Pasukan Penjagal Dan Puteri Yang Hilang

Syarat

“Sebelum aku menyebutkan syaratku, kau harus memberitahu dulu tujuan kalian kesini” kali ini Puteri Veronica beranjak dari hadapan Dominic, ia melangkah menuju sebuah kursi taman dari besi yang berada di bawah juntaian pohon anggur yang merambat.

Dominic melangkah mengekor wanita itu.

“Duduklah” perintah Puteri Veronica.

Mereka duduk bersebelahan, ditemani sesekali kicauan burung kecil dan gemercik air kolam buatan di depan mereka.

“Sebenarnya kedatangan kami adalah untuk bertanya mengenai kunci pembuka sihir. Sudah lama kami mencari kunci itu, dan ketika kami mendengar bahwa kunci itu disimpan disini, maka kami berniat untuk memintanya atau sekedar meminjamnya pada kerajaan Obin. Jika aku hanya orang biasa dan bukan seorang Pangeran maka aku tidak akan bisa mencapai ke dalam Kerajaan ini, karena itu kami menyamar sebagai anggota Kerajaan” jelas Dominic.

“Untuk apa kau mencari kunci pembuka sihir?”

“Sebenarnya, keluargaku terkena kutukan beberapa tahun silam oleh penyihir, aku tidak tega melihat mereka tersiksa berada didalam kutukan itu, dan kutukan itu hanya bisa dibuka dengan kunci pembuka sihir, dan katanya kutukan itu bisa juga mempengaruhi orang-orang disekitarnya, termasuk aku. Karena itu aku memohon padamu Puteri, bolehkah aku meminjam kunci itu sebentar untuk mematahkan sihir untuk menolong keluargaku?” Dominic menautkan alisnya dan berfikir keras untuk sebuah alasan-alasan. ‘Kenapa aku jadi seperti orang bodoh begini. Ck!, andai saja aku bisa langsung menyerang kerajaan ini tanpa memohon pada wanita’ gerutu Dominic yang masih dalam kebohongannya.

Putri Veronica diam untuk sesaat. Kemudian ia menoleh melihat wajah Dominic.

“Apa kau jujur dengan ceritamu?” tanya Puteri Veronica.

“Apa aku terlihat bohong?” ucap Dominic.

“Lalu bagaimana kau akan membuka kunci itu? itu hanya bisa dilakukan oleh penyihir juga” jelas putri Veronica.

“Ya, jika tidak keberatan, maka kami akan meminta bantuan penyihir kerajaan Obin”

“Tentu saja kami akan keberatan Tuan Dominic, itu permintaan yang sangat berat. Kunci pembuka sihir adalah benda suci milik penyihir kami, mereka tidak akan memberikannya kepada sembarangan orang, kemudian para penyihir kami juga tidak akan menerima perintah selain dari perintah Ayahku”

“Lalu jika aku tidak mendapatkan yang kucari, apa aku harus dihukum mati setelah ini?” tanya Dominic yang berfikir sudah tidak ada jalan keluar baginya.

“Kau masih memiliki satu cara tuan Dominic, tapi sesuai janjiku tadi, sebelum kusebutkan caranya kau harus memenuhi persyaratan dariku”

“Aku harap syaratmu tidak membuatku tersiksa putri” tatapan Dominic membuat Puteri Veronica semakin mengagumi ketampanan pria itu.

“Tidak, justru syarat itu mungkin mudah bagimu”

“Sebutkan saja syarat darimu, akan kucoba penuhi” ucap Dominic mantap.

“Pertama, kau harus berperang untuk kami, melawan kerajaan Zhashvorgh yang berada di Flamhand land di sebrang laut Iblis”

Sontak Dominic terkejut ketika wanita itu menyebut kerajaan Zhashvorgh, karena itu merupakan salah satu kerajaan yang tidak bisa dikalahkan oleh pasukannya selain dua kerajaan lainnya, kerajaan Proguizt dan Obin. Karena kerajaan Zhashvorgh berada di sebrang laut Iblis yang mustahil di lewati.

“Kerajaan Zhashvorgh? Tapi kalian memiliki sihir, kenapa kalian tidak menggunakan sihir untuk mengalahkan kerajaan mereka?” tanya Dominic.

“Sihir tidak berpengaruh pada mereka, karena keturunan mereka adalah keturunan darah campuran. Kerajaan kami menyimpan dendam pada kerajaan Zhashvorgh, tapi mereka tertalu tangguh untuk kami kalahkan. Aku melihat kau sangat kuat, jika kau bisa mengalahkan kerajaan tersebut, aku pastikan satu jalan akan terbuka untukmu untuk mendapatkan kunci pembuka sihir. Bahkan aku bisa merayu Ayahku untuk mendapatkan kunci itu untukmu. Kami akan meminjamkan pasukan yang kau perlukan”

“Ya, tapi sebelum kami sampai ke kerajaan itu, kami sudah dulu tenggelam di laut Iblis” ujar Dominic sedikit ragu.

“Itu terserah padamu Tuan Dominic, aku rasa kau tidak punya pilihan, jangan berfikir kau akan kembali dari sini dengan selamat tanpa menerima hukuman apapun, kecuali kau penuhi syarat yang kuberikan” sedikit ancaman dari putri membuat Dominic melirik tajam kearah wanita itu.

‘Sial! aku tersudut pada pilihan berat’ gumamnya dengan pikiran yang terus berputar.

Dominic menghela nafas panjang dengan kasar.

“Baiklah, akan kucoba berunding dengan teman-temanku. Sebaiknya aku per-”

Dominic yang akan bangkit dari duduknya kemudian menghentikan gerakannya.

“Tunggu!, itu baru syarat pertama” ujar putri Veronica yang wajahnya sedikit mendongak karena Dominic telah berdiri.

Dominic menurunkan pundaknya.

“Ada berapa syarat yang kau ajukan?” tanya pria itu tanpa senyuman.

“Hanya dua”

“Baiklah, apa yang kedua” Dominic duduk kembali disamping Puteri Veronica.

“Aku menginginkan keturunan dari seorang pria kuat, tampan dan berani. Itu semua ada dalam dirimu Tuan Dominic, maukah kau mewujudkan keinginanku itu?” tanya Puteri Veronica dengan wajah yang sudah berubah menjadi sedikit merona.

Dominic tak sanggup menahan terkejutnya, tenggorokannya bergerak seolah menelah sesuatu yang ringan.

“Um, masalah itu … “

“Bukankah tujuan semua Pangeran kemarin dan termasuk kau kesini untuk ikut kompetisi yang berakhir dengan menikah denganku?” ucap Puteri Veronica dengan suara sedikit tinggi. “Lalu kenapa kau terlihat ragu?” ujar wanita itu kembali.

“Tapi bukankah aku sudah jelaskan tujuanku dan teman-temanku yang sebenarnya datang kesini. Tujuan kami berbeda dengan tujuan para Pangeran itu”

“Lalu?, apa kau akan meninggalkan aku begitu saja setelah kau dapat apa yang kau mau?” ucap Puteri Veronica yang mulai ada perasaan ketakutan akan kepergian Dominic.

“Baiklah, begini saja- bagaimana jika pembahasan masalah itu kita bicarakan setelah aku menyelesaikan syaratmu yang pertama” kilah Dominic.

“Bagaimana jika kau melanggar janji ketika kau sudah mengalahkan Kerajaan Zhashvorgh dan kau tidak memenuhi syarat kedua dariku?” ungkap putri Veronica dengan harapan yang seolah ingin digapainya.

“Apa aku terlihat seperti seorang yang suka melanggar janji?” suara Dominic sedikit memberat dan pria itu seolah menebarkan pesonanya, membuat wanita itu mengembangkan senyum.

“Yah, baiklah aku percaya padamu” dengan sedikit menunduk karena tatapan menggoda dari Dominic, Puteri Veronica seolah luluh dengan pesona Dominic.

“Baiklah kalau begitu putri, aku harus kembali ke kamarku. Akan kukabari selanjutnya mengenai rencana penyerbuan ke Kerajaan Zhashvorgh”

Dominic berdiri dan membungkuk di depan wanita itu. Sebelah tangannya terlipat kebelakang, dan sebelah lagi meraih jemari Puteri Veronica, kemudian mencium punggung tangan wanita itu dengan lembut. “Aku permisi” pamitnya kemudian pria itu berlalu pergi dengan gibasan jubahnya.

Putri Veronica memandangi punggung Dominic terus menerus hingga hilang dari pandangannya, ‘Kau akan jadi milikku, Dominic’ ucapnya di batin seraya menyungging senyuman di sudut bibirnya.

Tanpa disadari putri Veronica, Dominic juga menyungging senyum di sudut bibirnya penuh arti ketika meninggalkan taman istana …

‘Tak semudah itu kau menyuruhku untuk menikahimu’

* * *

“Apa kau serius Tuan Dom?, kerajaan Zhashvorgh? Itu tidak mungkin!” Horg seolah akan menemui kematiannya jika syarat itu mereka penuhi.

Horg yang dari tadi berdiri kini duduk lemas di pinggir ranjang kamar mereka.

“Tapi ini adalah satu-satunya cara Tuan Horg!. Puteri sudah mengetahui identitas kita, jika kita mundur sekarang maka kita juga akan mengalami kematian,- hukuman gantung!”

Mereka yang berada di kamar serempak kaget dan terperanjat dengan kalimat Dominic.

“Aku belum mau mati!, aku tidak mau digantung!” Erita menutupi wajahnya dengan bantal sofa bermotif bunga.

“Ini adalah misi didalam misi” ucap Axon yang berada di dekat jendela besar.