Sugih Ronggeng merupakan kisah terdahulu hingga kini yang tidak pernah usai (terkecuali). Nadia merupakan gadis cantik dari keluarga Kartaca yang ia ketahui bahwa dirinya merupakan cucu ke 7. Banyak kejadian yang tidak Nadia pahami, namun Nadia yakin, di ujung sana "pasti ada penawarnya".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAYYA , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak di pahami
Kinasih masih bingung dengan perasaannya kepada Nadia, kenapa dirinya begitu menyayangi Nadia?
Pertanyaan tersebut pun terus berputar - putar di pikiran Nadia.
Sama hal nya dengan Nadia, dirinya merasakan rindu yang begitu mendalam kepada seseorang tapi siapa?
Dirinya sudah mencoba menyambangi makam kedua orangtuanya. Satu - satunya teman hidup yang Nadia miliki, kini hanya Randy, calon suaminya.
"Tapi kenapa rindu ini sungguh berat?" Ucap Nadia dalam hati.
Padahal, Nadia dan Randy sering bertemu, jadi hal yang tidak perlu di rindukan karena masih satu ruang lingkup tempat kerja.
Nadia pun melamun,
"Yang..." Tanya Randy sembari memberikan secangkir kopi kepada Nadia.
"Eh Rand," Jawab Nadia.
"Kamu kenapa yang? Kok aku lihat - lihat, melamunnnnn terus kerjaannya..." Tanya Sandi dengan serius.
"Gak kok, mungkin efek lelah saja, banyak kerjaan" Jawab Nadia.
"Yasudah, nih minum dulu kopinya, kopi cinta yang khusus aku buatkan untuk wanita tercantik di kantor ini hehehheh" Candaan Randy kepada Nadia.
"Hahahah, bisa aja" Jawab Nadia.
Randy dan Nadia pun melanjutkan pekerjaannya.
"Tringggggggg..."
(Alarm kantor berbunyi, waktu menunjukan pukul 17:00)
Nadia dan Randy pun bergegas untuk pulang.
Jalan menuju rumah mereka berdua berbalik arah. Nadia ke barat sedangkan Randy ke timur.
Namun karena Randy memiliki rasa tanggung jawab kepada calonnya Nadia, Randy pun mengantarkan Nadia pulang, kemudian berputar arah pulang kerumahnya.
Tidak ada yang salah dalam kedekatan mereka.
Namun ketika mereka membuat perencanaan mengenai pernikahannya, ada saja ujian yang mereka dapatkan.
Keraguan Nadia kepada Randy mulai tumbuh, entah kenapa Nadia tiba - tiba tidak ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan, padahal jika dilihat dari semua rencana mereka, sebentar lagi sudah berada di tahap rampung.
"Rand, aku mau bicara" Ucap Nadia.
"Iya sayang, mau di telpon atau ketemu?" Jawab Randy melalui pesan teks nya.
"Di sini saja deh" Ucap Nadia.
"Boleh sayang, mau bicara apa?" Tanya Randy.
"Entah kenapa, rasanya tak ada keinginanku untuk melanjutkan status kita ke arah yang lebih serius" Teks Nadia kepada Randy.
"Maksudnya gimana sayang? Aku belum paham" Tanya Randy.
"Maaf, hubungan kita cukup sampai disini saja ya" Jawab Nadia.
"Loh kenapa Nad? Salah aku apa? Kenapa tiba - tiba seperti ini?" Tanya Randy.
"Tidak ada yang salah Rand, cuman aku merasa sudah tidak cocok saja" Jawab Nadia.
"Nad, coba deh kamu pikir - pikir lagi, keluarga aku sudah mulai menerima kamu, rencana kita sudah mulai rampung. Ayo lah Nadddd, jangan berpikiran aneh - aneh" Ucap Randy.
Nadia yang pada saat itu sudah ilfeel, alih - alih membalas teks dari Randy, Nadia pun lantas memblokir semua kontak yang terhubung dengan Randy. Bahkan, Nadia pun mengundurkan diri di pekerjaannya. Padahal, pekerjaan tersebut adalah satu - satunya pendapatan Nadia saat ini.
Nadia menghela nafas dan sesekali mengigit kuku ibu jarinya sembari mondar mandir entah apa yang sebenarnya di rasakan oleh Nadia.
"Aku kenapa?" Tanya Nadia kepada dirinya.
"Kenapa rasanya tidak bisa aku pahami?" Ucap Nadia.
"Apa aku pergi ke desa Aden saja ya" Nadia pun berpikir sejenak.
Nadia pun segera mengemasi barang - barangnya dan siap - siap untuk pergi ke desa Aden.
"Blugggg"
(Nadia menutup pintu mobilnya dan berangkat menuju desa Aden).
Randy yang mulai panik karena Nadia tidak membalas pesan teks nya mencoba menelpon Nadia namun tidak tersambung.
Tanpa pikir panjang, Randy pun langsung membawa kunci mobilnya dan
"Blugggg"
(Randy menutup pintu mobilnya dan berangkat menuju kediaman Nadia).
"Randy, mau kemana malam - malam seperti ini?" Tanya sang Ibu.
Randy dengan raut muka yang kusut tak menghiraukan pertanyaan ibunya lantas berangkat dari kediamannya.
Ibu Randy hanya melihat kepergian anaknya sembari menghela nafas dan mendoakan semoga anaknya baik - baik saja.