"Lupakan Aku, Raymon !" Ucap Via getir.
Gadis cantik yang lahir dari keluarga biasa dan sederhana itu, merasa sakit hati di hina orang tua pacar nya yang kaya raya.
Apalagi saat kesucian nya direnggut paksa pacar nya, Via makin kecewa dan membenci Raymon.
Via pun nekat kabur sebelum hari pernikahan yang telah di atur oleh kedua orang tua Via dan Raymon.
Dalam pelariannya, Via menjalin hubungan cinta dengan Axel seorang pria tampan pemilik cafe.
Raymon yang terus mengejar cinta Via tiba-tiba mengalami kecelakaan mobil dan menderita amnesia.
Axel yang menjadi dewa penolong Raymon saat kecelakaan mengajak Raymon yang lupa ingatan tinggal bersama nya dan menjadi sahabat.
Apakah Ingatan Raymon bisa kembali seperti semula ?
Bagaimanakah hubungan Via dan Axel setelah ia mengetahui Via dan Raymon pernah mempunyai hubungan khusus ?
Yuk pantau cerita nya 🤗 Jgn lupa intip karya lain ku yg juga menarik utk di bac
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelamat tak terduga
Via, Aku datang !
Raymon menyusut keringat yang menetes di dahi nya dengan kasar. Ia baru saja sampai di kota Bandung.
Cuaca kota yang panas, membuat nya banjir keringat. Ia menatap ponsel nya sekali lagi, alamat rumah Loly yang diberikan Tante Sovie sepertinya sudah dekat.
Dengan penuh semangat, Raymon pun menghabiskan minuman yang ia pesan di sebuah warung pinggir jalan. Setelah bertanya pada si pemilik warung, sebagai petunjuk jalan, ia pun melesat pergi bersama mobil nya menuju rumah Loly.
Sementara itu.
Via yang baru saja habis kecopetan nampak kebingungan. Sudah berulang kali ia mencoba menghubungi nomor ponsel Loly. Tapi nomor nya tidak aktif.
"Kemana bocah tengil itu?" hati nya makin risau.
Ia juga tak menyimpan nomor telpon Tante Naya mama nya Loly.
Via terduduk lemas di depan halte. Sorot mata nya tampak nanar dengan wajah panik dan kalut.
"Rasa nya, aku sedikit mengenal jalan ini." pikir Via tiba-tiba mencoba menghapal jalan.
"Kalau aku jalan lurus ke depan. Mungkin aku bisa ingat jalan pulang ke rumah Loly." Kata batin Via kembali bersemangat.
Ia pun bangkit dari duduk nya dan berjalan perlahan menyusuri trotoar jalan yang ramai dengan pejalan kaki.
Tanpa sengaja, langkah kaki Via mengarah ke cafe yang pernah ia kunjungi kemarin bersama Loly dan Rangga.
Via tercenung saat memperhatikan cafe yang ada tak jauh dari hadapan nya.
"Ini kan cafe yang kemarin?" Gumam Via seraya menepuk jidat nya pelan.
Ia menyadari kesalahan nya. Ternyata, jalan itu bukan menuju arah rumah Loly.
"Hei, kok sendirian?" Sebuah teguran dari arah samping nya mengejutkan Via.
Ia menoleh ke arah samping dan terkesiap melihat sosok Axel yang menghampiri nya sambil tersenyum renyah.
"Teman-teman mu mana?" Tanya Axel lagi dengan gerakan mata berkeliling memperhatikan sekitar Via yang tampak sendirian tanpa ada yang menemani.
"Oh, itu, mereka lagi sibuk." Jawab Via gelagapan.
Ia tak menyangka akan bertemu lelaki tampan itu lagi di tempat yang sama.
"Oh, kalau gitu, biar aku yang temani kamu duduk di dalam boleh gak?" Axel seperti nya salah paham.
Mungkin dia pikir, Via datang ke cafe itu untuk duduk nongkrong di sana.
Via yang masih dalam keadaan bingung tanpa arah tujuan akhir nya menerima ajakan Axel dan masuk ke dalam cafe yang terlihat masih sepi dengan pengunjung.
"Kamu mau minum apa?" Axel sejenak menoleh ke arah Via.
"Oh, terserah." Jawab Via singkat.
Ekspresi wajah nya yang tampak kebingungan terlihat jelas begitu juga dengan sikap nya yang agak gugup dan cemas.
Axel mengerutkan dahi nya memperhatikan sikap Via yang tampak janggal di mata nya.
"Kamu kenapa? Dari tadi ku perhatikan kayak panik gitu?" Tanya Axel heran.
"A, aku gak kenapa-kenapa." Jawab Via gugup.
Axel memandang Via dengan tajam. Gadis itu sangat kentara sekali sedang berbohong. Axel tak mau mendesak Via untuk bicara jujur. Ia pun menjentikkan jari nya pada seorang pelayan yang bergegas menghampiri nya.
"Ya Bos?" Tanya pelayan itu saat sampai di meja mereka dengan sikap menunjukan rasa hormat pada Axel.
"Bawakan aku satu porsi ice cream dan dua gelas lemon tea!" Ucap Axel pada si pelayan yang masih berusia sedikit muda dari Via itu dengan nada memerintah.
"Oke Bos." Pelayan itu sekilas melirik Via yang duduk di hadapan Axel lalu mengangguk hormat sebelum pergi meninggalkan meja mereka berdua.
Suasana hening menyelimuti mereka berdua hingga pelayan itu kembali dengan membawa pesanan Axel. Pelayan itu menaruh pesanan Axel dan segera berlalu saat lirikan mata Axel menyuruh nya untuk cepat pergi.
" Minum lah, oh ya, kamu lapar gak?" Axel menepuk jidat nya pelan.
Via tersenyum tipis.
"Gak, aku gak lapar." Sahut Via cepat.
Ia tertawa geli dalam hati. Sikap Axel yang rada kocak membuat nya sedikit terhibur. Ia pun menyeruput lemon tea di hadapan nya tanpa basa basi. Via sudah kehausan sedari tadi.
"Es cream itu enak lho, aku sengaja pesan buat kamu." Axel menyodorkan ice cream ke hadapan Via yang tertegun melihat sikap baik lelaki tampan yang baru dua kali ia temui itu.
"Sst... kok bengong?" Tegur Axel heran melihat sikap Via yang agak berbeda dari kemarin ia temui.
"Aku, aku gak punya duit buat bayar minuman ini." Via yang polos dan lugu terpaksa jujur.
Bagaimana pun juga, ia tak mau asal embat saja. Walau ujung-ujung nya ia di traktir Axel. Ia tak mau membebani lelaki yang baru ia kenal.
Axel tersenyum penuh arti.
"Udah, tenang aja. Emang nya kamu habis dari mana sih? Kok kayak nya kamu agak aneh gitu?" Axel mengalihkan perkataan Via.
Hati nya masih penasaran melihat sikap Via yang mencurigakan sedari tadi.
Via menghela nafas panjang. Ia enggan untuk bercerita pada Axel, tapi harus bagaimana lagi, ia tak punya pilihan lain. Cuma lelaki itu satu-satu nya harapan Via saat ini.
"Aku dari pagi nyari kerjaan, pas mau pulang ke rumah, dompet ku di copet orang. Aku bingung, akhir nya nyasar kesini." Jawab Via jujur.
Axel tertegun. Ia baru tahu kalau gadis itu ternyata tak sengaja datang ke cafe nya.
"Kamu punya alamat rumahmu itu gak?" Tanya Axel prihatin.
"Alamat pasti nya aku lupa. Yang aku tahu, jalan kemuning." Tutur Via dengan wajah bingung.
"Hmm, coba kamu telpon lagi teman mu. Barang kali ponsel nya sudah aktif." Ujar Axel menyarankan.
Tanpa pikir panjang, Via mengikuti saran Axel. Lagi-lagi ponsel Loly tak bisa di hubungi. Raut wajah Via yang tampak murung membuat Axel jadi kasihan.
"Yuk, ikut aku." Ajak Axel tiba-tiba berdiri menarik tangan Via cepat.
"Kemana?" Via langsung terperangah kaget.
"Aku antar nyari alamat rumah teman mu itu." Jawab Axel berbaik hati.
Via tersenyum lega. Ia pun mengikuti langkah Axel dengan patuh menuju keluar cafe.
"Eh, minuman nya belum di bayar." Ucap Via mengingatkan satu hal yang nyaris terlupakan.
Axel tersenyum simpul.
"Biar saja, ntar aku bayar." Jawab nya cuek terus melangkah pergi.
Via tampak bengong mengikuti Axel. Mata nya melirik ke arah belakang. Ia melihat si pelayan tadi cuma menengok dari kejauhan tanpa berniat mengejar mereka dengan perasaan heran.
"Ah, mungkin dia langganan tetap cafe ini." Tepis Via mengusir rasa heran dalam hati nya.
Ia mengikuti langkah Axel yang berjalan cepat menuju parkiran dengan setengah berlari.
Lelaki tampan itu terlihat menghampiri seorang pria yang tengah menjadi juru parkir. Mereka berdua tampak berbicara sebentar. Entah apa yang mereka bicarakan.
Pria itu tampak menyerahkan sebuah kunci pada Axel. Seperti nya Axel meminjam kendaraan pada pria itu.
Via menunggu Axel dari jarak yang cukup jauh. Tak lama kemudian, Axel tampak datang menghampiri Via dengan mengendarai sebuah sepeda motor matic.
"Gak apa-apa kan, kalau aku bonceng pake motor?" Tanya nya saat sepeda motor itu berhenti di hadapan Via.
Via tersenyum di kulum. Bagi nya naik sepeda motor bukan lah masalah. Yang paling penting saat ini, ia bisa pulang secepat nya ke rumah Loly.
"Iya gak apa-apa." Jawab Via enteng.
Axel tersenyum. Ia pun menyerahkan sebuah helm pada Via.
"Naiklah, kang ojek siap meluncur." Gurau Axel seraya melajukan sepeda motor nya pelan setelah Via duduk manis di belakang punggung nya.
Apakah Via bisa kembali kerumah Loly ?
.
.
.
BERSAMBUNG