Rembulan tak menyangka niat nya datang keacara pernikahan paman sahabat nya , justru membuat nya menjadi pengganti mempelai pengantin wanita .
.
Sadewa Biantara Adhiyaksa , pria tampan dan mapan harus menelan kekecewaan lantaran sang kekasih pergi tepat dihari pernikahannya tanpa berpamitan dengan dirinya .
Bagaimana Rembulan akan menjalani rumah tangganya dengan Sadewa ?
Simak kelanjutan ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Kini Dewa , Bunga dan Bulan berada dalam satu mobil menuju kekediaman Eyang Wijaya . Sedang Siska berada satu mobil dengan mama Dewi , itu juga karena Dewa yang tak ingin jika Siska berada didekat istri nya . Ia takut ada kesalahpahaman nantinya meskipun itu tak mungkin terjadi . Dewa hanya mewanti-wanti saja .
Sepanjang perjalanan menuju mansion Eyang , Bunga tak henti-henti nya terus bertanya pada sang papa .
"Pah , boleh nanti Bunga sekolah nya diantar sama papa ?" tanya Bunga dengan begitu antusias
"Boleh dong sayang , nanti kalo papa lagi sibuk diantar sama mommy ya ..." jawab Dewa sembari melirik Bunga yang duduk dibelakang lewat kaca .
"Apa boleh mommy ?" ujar Bunga pada Bulan
Bulan menolehkan kepala nya seraya tersenyum ."Tentu boleh sayang , apa yang enggak buat anak mommy ".
"Makasih mommy " ucap Bunga tulus
"Sama-sama sayang ".
Interaksi antara Bunga dan Bulan benar-benar menghangatkan hati Dewa , dia masih tak menyangka jika dua wanita yang berada satu mobil dengan nya ini benar-benar dengan tulus saling menerima satu sama lain . Dewa berharap kelak tak ada hal yang menimbulkan pertikaian kedua nya .
.
Tak terasa mobil yang Dewa kendarai masuk kedalam pelataran luar milik Eyang Wijaya , dibelakang nya disusul mobil yang ditumpangi oleh Mama Dewi dan juga Siska .
"Ayo turun sayang-sayang ku ..." ujar Dewa lalu melepas seatbelt dan keluar berlari mengitari mobil membukakan pintu untuk istri nya , kemudian ia juga membuka pintu belakang dan segera meraih Bunga lalu menggendong nya .
"Hati-hati sayang ". Ucap Dewa pada Bunga sambil mengulurkan tangannya untuk berpegangan Bulan .
"Makasih mas ". Sahut Bulan lalu meraih tangan Dewa .
Dewa membalasnya dengan tersenyum simpul .
Mama Dewi dan Siska yang baru saja keluar dari mobil segera mendekati mereka .
"Ayo masuk nak .." ajak Mama Dewi pada Siska karena Dewa sudah masuk terlebih dahulu dengan Bulan sambil menggendong putri nya .
"I-iya mah ". Ujar Siska gugup .
Sejenak ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan . Angan-angannya kembali tertarik pada memori saat dirinya masih menjadi istri Sadewa .
Dirumah ini , dirinya menginjakkan kaki pertama kali dan dirumah ini pula dirinya pergi meninggalkan Dewa . Tanpa sadar air mata nya menitik membasahi pelupuk mata nya.
"Nak Siska ayo .." teriak mama Dewi saat melihat Siska hanya berdiri didepan pintu dan tak kunjung melangkahkan kaki nya masuk .
"Iya mah ". Sahut Siska lalu segera menghapus air matanya dengan kasar .
Bergegas Siska melangkah masuk kedalam rumah milik Eyang Wijaya , tangannya sudah berkeringat dingin ketika melihat papa Andra yang duduk di sofa bersebelahan dengan mama Dewi . Dihadapan papa Andra duduklah Dewa dan istrinya juga Bunga . Sedang Eyang Wijaya duduk di sofa tunggal . Dan kakak perempuan Dewa , Arimbi juga ada disana hanya Satria Suaminya yang tidak ada karena ada rapat penting diperusahannya .
"Siska , ayo duduk sini sayang .." Titah mama Dewi seraya menunjuk sisi kosong disamping Arimbi , suara mama Dewi mampu membuat semua orang mengalihkan pandangannya menatap Siska .
Siska menelan ludahnya susah payah , kala netra nya tak sengaja melirik Papa Andra yang sudah menatapnya tajam . Siska segera duduk di sofa sebelah Arimbi .
"Mumpung semua berkumpul , ada yang mau mama sampaikan ..." ujar mama Dewi menjeda kalimatnya ." Pah , Eyang ,pasti sudah mengenal siapa wanita yang duduk disebelah Arimbi . Dia wanita yang telah melahirkan Bunga , anak dari Sadewa ". Ucap mama Dewi menjelaskan .
"Mulai saat ini dia akan tinggal disini -"
"Papa gak setuju !" tegas papa Andra menyela istrinya .
Siska yang mendengar suara bariton mertua nya hanya bisa menundukkan kepala dan menelan ludah nya yang serasa tercekat ditenggorokan . Ini hal yang sedari tadi dia takutkan . Penolakan tegas dari mertua laki-laki nya itu .
"Pah , mama belum selesai bicara ". Tegur mama Dewi
"Apapun alasannya papa tetap gak setuju mah ". Ucap Papa Andra dengan tegas , lalu ia beranjak dari duduknya dan berbalik badan berjalan masuk kedalam kamar nya .
Arimbi yang duduk disebelah Siska hanya bisa mengelus punggung wanita itu. "Jangan diambil hati ucapan papa , kamu sudah tau sifatnya beliau seperti itu ". Bisik Arimbi menenangkan mantan adik ipar nya.
"Iya mbak ". Sahut Siska lirih
Bunga yang duduk dipangkuan Dewa langsung memeluk erat leher papa nya . Ia ketakutan ketika mendengar suara keras kakek nya .
"Sayang , bisa tolong bawa Bunga ke kamar ?" pinta Dewa pada istrinya .
"Iya mas ". Jawab Bulan lalu meraih Bunga dari gendongan Dewa dan segera membawa nya kekamar milik suami nya .
"Mah , alangkah baik nya mama pertimbangkan dulu perkataan papa . Dewa pribadi juga setuju dengan ucapan papa . Dewa hanya gak mau nanti nya bisa mempengaruhi rumah tangga Dewa dan Bulan ". Ucap Dewa datar setelah itu ia bangkit dan menyusul istrinya ke kamar .
Mama Dewi menghela nafas kasar melihat suami dan anak nya tak sejalan dengan keinginannya . Ia langsung menatap Eyang Wijaya meminta pendapat tertua .
Dan Eyang Wijaya hanya menghela nafas dalam ."Apa tujuan kamu meminta Siska untuk tinggal disini Wi ?" tanya beliau
"Dewi cuma kasihan sama Siska yah , kalo Bunga ikut tinggal sama Dewa . Lantas dia sama siapa sekarang ? Bagaimanapun dia pernah menjadi istrinya Dewa yah ". Ucap mama Dewi
"Ayah setuju dengan cara pemikiran kamu Wi , tapi coba kamu lihat .. Suami dan putra mu tak sependapat dengan kamu ". Ujar Eyang lalu mengalihkan pandangannya menatap mantan cucu mantu nya itu .
"Siska .." panggilnya
Siska mendongak menatap Eyang ."Iya yang ?"
"Saya tak melarang kamu untuk tinggal disini , hanya saran saya kamu boleh tinggal disini ketika kamu rindu dan ingin bertemu dengan Bunga silahkan kesini . Karena Eyang yakin Dewa akan membawa Bunga ikut tinggal dengan dia juga Bulan dirumah pribadi miliknya dan bukan tinggal disini ..." Kata Eyang
"Siska paham yang , dan maaf sudah membuat kekacauan dengan kehadiran Siska kemari ". Ucap Siska sendu
"Tak apa , tak perlu dipikirkan Andra dan Dewa memang seperti itu sifat nya". Ujar Eyang
"Dan boleh Eyang bertanya ?" imbuhnya
"Silahkan Eyang ..."
"Selama delapan tahun ini , kamu berada dimana ? Cucu Eyang bahkan seperti orang gila karena tak juga menemukan mu .."
Siska menelan ludah nya susah payah mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Eyang . Lidahnya terasa kelu hanya untuk sekedar menjawab nya.
"Selama ini Siska tinggal Singapore Yang , dan Siska membawa Bunga ke Indonesia baru beberapa minggu ini karena Siska rindu dengan kedua orang tua Siska . Tapi sayang , saat Siska membawa Bunga untuk kembali pulang . Kami mengalami kecelakaan yang , dan kondisi Bunga yang parah karena dia sampai kehilangan banyak darah . Sedang rumah sakit tak ada stok darah yang dibutuhkan , terpaksa Siska mendatangi mas Dewa karena golongan darah mereka sama ". Ucap Siska menjelaskan .
Semua orang yang mendengar cerita Siska hanya bisa menghela nafas pelan seraya mengelus dada nya .
Tanpa mereka sadari , ada seseorang yang sedang berdiri dilantai atas seraya mencengkeram pembatas tangga dengan kuat .
"Apa benar itu anak mu Wa ...?"
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen .. Terimakasih 🌹♥️
krn mertua itu mahram muabbad. kecuali anak2 merka belum hub badan dlm pernikahan, maka mertua bukan mahram