Mandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia dikurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namun perilakunya membuat Kedua orangtuanya mengirim paksa putri tunggalnya ke Korea Selatan.
Di sana, Mandalika menjadi bintang kampus dan menarik perhatian Kim Gyumin. Bertemu dengan perundung berhati dingin bernama Park Ji Young, mahasiswi angkuh, mengancam Ia dengan bukti kejam, memaksa Mandalika meninggalkan Korea dengan rasa trauma yang membekas.
Sebelum kepergiannya, Mandalika mendapat dukungan dari Hwang In Yeop, pekerja di Apartemen tempatnya tinggal. Perasaan Kim Gyumin terungkap dan melalui malam terakhir mereka bersama.
Sekembalinya ke Indonesia, Mandalika memulai hubungan dengan Zoo Doohyun setelah tiga tahun berlalu. Dan kembali ke Korea menghadapi cinta segi empat yang rumit dengan Kim Gyumin, Zoo Doohyun, serta Hwang In Yeop
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lalarahman23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23: Kekhawatiran.
Di Butik fairy yang mewah, ketegangan terlihat jelas. Para staf dari berbagai agensi berdiri dengan gelisah, mencoba mendapatkan informasi tentang Manda dari Ryu Na, CEO butik tersebut. Wartawan dengan kamera siap siaga, menunggu moment untuk menangkap gambar model cantik yang menjadi wajah Butik tersebut. Ryu Na, dengan tatapan tajam dan senyum tenang, menolak memberikan informasi apapun tentang keberadaan Manda.
"Maaf, saya tidak bisa memberikan informasi tentangnya," kata Ryu Na tegas, sembari menyilangkan tangan di depan dada.
Manda, di sisi lain, berjalan mondar-mandir. Pikirannya kacau, dia menggigit bibir bawahnya dengan gugup. "Lagi-lagi aku mengambil jalan yang salah! Apa aku harus pulang dan memberitahu Mama tentang hal ini? Tidak mungkin! Mama dan Papa akan sangat kecewa sekali! Terus gimana ini?!" gumam Manda dengan kesal, matanya berkeliling mencari arah yang benar.
Tok! Tok! Tok!
"Masuklah!" sahut Manda dari dalam ruangan Khususnya.
Pintu terbuka perlahan, menampilkan wajah Kim Nam Gil yang cemas. "Kau baik-baik saja?" tanyanya, langkahnya cepat mendekati Manda.
"Apa terjadi sesuatu?" Manda berbalik, rasa lega dan khawatir bercampur di wajahnya.
"Aku akan mengantarmu pulang," ujar Nam Gil singkat namun penuh kepastian. Dia merogoh tasnya dan mengeluarkan setelan tertutup.
"Pakai ini! Mereka tidak akan menyadari keberadaanmu," katanya, menyerahkan pakaian tersebut kepada Manda.
Manda segera mengenakan setelan itu, menyembunyikan hampir seluruh tubuhnya, kecuali matanya yang indah. Saat mereka menuruni lantai satu, setiap langkah terasa berat di tengah sorotan mata orang-orang yang curiga. Walau yang terlihat hanya kedua mata Manda, seseorang mengenali tatapannya.
"Itu model iklannya!" teriak seseorang, dan kerumunan segera mengerubungi mereka, kilatan kamera membuat suasana semakin panik.
Para Security dari butik Fairy segera beraksi, membuka jalan di tengah kerumunan agar Manda dan Nam Gil bisa keluar. Mereka berhasil masuk ke mobil, dan Nam Gil dengan segera melajukan mobilnya, meninggalkan kerumunan yang masih penasaran.
"Ku sarankan, jangan pulang ke tempat tinggalmu. Mereka akan mengikuti kita dan mengetahui keberadaanmu," saran Nam Gil sembari terus memantau kaca spion.
"Bawa aku ke tempat yang aman!" pinta Manda dengan nada cemas, matanya terus melirik ke arah belakang. Nam Gil mengangguk dan mempercepat laju mobil.
Beberapa saat kemudian, mereka tiba di depan sebuah rumah yang terlihat nyaman dan aman.
"Ini di mana?" tanya Manda, matanya memandang sekeliling dengan rasa ingin tahu.
"Rumah orang tuaku. Setelah semuanya membaik, aku akan mengantarmu kembali ke tempatmu," jawab Nam Gil dengan tenang. Manda mengangguk, mengikuti Nam Gil memasuki rumah tersebut.
Di ruang tamu, sepasang suami istri yang ramah menyambut kedatangan mereka. "Siapa wanita yang kau bawa ini?" tanya wanita paruh baya itu dengan penasaran.
"Dia rekan kerjaku, Ma. Aku membawanya untuk menyelesaikan pekerjaanku," jelas Nam Gil.
"Apa dia artis?" tanya Mama Nam Gil dengan mata berbinar.
"Bukan, Tante! Saya hanya pekerja baru. Maaf, saya datang secara tiba-tiba seperti ini," ucap Manda sopan, menundukkan kepala.
"Tidak apa-apa...," balasnya, lalu melihat ke arah Nam gil.
"Eh Nak, Mama lihat berita dari televisi. Butik tempatmu bekerja, apa kau mengenal model yang sangat cantik itu? Model itu sepertinya orang baru. Mama belum pernah melihatnya. Wah! Dia sungguh luar biasa. Apa kau bisa mempertemukan Mama dengan model itu? Mama ingin berfoto dan memamerkannya ke para kerabat Mama!" seru Mama Nam Gil dengan antusias. Manda hanya bisa terdiam, merasa canggung dengan situasi ini.
Nam Gil dan Manda saling berpandangan, mencoba menahan tawa kecil mereka.
"Mama yakin, kau pasti bisa dekat dengan model itu, kau kan Photografernya," lanjut Mama Nam Gil dengan penuh harap.
"Akan Nam Gil usahakan, untuk mempertemukan Mama dengannya," jawab Nam Gil, senyum kecil menghiasi wajahnya.
"Jika istrimu secantik itu. Mama pasti akan sangat bahagia, karena memiliki menantu secantik itu," kata Mama Nam Gil dengan tawa riang.
Manda dan Nam Gil saling berpandangan lagi, kali ini dengan sedikit rasa khawatir. "Mama, itu hal yang mustahil. Anakmu tidak setampan itu untuk bisa bersanding dengan gadis cantik sepertinya," jawab Nam Gil mencoba merendah.
"Kau bicara apa?! Anak Mama sudah setampan ini. Jadi, dapatkan dia untuk Mama," ujar Mamanya sembari tertawa.
Mereka tertawa bersama, sementara Manda hanya tersenyum di balik masker yang menutupi wajahnya. Tanpa Mama Nam gil ketahui, model yang mereka bicarakan adalah wanita yang kini berada bersama mereka.
"Kami akan melanjutkan pekerjaan, ikutlah dengan ku," ujar Nam Gil kepada Manda, yang mengangguk setuju.
"Mama akan bawakan minuman segar untuk kalian, jadi, bekerjalah dengan baik!" ujar Mamanya sembari berlalu ke dapur.
Di taman indoor rumah Nam Gil, Manda melepas masker, topi, serta hoodie yang dia gunakan. "Huh! Lega sekali! Aku sangat gerah dengan setelan ini," gerutunya.
"Sekarang gimana? Apa kau merasa lebih baik?" tanya Nam Gil, matanya penuh perhatian.
"Aku merasa sedikit lebih aman. Tapi, bagaimana setelah ini?" tanya Manda, kebingungan terlihat jelas di wajahnya.
"Aku akan membicarakan hal itu dengan Ryu Na. Kau akan mendapat kabar baiknya nanti," jawab Nam Gil dengan tenang.
"Kau tenangkan dirimu dulu, sementara itu, aku akan menyiapkan tempat untukmu istirahat."
Manda mengangguk, merasa sedikit lega. Nam Gil pergi meninggalkan Manda sendiri di taman. Manda duduk di bangku taman, meresapi ketenangan sejenak. Ia kemudian berjalan menuju bunga-bunga anggrek yang sedang bermekaran, matanya menikmati keindahan bunga-bunga itu.
Saat itu, Mama Nam Gil datang membawa minuman segar dan meletakkannya di sebuah meja. Ia menghampirinya yang sedang memandangi bunga anggrek. "Kau suka bunga anggrek, Nak?" tanyanya lembut, senyum ramah menghiasi wajahnya.
"Bunga ini memang terlihat sangat cantik ketika sedang bermekaran," ujar suara lembut itu, mengejutkan Manda yang sedang asyik menikmati keindahan bunga tersebut. Ia segera berbalik dan menemukan seorang wanita berdiri tak jauh darinya.
"Iya, bunga ini sangat indah... aku menyukainya," sahut Manda dengan senyum malu-malu. Matanya seketika melebar saat menyadari bahwa dirinya saat ini tidak memakai masker yang biasa menutupi wajahnya.
Betapa terkejutnya wanita itu, yang ternyata adalah Mama dari Nam Gil, melihat orang yang Ia lihat di iklan, kini berada tepat di hadapannya. Kedua wanita itu saling bertatapan, sama-sama terkejut dengan situasi tak terduga ini.
"Apakah kau benar gadis cantik dari iklan itu?" tanya Mama Nam Gil sembari perlahan menyentuh wajah Manda, seolah memastikan bahwa yang Ia lihat adalah nyata.
"I-iya," jawab Manda dengan anggukan kecil, merasa sedikit gugup.
"Wah... Tante senang sekali bisa bertemu langsung denganmu, luar biasa. Kau jauh lebih cantik, lebih cantik dari yang disiarkan!" ujar Mama Nam Gil dengan antusiasme yang begitu tulus.
Mama mengambil ponsel dari saku celananya, wajahnya berseri-seri penuh kebahagiaan. "Apakah aku bisa mengambil gambar denganmu?" tanyanya dengan raut wajah yang masih sangat bahagia itu.
"Tentu saja. Biarkan aku yang mengambilnya," kata Manda sembari tersenyum.
Mereka pun berfoto bersama. Kini Mama Nam Gil terlihat sangat senang karena bisa mengambil foto bersama dengan idolanya.
"Nak, aku sangat menyukaimu. Aku sangat senang bisa bertemu seperti ini denganmu langsung. Maaf, mungkin ini permintaan yang tidak mengenakkan. Tapi, apakah Mama bisa mengetahui namamu?" tanya Mama Nam Gil penuh harap.
"Tentu saja, nama ku Manda," jawab Manda dengan senyum hangat.
Nam Gil pun tiba dan menghampiri mereka dengan langkah cepat. "Mama, ada apa?" Tanyanya cemas.
"Kenapa kau tidak memberitahu Mama!" tanya Mama Nam Gil seraya memukul Nam Gil dengan lembut, membuat Pria itu terkejut dan berusaha menghindar.
"Maaf Ma, aku kira Manda butuh privasi. Kau baik-baik saja?" tanya Nam Gil pada Manda yang hanya mengangguk pelan.
"Tapi, sepertinya aku harus kembali ke tempatku sekarang," ujar Manda dengan suara yang mulai bergetar sedikit.
"Oh, ya baiklah... aku akan mengantarmu pulang," kata Nam Gil.
"Kenapa kau terburu-buru? Mari menikmati sesuatu terlebih dahulu. Mama akan buatkan makanan lezat untukmu, Manda," tawar Mama Nam Gil dengan penuh harap.
"Maaf Tante, ada banyak hal yang harus Manda kerjakan. Aku akan menemui mu lagi nanti, terima kasih," jawab Manda sopan.
"Mama akan membuatkanmu makanan yang lezat nanti... berhati-hatilah dan jaga dirimu baik-baik!" kata Mama Nam Gil sembari melepas Manda dengan senyum penuh kasih sayang.
Di dalam mobil, suasana hening sejenak sebelum Nam Gil membuka suara. "Kau tidak nyaman dengan orangtuaku?"
"Tidak!" jawab Manda cepat.
"Kenapa kau tiba-tiba ingin pergi?" tanya Nam Gil lagi, ingin memastikan.
"Ada yang harus kuselesaikan," jawab Manda singkat. Nam Gil mengangguk dan melaju menuju Apartemen Manda.
Sesampainya di Apartemen, Manda dengan setelan tertutupnya, segera masuk tanpa menarik perhatian orang. Setelah mandi dan bersiap untuk istirahat, Manda melihat media sosialnya dan terkejut melihat dirinya kini menjadi trending topik di Korea Selatan. Manda tidak menyangka akan jadi seperti ini akhirnya.
...***...
Sementara itu, di kantor Gyumin. "Wah! Lihat ini, model iklan ini seperti bukan dari bumi. Apa dia bidadari?" seru salah satu karyawan dengan penuh kekaguman.
"Bahkan, aku baru melihat gadis secantik ini. Siapa gadis ini sebenarnya... dia mampu menyita perhatian semua orang," ujar karyawan yang lain, matanya masih terpaku pada layar.
"Aku penasaran sekali, siapa gadis cantik ini. Apa ini AI... cantiknya sungguh benar-benar tidak wajar, terlihat sangat alami. Apa ini hasil dari operasi plastik?" kata yang lain, penuh keraguan namun tetap terpesona.
"Hei, ketua datang!" seru seorang karyawan saat melihat Gyumin memasuki ruangan.
Gyumin yang baru tiba di kantornya, melihat iklan yang sedang diputar para karyawan. Ia terdiam di tempatnya, terpana.
"Sepertinya, Ketua sangat terpesona. Lihatlah, dia seketika terdiam melihat model iklan itu," bisik salah satu karyawan.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang karyawan pada Gyumin.
"Ah, tidak!" jawab Gyumin tersadar dari lamunannya, kemudian berlalu menuju ruangannya.
Di ruang CEO, Gyumin menatap layar komputernya dengan penuh keterkejutan. "Manda?!" gumamnya tidak percaya.
"Hah?! Trending topik di Korea dalam waktu beberapa jam?!" Gyumin semakin terkejut dan tak percaya dengan hal itu.
"Tapi, ini bisa membahayakan dirinya sendiri!" batinnya.
...To be continued....