Kiara dan Tiara adalah gadis cantik kembar identik dari ibu tunggal yang bernama Shopia. Suami Shopia telah meninggal karena penyakit jantung sejak kedua putri mereka berumur 9 tahun. Sekalipun Kiara dan Tiara adalah saudara kembar, tapi sifat mereka jauh berbeda, bak langit dan bumi.
Penasaran dengan ceritanya?? baca yuk!
Ingat ya, ini hanyalah karangan fiktif semata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7 Ular Berbisa
Tak berapa lama gadis cantik berambut hitam lurus sepinggang itu pun menghubungi Roni.
Kiara : [Ron, untuk ke depannya kamu gak perlu nganter pulang aku lagi...]
Roni : [memangnya kenapa Ki? Kamu dimarahi mamamu ya gegara aku antar pulang tadi?]
Kiara : [mamaku bukannya marah Ron, hanya menasehati, kalau aku boleh temenan sama kamu asal ketemuannya di sekolah saja, gak di tempat lain...]
Roni : [yaaaah... 😢]
Kiara : [kenapa Ron?]
Roni : [mamamu kok ketat banget aturannya... Aku nganter pulang kamu saja kok gak boleh]
Kiara : [maklum Ron mamaku single parent, dan kita bukan dari keluarga kaya... Mama hanya berusaha menjaga anak-anaknya agar tetap fokus dengan masa depan]
Roni : [well, i see... Kalau begitu boleh dong kita besok ngobrol di sekolahan?]
Kiara : [kalau ngobrolnya gak penting mending gak usah ketemuan saja Ron, aku gak enak sama yang lain... 🙏]
Roni : [lagi-lagi merasa gak enak sama yang lain... 😢]
Kiara : [sudah ya Ron aku mau belajar, bye...]
Roni : [bye juga... see you tomorrow 😍]
Melihat gambar emoji terakhir Roni, Kiara yang juga gadis biasa, merasa dag dig dug jantungnya. Dalam hati, sebenarnya dia merasa beruntung kalau disukai oleh Roni, karena cowok ganteng itu banyak jadi rebutan kaum hawa di sekolahan.
Tapi, jika Kiara disuruh memilih antara aturan mamanya dengan cintanya Roni, tentu dia akan memilih aturan mamanya, karena mama lah yang berjuang hingga membuatnya sampai seperti sekarang ini.
*
Di kamar Vivi...
Hati gadis cantik itu semakin tambah memanas. Pertama, gegara cowok idamannya, si Roni, sedang dekat dengan Kiara. Kedua, karena dia dibilang membawa pengaruh buruk oleh mamanya si kembar.
Cih! Memangnya keluarga mereka hebat apa, pake ngatain aku membawa pengaruh buruk segala! Keluarga kere saja sok suci banget! Tunggu saja ya, aku bakalan kasih kalian pelajaran! rutuk Vivi dalam hati.
Tak berapa lama, gadis cantik itu pun WA nan dengan seseorang, yakni Arum, teman sekelas Kiara.
Vivi : [woi romlah, piketnya Kiara hari apa?]
Arum : [Besok, Vi. Ada apa?]
Vivi : [gak pa pa, cuma tanya saja. Inget ya, jangan bilang Kiara soal hal ini! Awas kalau kamu bocor mulut! Tak 👊 nanti]
Arum adalah salah satu bekas teman SMP Vivi. Gadis itu berasal dari keluarga sederhana bahkan bisa dibilang keluarganya kurang berada.
Sejak SMP, Arum memang diberi nama 'Romlah' oleh Vivi, karena menurut Vivi nama itu lebih pantas untuknya.
Jika berurusan dengan Vivi, Arum tidak bisa berkutik, karena pada saat mereka masih SMP, Arum pernah dimaki-maki dan dihina oleh Vivi.
*
Sejak mamanya melarang untuk tidak sering bergaul dengan Vivi dan Cindy, pada saat jam istirahat, Tiara menjadi salah tingkah alias kelabakan.
Di kelasnya, hanya segelintir anak yang mau menyapa dirinya, sedangkan yang lain bersikap cuek karena memang Tiara sendiri yang sering meremehkan orang lain.
Untuk menutupi perasaannya yang gelisah, dia sengaja pura-pura belajar matematika, yang merupakan mata pelajaran yang paling tidak disukainya. Sebenarnya yang menjadi masalah bukan pelajarannya, namun memang dasarnya Tiara saja yang malas belajar.
"Tumben Ti kamu di kelas saja? Gak ngumpul dengan teman gengmu?" tanya Lusi teman sebangku Tiara keheranan.
"Gak Lus, lagi mager aku," Tiara beralasan.
"Denger-denger Kiara jadian ya sama Roni?" lanjut Lusi.
"Jadian? Kata siapa? Gak ah! Wong mama saja ngelarang kita pacaran," sahut Tiara sedikit sinis.
"Kalian dilarang pacaran? Beneran Ti?" ucap Lusi tidak percaya.
"Iya beneran. Pokoknya selama kita sekolah bahkan sampai kuliah nanti kita tidak boleh pacaran," terang Tiara.
"Mama kalian kok ekstrim begitu ya. La terus nasibnya Roni gimana tuh ditolak cintanya sama Kiara? Sayang banget, padahal banyak lo yang nguber Roni. Termasuk kamu juga kan, Ti?" cerocos Lusi.
"Nguber apanya, wong aku cuma kagum saja. Masa' aku mau saingan sama Vivi. Ya jelas kalah lah," sahut Tiara setengah berbohong.
*
Siang ini, seperti biasa, Kiara harus membersihkan kelas dulu sebelum pulang sekolah karena mendapat jatah piket. Dia mendapat tugas piket dengan Airin, Risa, Toni, dan Bagas. Tanpa banyak cakap, mereka berlima gotong royong membersihkan kelas.
20 menit kemudian, Toni dan Bagas pamit pulang duluan. Biasa, dari dulu yang namanya murid cowok pasti gak betah lama-lama kalau disuruh piket.
Beberapa menit kemudian menyusul si Risa yang pamit pulang.
"Pulang bareng yok, Ki. Boncengan sama aku," kata Airin.
"Kamu pulang duluan saja, Rin, aku mau mampir ke toilet. Kebelet BAK nih," sahut Kiara.
"Ya sudah Ki, aku pulang duluan ya."
Sepeninggal Airin, Kiara yang sudah kelar membersihkan kelas langsung mencangklong tasnya lalu menuju ke toilet cewek yang sejalur dengan jalan pulang yang biasa dia lewati. Tiba-tiba...
grep
"Aww!" Kiara menjerit kesakitan ketika rambut panjangnya dijambak Vivi.
"Heh, cewek kere! Kamu kok ke pe de an banget sih! Roni itu inceranku tau!" ucap Vivi dengan suara pelan namun mantap, sambil tangan kanannya mencengkeram kuat rambut Kiara. Di samping Vivi, seperti biasa, pasti ada Cindy.
"Yang ndeketin aku duluan itu Roni, Vi, bukan aku...," sahut Kiara sambil meringis kesakitan.
"Kalau dia ndeketin kamu, ya kamu menghindar goblog!" lanjut Vivi.
"Inget ya, mulai besok kamu gak usah deket-deket Roni lagi! Kalau mataku masih lihat kamu deket dengan Roni, kamu tanggung akibatnya!" Vivi melepas jambakannya dengan menghentak kencang kepala Kiara, hingga tubuh gadis cantik itu terhuyung.
Belum juga tubuh Kiara berdiri dengan seimbang, gantian Cindy yang mendorong tubuh gadis cantik itu hingga jatuh terjerembab ke lantai.
Tidak cukup sampai di situ, sebelum Vivi dan Cindy pergi, mereka juga menginjak kaki Kiara dengan kencang hingga gadis cantik itu meringis kesakitan lagi.
Tanpa mereka sadari, Angga, siswa kelas XII, yang dikenal si kutu buku dan lumayan encer otaknya, sedari tadi berdiri di balik tembok dekat toilet, sambil menyimak dan merekam semua perkataan Vivi dengan Kiara.
Bukan maksud hati cowok ganteng berkacamata itu bersikap pengecut hingga membiarkan Kiara ditindas oleh Vivi dan Cindy, namun dia sengaja berbuat demikian karena ingin mencari bukti pelanggaran kedua cewek tersebut.
Begitu melihat sosok Vivi dan Cindy keluar dari area toilet, cowok ganteng berkacamata itu dengan segera menghampiri Kiara yang saat itu sedang berusaha untuk bangkit berdiri.
"Kamu tidak apa-apa, Dik?" tanya Angga sambil membantu Kiara berdiri.
"Aku gak apa-apa, Kak...," balas gadis cantik berambut hitam panjang lurus sepinggang itu dengan suara pelan.
"Kamu dibully sama mereka berdua kan?" lanjut cowok berkacamata tersebut.
"Tolong, Kak, jangan sebarkan hal ini ke orang lain. Aku gak mau masalahnya jadi berkepanjangan...," ucap Kiara memohon.
"Gak bisa seperti itu, Dik. Sekolahan itu ada aturannya. Kalau ada murid yang membully dan sejenisnya, ya harus dilaporkan. Kalau didiamkan, mereka malah semakin menjadi-jadi," kata si kakak kelas itu.
"Pliss, Kak, jangan laporkan ke siapa-siapa...," sekali lagi gadis cantik tersebut memohon pad Angga.
"Baiklah-baiklah... Mending sekarang aku anter kamu pulang dulu," tawar cowok ganteng berkacamata tersebut.
"Aku harus ke toilet dulu, Kak, soalnya dari tadi sudah nahan pingin BAK...," ujar Kiara apa adanya.
"Ya sudah, kamu masuk toilet dulu, aku tunggu di sini. Pelan-pelan saja jalannya, Dik."
Kiara berjalan dengan sedikit terpincang menuju ke toilet.
oga Tiara sadar kelakuan buruknya...
trimakasih dan salam sukses buat kalian 🙏