak pernah berubah. Pria itu masih jauh dari jangkauan Merryana. Bahkan semakin jauh tak tergapai, saat ia menyadari bahwa Jayden masih dekat dengan Clareance yang sudah berubah secara fisik maupun penampilan.

"Kayaknya mereka berdua pacaran," gumam Merryana usai meneguk sisa red wine miliknya hingga tandas.

"Siapa? Jayden sama Clareance?"

Merryana menaikkan kedua alisnya yang berujung runcing.

"Kamu yakin? Jangan asal tebak, Merr."

"Entahlah. Kamu nggak lihat bagaimana penampilan Clareance sekarang. Beda banget sama cewek yang dulu pernah kita kurung di gudang. Dia sudah berubah, Tam. Berubah total!"

"Terus apa hubungannya sama kamu? Sudahlah, mereka itu cuma masa lalu. Kalau Jayden pacaran sama Rea ya sudah biarin saja, itu nggak ada urusannya sama kamu. Mendingan kamu urus diri kamu sendiri, gih," ketus Tamara, mulai lelah dengan sikap Merryana.

"Aku masih cinta sama dia, Tam."

Seketika kedua mata Tamara membelalak.

"Seriously? Are you stupid, baby girl? Kayak nggak ada cowok lain saja, Merr."

"Memang nggak ada," sahut Merryana sinis.

"Nggak ada cowok lain di hatiku selain dia!" Tegasnya sedikit emosi.

Beruntung mereka sedang ada di apartemen Tamara. Jadi Merryana tak perlu membuat keributan dengan pengunjung lain karna mabuk.

"Sayangnya, dia sudah tahu siapa aku, Tam. Dia tahu kalau aku dulu pernah berbuat jahat sama Clareance. Dia masih ingat. Dia pasti benci banget sama aku, Tam," rengek Merryana mulai mengacak rambutnya sendiri. Gadis itu menangis meraung-raung seperti anak kecil yang kehilangan mainannya.

Tak ada yang bisa Tamara lakukan selain memeluk sahabatnya itu agar lebih tenang. Dia tahu Merryana sejak dulu memang menyukai Jayden. Tapi, dia tidak tahu kalau perasaan Merryana ternyata sedalam itu.

"Sudah, tak usah menangis. Ada sesuatu yang nggak kamu tahu tentang mereka berdua."

"Apa?" Merryana mendongak, melepaskan pelukan Tamara.

"Kemarin, aku nggak sengaja baca di sosial media. Di sana tertulis kalau Clareance akan menikah dalam waktu dekat. Tapi, bukan sama Jayden. Dia menikahi pria lain itu artinya, mereka berdua tidak menjalin hubungan asmara."

Merryana mengerjap. Air matanya dari tadi meleleh seketika surut, berganti tarikan senyum di kedua sudut bibirnya.

÷÷÷÷÷

"Siapa yang mengijinin kamu minta tolong sama dia?!" Geram Altan pada Clareance, saat ia mengetahui bahwa Jayden masih ikut campur dalam urusan calon istrinya.

1
EMBER/FIGHT
Hormat senior /Smirk/
Dewi_risman25: semoga suka dan menghibur, jangan sampai di skip/loncat babnya ya, selamat membaca 😊
total 1 replies
Dewi_risman25
Semoga Suka jangan di lompat-lompat baca Babnya ya, dan ikuti terus ceritanya hingga tamat 😘🙂
Renesme
Bagus ceritanya bisa menghibur 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!