John Roki, Seorang siswa SMA yang dingin, Cerdas, dan suka memecahkan misteri menjadi logis (Bisa diterima otak)
Kehidupan SMA nya diawali dengan kode rahasia yang tanpa disadari, membawanya ke misteri yang lebih mengancam. Misteri apa itu? kok bisa makin besar? Selengkapnya dalam cerita berikut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Game 5. Terungkap semua.
Rose merasa diabaikan, memberanikan diri untuk bertanya. “Anu, kalian berdua, sudah berteman sejak lama?"
Roki dan Hana sedikit terkejut dengan pertanyaan Rose. Roki dan Hana, memikirkan hal yang sama, apakah dia tidak mendengar berita yang beredar mengenai mereka berdua?.
Dan jawabannya adalah, iya, Rose tidak mendengar berita tersebut, karena hari ini ada yang lebih heboh dari pada berita tersebut.
“Tidak, kami baru bertemu tadi saat waktu istirahat ... Aku meminta bantuannya karena ku denger Roki ahlinya mengenai teka-teki” penjelasan Hana sambil mengambil kursi dibelakangnya untuk dia gunakan duduk.
Karena semuanya sudah dijawab oleh Hana, Roki kembali fokus ke pesan teka teki. Rose melirik Roki sebentar dan kembali melirik Hana, dari pada tidak ada percakapan diantara mereka, Rose pun ngobrol dengan Hana mengenai beberapa hal.
Roki kembali fokus ke Ke teka-teki.
*"Tunggu ditempat yang tersembunyi, di balik cahaya yang terhalang. Hanya mereka yang bisa melihat kebenaran, yang bisa melangkah, yang bisa menemukan harta"*
“Tunggu ditempat yang tersembunyi” guma Roki dengan nada pelan. Dia sedang mencerna kata 'tunggu' dan 'tersembunyi' meskipun belum pasti, ini seperti menunjukkan sang pelaku sedang menunggu ditempat bersembunyi.
“Dibalik cahaya yang terhalang” Guma Roki dengan nada pelan. Kalo kalimat pertama benar menunjukkan pelaku yang sedang bersembunyi, berarti kalimat ini menunjukkan tempat persembunyiannya.
Sedangkan kalimat-kalimat seterusnya, seperti akan mendapatkan pujian, penghargaan, dan hadiah kalo Roki berhasil menemukan sang pelaku. Sekarang Roki kembali ke kalimat 'Dibalik cahaya yang terhalang'
Setelah beberapa menit berfikir, Roki ingat dengan apartemen tua yang ada di dekat perempatan jalan. Saat melihat luar jendela, mataharinya mulai tenggelam. Tanpa memikirkan hal lian, Roki berjalan cepat keluar dari ruangan kelas, dia melupakan ranselnya.
Melihat reaksi Roki yang tiba-tiba, Rose dan Hana dengan buru-buru mengikuti Roki dari belakang, Rose juga melupakan ranselnya. Saat berada di lapangan sekolahan, seperti biasa, kayaknya bukan Roki dah kalo tidak dapat cacian dan tatapan tajam dari sekitarnya, tapi kali ini topiknya.
“Yang benar saja, Roki bersama dua cewek?" Bisik-bisik salah seorang disekitar.
“Tidak mungkin lah, itu cuma kebetulan dua cewek itu dibelakang Roki” balas temannya.
“Ku dengar tadi siang Hana juga bersama Roki ya?" bisik-bisik para cewek.
Rose dan Hana merasakan tekanan yang luar biasa dari sekitar, sebenarnya mereka bisa lepas dari tekanan tersebut dengan cara berhenti mengikuti Roki dan berpura-pura pergi ketempat yang lain. Namun mereka tidak melakukannya.
Meskipun Rose baru mengenal Roki kemarin, dia sedikit memahami apa yang dirasakan Roki setiap harinya. Hana yang baru mengenal Roki beberapa jam yang lalu, juga sedikit memahami kondisi Roki, seberapa beratnya hidup yang dijalani Roki seharian penuh.
Rasa tekanan yang dirasakan Rose dan Hana, sedikit menghilang dan digantikan dengan rasa kasian terhadap Roki. Dengan kata lain, mereka berdua merasa empati terhadap Roki. Sebenarnya Roki tidak peduli, mental Roki sudah sekeras baja.
Singkat cerita, mereka bertiga berjalan menelusuri trotoar, mereka tidak saling ngobrol semenjak keluar dari gerbang sekolah. Karena merasa canggung bercampur dengan baru saling kenal, mereka tidak tau topik apa yang ingin mereka bahas.
Tak lama kemudian, Roki berhenti berjalan tepat di perempatan, disebarng jalan, ada apartemen tua yang dikunjungi Roki dan Rose kemarin.
Roki menoleh kebelakang dan berkata “Ini sudah mau malam, lebih baik kalian pulang saja”
Mendengar itu, Rose dengan senyum tipisnya. “Tidak, aku akan ikut masuk lagi kedalam, mungkin Hana yang ingin pulang”
Hana yang belum tau mau kemana dan mau apa, kebingungan sendiri. “Tunggu-tunggu, kalian mu kemana sih?" Tanya Hana dengan ekspresi kebingungan.
“Kau lihat bangunan tua itu? Aku dan Roki mau masuk ke sana” Jawab Rose dengan senyuman manis dimata Hana.
Hana sempat berfikiran hal-hal negatif, tapi mengingat sikap Roki yang seperti itu, pemikiran seperti itu dengan cepat teralihkan. “Aku sudah sejauh ini, mana mungkin aku kabur begitu saja" Jawabnya dengan yakin.
“Terserah lah” Jawab Roki sambil menoleh kedepan dan langsung menyebrang jalan.
Mereka bertiga masuk kedalam Apartemen tua, seperti sebelumnya, cahaya matahari yang lewati celah-celah pada apartemen adalah satu-satunya pencahayaan didalam apartemen ini.
Saat mereka menyusuri lorong, Roki memperhatikan setiap sudut bangunan. Dia yakin bahwa jawaban dari 'Dibalik cahaya yang terhalang', berada didalam apartemen tua ini.
Sampai hampir mentok di ujung ruangan, Roki merasakan sesuatu yang tidak beres dengan lantai yang dia pijak. Dengan berfikir kritis, Roki berhenti berjalan dan langsung meniup debuh yang ada di lantai.
Debutnya berterbangan dan membuat Rose batuk-batuk. "Apa yang kamu lakukan?" Tanya Hana, sambil menutup hidungnya.
"Siapa pun bisa nyalakan senter pada hp kalian?" Perintah Roki, dia sedang berlutut.
Rose dan Hana secara bersamaan menyalahkan sentra pada hp mereka. Seperti yang diduga Roki, ada jalan untuk menuju ruang bawah tanah. Saat Roki meraba-raba untuk mencari cara membuka pintu itu, tiba-tiba dari tengah-tengah pintu membalik dan memunculkan panel angka.
Tanpa berfikir panjang, Roki sudah tau kode untuk membuka pintu ini. Dari mana Roki taunya? Roki kan sempat menemukan secuil kertas dengan liga digit angka dilantai dua apartemen tua ini.
Roki mengeluarkan secuil kertas itu dan langsung memasukkan nominalnya. setelah sudah di isi, suara bel dari dalam, menandakan pintu ruang bawah tanah sudah bisa dibuka.
Mereka melangkah turun dengan hati-hati, rasa penasaran sekaligus ketegangan menyelimuti setiap langkah. Di bawah sana, mereka menemukan sebuah ruangan yang gelap.
Saat senter Hana dan Rose mulai menyinari ruangan, ada meja ditengah ruangan dan juga ada Kevin yang sedang duduk santai sambil tersenyum. Yang paling menarik perhatian Roki adalah, diatas meja ada barang-barang kecil milik para teman sekelasnya.
Rose langsung tersentak kaget melihat Kevin. “Kevin! Jadi kamu yang mencuri semua ini?”
"Bener, aku lah pelakunya dan ku ucapkan untuk Roki, tak ku sangka kau bisa menemukan ku secepat ini" Kata Kevin dengan senyum lebar dan pipi sedikit kemerah-merahan melihat Roki.
Hana bingung dengan situasi yang dia alami saat ini, dia hanya bisa diam sambil mengarahkan senter HP-nya ke arah Kevin.
Roki dengan wajah datar dan tatapan tajam mengarah ke Kevin. "Apa yang kau inginkan?" Tanya Roki.
Kevin berdiri dari kursinya dan menatap Roki langsung. “Aku ingin melihat apakah ada seseorang di sekolah ini yang bisa menyelesaikan teka-teki ini. Orang yang bisa berpikir di luar kebiasaan, melihat petunjuk kecil dan menghubungkannya dengan logika. Dan kamu, Roki, kecerdasan kamu diluar logika"
"Kau melibatkan banyak orang hanya untuk ambisi mu itu?" Tanya Roki dengan nada ingin membentak.
"Ya, ambisi yang konyol bukan?" Kelvin turun dari meja dan dengan senam lincah melewati Roki, Melawati Rose dan Hana dan langsung keluar dari ruangan itu, namun sebelum keluar. "Ambil semua barang yang ada dimeja itu, itu semua milik mu, ahahahah!" suaranya semakin menjauh.
"Roki, gak papa kau membiarkannya kabur begitu saja? Aku tidak tau apa yang terjadi, tapi dia pencuri kan?" Tanya Hana yang masih kebingungan.
Roki mengambil barang-barang yang ada dimeja “Biarkan, ini cuma permainan, yang jelas, semua teka-teki sudah terpecahkan kan? kode dibelakang buku Rose, khusus pencurian secara bersamaan di kelas ku, dan pesan teka-teki yang kau dapat ... Siapa sangka semua jawabannya hanya ke satu orang" Roki tertawa kecil sambil tersenyum jahat, dia sangat merasa puas dengan hasilnya.
Rose ikut membantu Roki, karena hanya Hana yang membawa ransel, semua perlengkapan sekolah kecil itu dimasukkan ke dalam ranselnya Hana.
Keesokan harinya, barang-barang yang hilang telah kembali ke pemiliknya. Rose, yang bertanggung jawab melakukannya tanpa mengatakan apapun tentang siapa pelakunya. Biar menyakitkan orang-orang, Rose bilang, Roki lah yang menemukan pelakunya, namun sayangnya pelakunya kabur. Mendengar hal itu, Kevin yang duduk pojok depan dekat pintu, tertawa kecil sambil melihat Roki.