HELLO GUYS,MAMPIR LAGI DI KARYA AUTHOR.
SEMOGA KALIAN TERHIBUR DENGAN KARYA AUTHOR YAH.
Ginna Yovela Adriella adalah anak yang lugu,penurut dan juga pintar dimana dia mampu menyelesaikan studi pendidikan SMA nya di usia 17 tahun dan menjadi juara 1 di setiap semester namun,sayangnya dia hanyalah anak yang tidak di anggap oleh keluarganya sendiri.
Suatu hari ia malah di jebak oleh kakak perempuan nya yang selalu iri dengan apa yang ada pada diri Ginna.akhirnya Ginna menghabiskan satu malam dengan pria asing.
Kesalahan satu malam itu malah menumbuhkan janin di dalam rahimnya.
Mengetahui Ginna hamil keluarganya mengusirnya dari rumah.
Dengan penuh tekad dan juga dendam Ginna meninggalkan negara kelahirannya.
7 tahun kemudian ia kembali ke negara kelahirannya bersama dua malaikatnya.
Namun takdir juga kembali mempertemukan dia dengan pria asing yang menanam bibit di rahimnya 7 tahun yang lalu.
TANDAI TYPONYA YAH GUSYYY,AND JANGAN LUPA LIKE,KOMEN, SUBSCRIBE 👉👈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R3C2YMYFMYME, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Malvin mengendong si kembar masuk ke dalam mansion dan mengantar mereka ke kamar keduanya.
"apa kalian suka girl??son?"ucap Malvin.
"suka sekali, Daddy terbaik deh ummpp"ucap Vella mencium pipi Malvin.
"aku suka Dad, terimakasih"ucap Vello.
"umm dad..itu kamar mommy di mana??kasihan loh mommy diri terus di depan pintu sama si koper"ucap Vella menunjuk ke arah Ginna yang hanya berdiri kaku di depan pintu kamar si twins bersama kopernya.
"apa yang kamu lakukan di situ??"ucap Malvin.
"ehh,i-itu aku hanya bingung aku menempati kamar yg mana,pada akhirnya aku memutuskan sekamar dengan si kembar"ucap Ginna.
"son,girl"ucap Malvin.
"iya Daddy??"ucap keduanya.
"apa kalian mau menampung mommy kalian yg notabenenya sudah menikah di kamar kalian??"ucap Malvin.
"tenumppp"Vello membungkamkan mulut lemas Vella.
"mommy Maafkan kami,Vello dan Vella cman punya masing-masing tempat tidur yg kecil jadi mommy gk muat"ucap Vello.
"hey kecil dari mana??!"ucap Ginna.
Malvin tersenyum lalu mengelus puncak kepala si twins.
"kalian tidur siang saja dulu, Daddy akan mengurus pengungsi itu"ucap Malvin
"baik dad"ucap mereka lalu menghampiri Ginna
"kenapa kamu tidak langsung saja ke kamar Kita?"ucap Malvin.
"b-bicara apa kamu?? aku akan tetap tidur di kamar twin"ucap Ginna.
"oh ya?? apa jangan-jangan kamu takut jika aku menerkam mu malam ini??"ucap Malvin berbisik yang sukses membuat wajah Ginna memerah layaknya tomat busuk.
"apaan sih gk jelas"ucap Ginna.
"ohh tidak jelas yah baiklah ehem.APA JANGAN-JANGAN KAMU umpppp"Malvin berteriak namun dengan cepat Ginna membungkamkan mulut Malvin.
"diam Napa"ucap Ginna.
tanpa keduanya sadari bahwa tidak ada jarak diantara keduanya di mana Malvin memeluk pinggang Ginna, sedangkan Ginna membekap mulut Malvin sambil memegang tengkuk Malvin sebagai topangan.
"Abang emang kalo Abang nikah nanti juga kayak gitu?? kek mommy dan Daddy?? so sweet banget"ucap Vella.
"tentu saja"ucap Vello.
Malvin dan Ginna tersadar akan apa yang terjadi di antara keduanya lalu segera menjauhkan diri satu sama lain.
"ayo pergi"ucap Malvin menyeret Ginna.
"eehhh kamu kira aku kambing ehh"ucap Ginna
sesampainya di kamar.
"letakkan barang-barangmu di dalam ruangan itu"ucap Malvin menunjukkan pintu ruangan yang ada di dalam kamar mereka itu.
"i-itu apakah tidak ada surat perjanjian?? atau peraturan-peraturan??"ucap Ginna.
Malvin mengangkat sebelah alisnya.
"untuk apa??"ucap Malvin
"yahh Kitakan menikah hanya demi Vello dan Vella, dan aku yakin kamu masih butuh proses untuk menerima diriku jadi tidak mungkin kan kamu mengizinkan aku hidup bebas di dalam kamar pribadimu?"ucap Ginna.
Malvin tersenyum lalu berjalan mendekati Ginna yang membuat Ginna berjalan mundur seiring langkah Malvin yang mendekat padanya.
sampai akhirnya Ginna menubruk pintu kamar yang tertutup, Malvin sudah berada di depan Ginna lalu mengurung Ginna dengan kedua tangannya antara pintu.
"ma-mau apa kamu??"ucap Ginna dengan jantung yang berdetak kencang.
Malvin mengulurkan satu tangannya lalu memegang dagu Ginna.
"menurutmu di mana aku meminta dirimu di depan seluruh keluargaku dan terlebih-lebih kepada si kembar itu hanya formalitas??"ucap Malvin.
"y-ya siapa tau kan kek di dalam novel-novel tu"ucap Ginna.
Tuk
awww
"dengar! jika aku sudah meminta sesuatu dari si kembar dari darah dagingku sendiri maka yang aku minta itu tidak akan pernah kuserahkan kepada siapapun, jadi intinya kamu hanya milikku"ucap Malvin mencium bibir Ranu milik Ginna.
Malvin melepaskan pungutan mereka setelah cukup lama mengesap bibir yang menggoda itu.
"dan jangan pernah berpikir untuk pergi dariku, apa Yang kumiliki itu milikmu juga. aku ingin kita menjalani hubungan suami istri sebagaimana mestinya, pernikahan ini bukan permainan"ucap malvin sambil menghapus sisa saliva keduanya di bibir Ginna.
"ba-baik lah j-jika begitu,tapi aku tidak akan menyerahkan tubuhku kepada mu"ucap Ginna sambil memeluk dirinya.
"deal?"ucap Malvin menjulurkan tangannya dengan ragu di sambut oleh Ginna.
"deal"ucap Ginna.
******
hari telah berlalu sekarang sudah sore dan Ginna sudah berkutat dengan alat-alat masak untuk membuat makanan untuk makan malam.
"Ginna apa yang kamu lakukan di sini sayang??"ucap Mischka
"ah mom, ini ginna mau masak buat makan malam kita"ucap Ginna.
"aduhh seharusnya kamu nggak usah seperti ini sayang ada mereka yang sudah terbiasa membuat makanan"ucap Mischka.
"ehh??"ucap Ginna yang tidak paham pasalnya tidak ada koki di sana.
Dena yang kebetulan ke dapur untuk mengambil air mineral mendengar hal itu hanya bisa tersenyum.
"aduhh kakak ipar yang cantik, di keluarga Salvadora cewek itu nggak usah susah-susah masak"ucap Dena.
"tuh koki ya udah datang,mereka babu"ucap Dena sambil menunjuk ke arah Ethan dan Malvin yang baru masuk ke dalam dapur.
"ehh??"ginna semakin bingung.
"intinya keluarga salvandora tidak pernah menggunakan koki untuk memasak atau istri yang memasak melainkan sang suami atau laki-laki di keluarga salvandora"ucap Mischka.
"mansion ini wanita berkuasa"ucap Dena.
"sudahlah, sebaiknya kalian Pergi saja menunggu jangan di sini hanya mengganggu saja"ucap Ethan.
"ya sudah,yang enak yah masakannya kalo gk enak kalian tidur di luar mansion"ucap Mischka.
"ayo sayang"ucap Mischka.
"ahh tidak mom, Ginna akan meneruskan memasak"ucap Ginna.
"kan udah di bilangin"ucap Dena.
"tetap saja Dena,aku sudah terbiasa mengambil tanggung jawab ini dan jga aku ingin memastikan makanan yg bergizi dan bagus bagi perkembangan si kembar"ucap Ginna.
"huff baiklah,tapi ingat kalau mereka malah membuat kamu jadi babu lapor saja ke mommy "ucap Mischka.
-
-
-
keluarga Salvadora berkumpul di meja makan,mereka sedang makan malam.
"masakan mu sangat enak Ginna"puji Ethan.
"istri siapa juga"ucap Malvin bangga.
"heleh Lo kagak cocok buat sealay itu Malv"ucap Fany.
"kau mematahkan image ku"ucap Malvin.
"ternyata Daddy bisa alay juga yah??"ucap Vella yang membuat Malvin cemberut mendengarnya.
"makan lah yang banyak Vella supaya mulut mu tersumpal"ucap Vello.
Semua yg di sana tertawa mendengar apa yang di katakan Vella dan Vello.
Suasana ruang makan yang biasanya tidak sehangat ini bisa terwujud setelah kehadiran Ginna dan si twins.
TBC