Namanya ezella, seorang wanita pembunuh bayaran yang kembali ke negaranya dengan tujuan balas dendam.
saat menjalankan misi balas dendamnya, ezella bertemu kembali dengan masa lalu yang menciptakan luka sekaligus sumber bahagia untuk wanita itu.
disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
anda orang asing
"apa yang terjadi?" saat ini Ezella tengah berada di markas setelah menitipkan putrinya pada Giselle yang masih berada di rumah sakit. kedua orang tuanya tadi sudah Ezella suruh pulang, sementara Sagara masih di ruang rawat untuk mengistirahatkan diri setelah mendonorkan beberapa kantong darah untuk sang putri.
"kecelakaan Cassie di sengaja, aku berhasil memulihkan jejak CCTV jalanan di lokasi kejadian, dia adalah orang suruhan Leonard" mendengar itu Ezella mengepal tangannya, pria itu lagi, apa mereka sudah mengetahui tentangnya? .
"apa mereka mengetahui sesuatu?" tanya Ezella memastikan, tapi jika di pikir kembali tentu saja mereka mengetahui hal itu karena tidak mungkin juga Leonard menargetkan Cassie jika dia tidak tahu.
"dia ternyata menyelidikinya setelah laporan dari sang asisten waktu itu, ternyata dia cukup cepat mendapati informasinya, mungkin kita terlalu lengah" Abian kembali menghadap layar komputer, Ezella berpikir keras, sama halnya dengan kubu Elena yang juga berpikir keras, malam ini pun Ezella, Abian dan yang lainnya tadi juga berdiskusi, tapi sekarang sudah selesai dan Ezella berada di ruangan Abian.
"apa anda tidak akan kembali ke rumah sakit malam ini nona?" tanya Abian bingung menatap Ezella yang sejak tadi diam.
"Giselle ada disana, aku masih bingung apa yang harus ku lakukan setelah ini Bian. harusnya kak Saga belum boleh tahu soal ini tapi semua di luar kendali dan sesuatu yang menimpa Cassie terpaksa mempertemukan kami" ujar Ezella menyampaikan kegelisahannya yang sejak tadi dia pendam. jika saja Sagara tidak berontak dan mau memberikan darahnya begitu saja mungkin Ezella tidak akan menampakan dirinya lebih dulu, dia sudah berencana jauh jauh hari untuk tidak menemui Sagara dulu tapi hari ini semuanya berjalan begitu saja.
"nggak apa apa nona, bukankah itu lebih baik, tuan Saga juga perlu mengetahui itu kan?"
"iya perlu, tapi sekarang waktunya tidak pas aja gitu, apalagi sekarang dia belum cerai dengan Elena, takutnya dia dalam bahaya" tidak bisa di pungkiri bahwa Ezella mencemaskan keselamatan pria itu juga, apalagi orang yang berada di sekitar Elena juga tidak bisa di anggap remeh, mereka jauh lebih terlatih.
"lusa tuan kesini, nona tidak perlu risau. cukup jaga nona kecil, takutnya mereka akan ke rumah sakit!"
"hmm baiklah!" setelahnya Ezella di antar oleh Abian untuk pulang ke rumah sakit, sampai disana dia masih melihat Sagara duduk diam di sofa ruang perawatan Cassie, Giselle tidak terlihat batang hidungnya, hanya ayah dan anak itu yang berada disana.malam yang sudah hampir larut pun pria itu masih betah, dia masih sibuk di depan tabletnya dan sesekali melirik Cassie yang masih mengunakan beberapa alat bantu medis.
"dimana Giselle??" tanya Ezella saat sudah masuk, dia tidak memperhatikan Sagara sama sekali melainkan langsung menuju ranjang tempat putrinya berbaring. Ezella mendudukan bokongnya disana, sementara Abian masih berdiri menyaksikan interaksi kaku kedua manusia itu.
"dia di__ eh dimana ya??" Sagara bingung sendiri, perasaan tadi gadis itu berada disini deh, tapi kemana dia pergi?. melihat kebingungan di wajah Sagara yang terlihat mencari sesuatu membuat Ezella dan Abian memicingkan matanya seolah bertanya lewat mata. saat sedang bingung Giselle keluar dari kamar mandi di sana, wajahnya tampak basah.
"kau sudah pulang kak?" tanyanya, sesaat dia tersadar dengan pandangan ketiga orang itu.
"kenapa?? aku hanya pergi membasuh muka, kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Giselle menatap heran.
"kami pikir kau hilang, sekarang pulanglah bersama Abian!" perintah Ezella, dia bisa melihat wajah lelah dan kantuk yang tampak di wajah gadis itu, Ezella jadi tidak enak hati, dia selama ini selalu membebankan Cassie pada Giselle. mendengar itu Giselle menelan ludahnya, sedikit berkeringat dingin. dia tidak terbiasa dengan laki laki apalagi berjalan berdua begini.
"emm aku nginap disini saja bareng kakak ya" cicitnya dengan suara pelan, Sagara yang mendengarnya tidak suka, dia berdoa semoga Ezella memaksa gadis itu pulang karena dia ingin berduaan dengan wanitanya.
"Abian tidak akan menyakitimu, kalau sampai itu terjadi maka kau akan melihat kepalanya putus" ujar Ezella membaca ketakutan dari gadis itu, Giselle tetap menggeleng tanda tidak mau.
"yaudah kita nginap disini, Abian bisa tidak menyiapkan ranjang untuk kami disini!!" Ezella meminta tolong tapi kalimatnya lebih ke memerintah, Sagara yang sejak tadi diam karena canggung kini bangkit berdiri, ada raut tak suka dan cemburu saat Ezella lebih memilih meminta bantuan pada Abian padahal bisa saja gadisnya itu meminta padanya secara dia pemilik rumah sakit. Sagara juga merutuki dirinya,harusnya sebelum mereka pulang tadi dia berinisiatif untuk melakukan itu.
"kau pulanglah kak, terimakasih sudah membantu" ujar Ezella melihat pada Sagara.
"pulang?? aku enggak mau!!" Sagara kembali mendudukan bokongnya di sofa yang sejak tdi dia duduki. enggan sekali jika dia harus pulang malam ini sementara baru tadi siang dia menemukan kembali pujaannya.
Sagara mengotak atik ponselnya, lalu menghubungi petugas rumah sakit untuk menyiapkan ranjang yang nyaman disana, kebetulan ruang rawat Cassie adalah ruang VVIP, sangat luas untuk menampung satu keluarga sekali pun.
"hallo,siapkan rajang di ruangan putriku sekarang!!" perintah sagara saat sambungan teleponnya sudah tersambung.
tak sampai beberapa lama, beberapa orang benar benar menyiapkannya disana, Abian tidak mengeluarkan tenaganya sama sekali.
"kau tidak jadi pulang bersamaku?" Abian bersuara, dia menatap Giselle,memastikan lagi siapa tau wanita itu berubah pikiran setelah mendengar Sagara akan ikut menginap. tapi lagi dan lagi Giselle menggeleng, dia tetap mau berada disini. melihat itu Abian tidak bisa memaksa, dia pulang sendiri ke apartemennya.
sekarang tinggallah tiga orang itu disana, Giselle canggung sendiri berada diantara keduanya, tapi dia juga tidak pernah mau jika tadi pulang bersama Abian. tidak ingin menambah kecanggungan, Giselle segera naik ke ranjang untuk mengistirahatkan tubuhnya yang memang sudah sejak tadi tidak bisa diajak kompromi.
"Ella,," Sagara berujar memecahkan keheningan diantara mereka, tapi Ezella tidak menyahut sama sekali, terlalu malas untuk sekedar berbicara kembali.
"sayang.." Sagara berjalan pelan menghampiri Ezella yang sekarang melototkan matanya tanda tidak suka mendengar kalimat tersebut.
"anda siapa??"
deghhhh!!
Raut wajah Sagara pias mendengar itu, walau dia tahu Ezella hanya pura pura tak tahu tapi perasaannya hancur mendengar itu. Sagara merasa bersalah, jika dia tahu Ezella masih hidup selama ini mungkin dia akan mencarinya sampai ketemu.
"maaf Ella,,,, maafkan aku.." Sagara tertunduk di depan Ezella, tapi untuk kesekian kalinya Ezella menepis tangan yang berusaha meraihnya. di perlakukan seperti orang asing membuat Sagara berkaca kaca.
"tidak perlu minta maaf, karena anda tidak punya salah sama saya.. tapi berhubung anda orang asing, sekarang anda boleh pulang dan tidak berhak ada disini!!" Ezella terlihat serius dengan setiap kalimat yang keluar dari dalam mulutnya.
"lagipula, bukankah anda mempunyai istri yang masih menunggu anda pulang dirumah??"
semakin banyak kalimat yang Ezella katakan mampu membuat rasa bersalah dan takut dari seorang Sagara semakin membesar. dia tidak berhak marah karena semua yang Ezella katakan adalah fakta, tapi dalam hatinya Sagara tidak pernah berpikir untuk berada di posisi sekarang, dimana seorang gadisnya menganggap dirinya hanya orang asing.
"pulanglah,, kalau mau ketemu Cassie besok aja!!" Ezella berujar dengan nada mengusir, tak ingin membuat mood Ezella semakin buruk dengan terpaksa Sagara menuruti kemauannya dan meninggalkan gadis itu untuk malam ini. tapi bukan berarti Sagara menyerah, dia anggap ini adalah suatu keajaiban dari Tuhan agar dia memiliki kesempatan kedua untuk bersama wanita pilihannya serta buah hati mereka.
"baiklah Ella,, aku akan pulang malam ini, tapi tolong maafkan aku Ella...besok pagi aku kembali, selamat malam" dengan berat hati Sagara keluar dari ruangan itu membiarkan Ezella bersama Giselle disana. sementara Ezella yang melihat kepergian Sagara menghela nafasnya berat. dia berlalu ke kamar mandi untuk membasuh muka, dan setelah itu dia ikut Giselle berbaring karena tubuhnya sudah sangat lelah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
lalu juga banyak typo
the best banget ( ̄3 ̄)
pliss lanjut dongg kak,novel nya bagus banget
ditunggu ya kak!
semangat dan cepat update ya
aku penggemar beratmu ♡
ini adalah pertama kalinya aku menulis, kalau ada kritikan dan saran, di komen ya.pastinya karya pertama ini akan sangat susah buatku, jadi mohon dukungannya ya teman teman.jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen jika kalian suka membacanya ya💜
loveyou gesss