Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Twenty Two : Sakit Hati
Rizky dan Veyra berjalan keluar restoran. Acara makan malam kali ini telah usai.
"Oh jadi Raka itu manager di perusahaan kamu?"
"Yups"
"Tapi aku lihat tatapan nya beda gitu ke kamu" selidik Risky.
"Ky, dengerin aku ya. Aku tu cinta nya cuma sama kamu jadi sampai kapan pun aku bakal tetap milih kamu" jelas Veyra dengan menggenggam tangan Risky.
Risky tersenyum. "Makasih ya Sayangg"
"Kalo aku pergi, apa kamu tetep mau nunggu aku" batin Risky.
Risky melajukan mobilnya untuk mengantar Veyra pulang ke rumah nya.
"Aku turun ya Ky?" ucap Veyra saat mobil Risky sudah berhenti di depan pagar rumahnya.
"Eh bentar" Risky menahan tangan Veyra. Veyra pun mengernyitkan dahi. "Aku punya sesuatu buat kamu"
Rizky terlihat merogoh saku celana nya. "TADA...."
Rizky memperlihatkan benda putih seperti tali dan terdapat liontin berbentuk hati. Ia menyerahkan nya pada Veyra. "Buat kamu Vee"
"Cantik banget Ky kalung nya"
"Karena kalung nya cantik, harus di pake sama orang yang cantik dong" Risky mulai mengalungkan kalung pemberian nya.
"Makasih ya Ky"
"Sama-sama, masuk gih" titah Risky pada Veyra kemudian ia masuk kedalam rumahnya.
Hari-hari berlalu, setelah insiden Risky memberi hadiah kalung pada Veyra kini mereka terlihat semakin menempel. Dibalik ke langgengan hubungan mereka itu, ada seseorang yang menatap nya tak suka. Seseorang itu juga sering memperhatikan kemana pun mereka pergi dan apa saja yang mereka lakukan. Memang kelewat kepo dia ini.
Tak terasa ujian nasional semakin dekat. Reno pun sudah menginjak usia sebelas bulan hampir satu tahun. Ujian nasional SMA Citra Bangsa akan berlangsung bersama dengan SMA Putra Bangsa. Kini Veyra begitupun Risky tengah sibuk menyiapkan persiapan ujian mereka.
Belakangan ini Risky sudah jarang menemui Veyra, Alasannya sih belajar. Toh Veyra fine-fine saja. Ia pikir tak perlu mengekang orang yang kita sayang, jika itu demi kebaikan orang itu sendiri.
Sekarang Veyra sedang berada di kamarnya untuk bermain dengan Reno. Sesekali Reno tersenyum membuat Veyra gemas sendiri.
Ting!
Sebuah pesan masuk kedalam ponsel Veyra membuat perhatiannya teralih. Ia segera membaca isi pesan tersebut.
Riskyyy
Vee, sorry ya aku gak bisa ketemu kamu belakangan ini. Aku akan temui kamu lagi hari minggu setelah kita selesai ujian. 20.20
^^^Iya gpp Ky. 20.21^^^
Aku juga udah gak bisa nganter kamu sama jemput kamu lagi. 20.22
^^^Iya. 20.23^^^
Setelah itu tidak ada jawaban lagi. Veyra kembali meletakkan ponselnya. Kemudian ia menggendong Reno.
"Sayang, bunda mau curhat sama kamu nih" Veyra mengajak anaknya itu berbicara, walaupun ia tahu tidak akan ada jawaban dari putranya. Veyra terkekeh sendiri kemudian melanjutkan bicaranya.
"Bunda itu sayang banget sama om Risky. Om Risky juga kelihatan sayang banget sama kamu, sama bunda juga. Tapi kenapa bunda sekarang ngerasa ada yang aneh ya" Veyra menerawang.
Oekkk...oekkk...
Veyra terkejut dan segera menenangkan Reno yang tiba-tiba menangis. "Cup..cup..cup sayang, jangan nangis, kan bunda disini nak" karena tangis Reno belum juga reda, Veyra meminumkan susu ke bibir mungil Reno menggunakan dot baby. Alhasil Reno pun diam.
Veyra menepuk-nepuk pantat Reno pelan. Lama kelamaan Reno tertidur dengan sendirinya.
"Bunda takut kehilangan om Risky sayang" Veyra membisikkan kalimat itu pada Reno kemudian menidurkannya di box baby.
...----------------...
Veyra sudah siap dengan seragam osis yang melekat di tubuhnya. Hari ini ia memutuskan untuk mengendarai mobil ke sekolah.
"Lo pasti bisa Vee!" ucap Veyra menyemangati diri sendiri kemudian menyambar kunci mobilnya yang berada di atas nakas.
Veyra mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata. Kali ini musik dj tidak ia nyalakan. Semakin kesini sifat badgirl nya sudah menghilang entah kemana. Hanya saja, sifat pemberani dan suka menantang guru belum hilang dari dirinya. Atau mungkin tidak bisa.
Veyra memparkirkan mobilnya dengan rapi di area parkir sekolah. Syukurlah ia sampai ke sekolah dengan selamat. Tanpa sadar ternyata ia parkir di depan mobil sport berwarna merah yang sangat ia kenal siapa pemiliknya. Veyra sengaja tidak turun dari mobil.
Risky keluar memutari mobil dan membukakan pintu mobil di kursi penumpang. Veyra kira mungkin Alin yang berangkat bersama Risky. Betapa terkejutnya Veyra setelah mengetahui siapakah yang berangkat bersama kekasihnya. Ternyata Karin, ya Karin masalalu Risky.
Entah mengapa dada Veyra serasa sesak. Seperti ada yang menusuk-nusuk dadanya. Nyeri yang teramat dalam. Ia segera menunduk ketika Risky melewati mobilnya dan berpisah dengan Karin disana. Risky memang tidak hafal dengan mobil Veyra, terlebih Veyra tidak pernah menggunakan mobil pribadi miliknya, maka dari itu Risky tidak tahu bahwa yang parkir di depan mobil nya adalah mobil milik Veyra.
Tangis Veyra pecah. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa. Apa sekarang Ia masih bisa untuk tidak berfikir yang buruk terhadap kekasihnya? Ah Veyra tidak tahu itu.
Hiks..hiks...
Veyra mulai terisak dengan memukul-mukul stir mobil nya. "Kenapa lo jahat sama gue sih Ky? Hiks..hiksss. Lo gak temuin gue selama 2 minggu, tapi lo milih ketemuan sama mantan lo itu? Dan parahnya lagi lo nganterin dia Ky? Hikss...hikss.. Lo jahat Ky, jahatt!!!"
Setelah berada di dalam mobil cukup lama, Veyra memutuskan untuk pergi ke kelasnya. Ia berjalan gontai dengan rambut yang mungkin, acak-acak an. Matanya sembab, hidungnya memerah dan suaranya serak dan sumbang.
Veyra duduk di sebelah Alin. Menenggelamkan wajahnya di kedua tangan yang Ia lipat di atas meja. Teman-temannya sempat bingung, mengapa Veyra terlihat lesu. Tetapi mereka urungkan niat untuk bertanya. Mereka pikir mungkin Veyra kelelahan karena sibuk mengurus Reno.
Jam pelajaran pertama dan kedua Veyra selamat dari mata guru. Sekarang jam ketiga, waktunya pak Firman yang mengajar. Alin tidak bisa membiarkan Veyra tidur, karena pasti pak Firman mencari keberadaannya.
"Vee! Bangun elahh" Alin menepuk-nepuk pundak Veyra pelan sebelum pak Firman datang ke kelasya, tetapi tidak ada respon dari sang empunya.
"Vee! Bangun! Bentar lagi pelajaran pak tua noh" Alin menunjuk pintu kelas dengan dagu nya yang tidak dilihat oleh Veyra.
"Vee! Bangun, WOI!" di bentakan yang ketiga akhirnya Veyra mendongak kan kepalanya.
Alin menatap mata sembab nan bengkak milik Veyra. Bahkan Ia langsung panik. "Vee! Lo kenapa? Lo habis nangis ya? Siapa yang bikin lo nangis? Biar gue samperin orang nya" cerocos Alin.
Ingin rasanya Veyra berkata kepada Alin segala umpatannya. "Ini semua gara-gara abang lo yang brengsek itu! Katanya cinta katanya sayang, itu semua cuma bullshit. Kalo mau balikan sama mantan bilang! gak usah main belakang" tetapi apalah daya, Veyra hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Lo sakit Vee? Mau ke UKS aja?" tawar Alin.
"Enggak usah Lin, bentar lagi pasti sembuh. Cuma pusing dikit doang kok"
Pak Firman datang dengan semangatnya. Seperti biasa ia akan menggoda Veyra dengan mengedipkan sebelah matanya yang hanya dibalas senyuman oleh Veyra. Lebih tepatnya senyuman yang di paksakan.
Waktu berlaku akhirnya jam pelajaran selesai. Bel pulang berbunyi sekitar lima menit lalu. Veyra segera menuju parkiran untuk pulang ke rumahnya. Ia tidak berniat untuk berangkat ke kantor hari ini, mengingat kondisinya sedang buruk sejak tadi.
Veyra berjalan melewati parkiran motor sekolahnya, kepalanya terasa berat. Ia berhenti sejenak untuk memijat pelan pelipisnya. Saat hendak berjalan lagi langkah nya mulai sempoyongan dan kakinya sudah tidak kuat untuk menopang tubuhnya sendiri.
Brukk!
Pandangan Veyra akhirnya memburam hingga gelap. Namun ada sebuah suara sebelum ia benar-benar menutup matanya.
"VEE!!!"
...----------------...
Bonus Visual Baby Reno💕
To be continued…