Grace Jacorey, seorang editor di salah satu perusahaan media di California. Karena kecerobohannya bersama temannya membawanya ke dalam sebuah masalah. Ia dipertemukan dengan salah satu keturunan Walton, seorang pria tampan dan kaya raya. Sejak pertemuan itu, Grace merasakan jantungnya berdebar saat berada di dekat pria itu. Mungkinkah ia jatuh hati pada Pria itu? Akankah pria itu memiliki perasaan yang sama dengan Grace?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Nyaman Saat Bersamamu
Grace baru saja kembali ke unitnya untuk bersiap-siap. Kendrick akan menjemputnya jam dua. Masih ada waktu satu jam lagi. Grace berjalan menuju lemarinya. Grace membuka pintu lemarinya berdiri dengan kedua tangan di pinggang. Ia sedang memilih pakaian apa yang akan dikenakannya. Grace mengambil gaun biru lalu mencocokkannya di badannya.
"Terlalu mewah, kami hanya membeli hadiah," gumam Grace mengembalikan gaunnya ke dalam lemari.
"Bagaimana dengan yang ini," ucapnya berbicara sendiri mengambil gaun kasual sebatas lutut dengan motif abstrak.
Suara dering ponsel menghentikan kegiatannya yang sedang memilih baju di lemarinya. Grace mengambil ponselnya, Kendrick menghubunginya.
"Aku di depan. Apa kamu sudah siap? Turunlah.." ujar Kendrick membuat Grace terkejut. Grace berjalan menuju balkonnya dan melihat ke bawah. Di sana ada Kendrick yang baru saja turun dari mobilnya.
"Ken... Bukankah kamu bilang akan menjemput ku jam dua. Ini masih jam 1. Aku bahkan belum bersiap-siap," ucap Grace masuk ke dalam unitnya.
"Oh sial.. kupikir ini sudah jam 2. Ternyata jam tangan sialan ini mati," gumam Kendrick melirik jam tangannya. Jarum pendek jamnya menunjuk ke angka 1.
"Ya ampun Ken. Oke, oke.. tunggu di sana. Aku akan segera bersiap-siap," ujar Grace tidak ingin membuat Kendrick menunggunya.
"Apa kamu punya makanan? Aku bosan menunggu di sini. Aku tidak terbiasa menunggu," kata Kendrick. Bohong, itu hanya alasannya saja. Ia memang sengaja datang dengan cepat dan berharap Grace akan menawarkannya masuk ke dalam unitnya. Otaknya benar-benar licik.
"Umm.. ya.. aku akan mengantarnya ke bawah," balas Grace refleks membuat Kendrick berdiri tegak.
"Tidak perlu repot-repot Grace. Biar aku saja yang datang ke sana. Lantai berapa?" tanyanya menarik satu sudut bibirnya.
"Apa? Ka___"
"Baiklah lain kali saja. Ku pikir kamu tidak nyaman kar__"
"Lantai 5 kamar E158," ucap Grace mematikan ponselnya.
"Sial, sial.. kenapa aku malah mengizinkannya.." kata Grace panin terlihat mondar-mandir di kamarnya. Entah mengapa mulutnya tidak bisa diajak kompromi.
Tak lama kemudian suara bel terdengar. Itu pasti Kendrick. Grace berjalan menuju pintunya lalu membukanya.
"Hai.." Kendrick tersenyum menyapa Grace. Sesaat Grace terpana melihat ketampanan Kendrick dengan pakaian kasualnya. Celana bahan dan kemeja biru bergaris-garis.... Kedua lengannya digulung ke atas. Kacamata hitam diselipkan di kantung kemejanya.
"Masuklah," ujar Grace. Kendrick lalu masuk.
"Aku yakin tempatku tak sebesar tempat tinggal mu. Ku harap kamu nyaman," ujar Grace berjalan menuju ruang tamu, Kendrick mengikutinya dari belakang.
"Akan terasa nyaman saat bersamamu," gumamnya pelan.
"Apa kamu mengatakan sesuatu," ujar Grace menoleh ke arah Kendrick.
"Tidak.. aku tidak mengatakan apapun," ujarnya.
"Lupakan saja. Mungkin aku salah dengar," batin Grace.
"Ken.. kamu duduk di sini saja. Aku akan bersiap-siap," kata Grace. Kendrick mengangguk. Pria itu lalu duduk di sofa. Di atas meja ada beberapa makanan yang akan menemaninya selama menunggu Grace.
"Ku pikir akan sulit mendekatinya," gumam Kendrick mengambil cemilan di atas meja.
Lima belas menit kemudian, Grace keluar dari unitnya. Ia bersiap-siap dengan kecepatan ekstra bahkan tidak memperhatikan lipstiknya yang sedikit belepotan.
"Wow.. cepat sekali.." kata Kendrick mengamati penampilan Grace. Terlihat cantik dimatanya.
"Itu karena kamu datang kecepatan," kata Grace menghela nafasnya. Ia hanya tidak ingin membuat Kendrick menunggu lama dirinya.
"Tidak perlu terburu-buru Grace. Bukankah sejak awal aku mengatakan akan menjemputmu jam dua. Lain kali jangan seperti ini. Lihat, lipstikmu bahkan belepotan," ucap Kendrick terkekeh refleks membuat Grace menyentuh bibirnya. Grace hendak kembali ke kamarnya untuk merapikannya namun Kendrick menahannya.
belum lagi dia dah jadi bekas selingkuhan, dah pernah tidur bersama sampai hampir punya anak...idiiii jijik gw, helena juga dah umurnya stengah abad dah cukuplah hidup dengan pernikahannya. kalo dah tua sdh tdk peduli namanya menikah lagi, mending sendiri dah punya anak dan cucu. kagak sepi" amat hidup.
selingkuh itu penyakit. kgk ada obatnya.
simon emng gak bisa dimaafkan. kalo misalnya tuh selingkuhan gak kegguguran..apa iya simon tdk meninggalkannya?
kgk lah!
pengusaha kok bodoh gitu😌
lah si Aron juga, harusnya dia belajar dari hubungan ayahnya dengan ibunya dulu , gimana akhirnya bercerai apakah karena selingkuh atau masalah lain. harusnya dia belajar dari legalana ayahnya pd Paulina dan kejadian dia bermain belakang yang katanya dijebak sama sekretarisnya..dan menyalahkan ayahnya dan bersikap seperti Ken baru bener,😌
latar belakangnya emng dunia barat. tapi percuma aja kalo wanita utamanya selalu yang ori. lagian sdh ada Alena sebagai karakter untuk pria satu anak kenapa Grace juga harus rasanya perbedaan itu disayangkan untuk karakter wanita lain. seperti teman" Grace mereka sdh pd berbeda untukendapatkan pasangan ..lah si Grace dengan Alena malah sama. kalau Alena si wajar ya namanya pria beristri pasti punya anak..lah Kendrick, harusnya gak usah😒 gw jadi agak gak mood lagi bacanya😪