sudah jatuh tertimpa tangga, itulah istilah yang tepat bagi nasib Ridho seorang pemuda miskin.
Baru beberapa hari di tinggal mati ayah nya Intan sang kekasih memutuskan hubungan cinta mereka, dan memilih kawin dengan pemuda kaya dari kota.
Dalam kehancuran hati nya, Ridho pergi ke kota, membawa peruntungan nasib nya.
Di kota, takdir membawa nya harus menikahi Anastasya seorang dara cantik, namun sangat angkuh dan arogan.
Anastasya yang tidak menyukai Ridho, berusaha menyingkirkan pemuda itu dari kehidupan nya.
Disaat hati Ridho mulai putus asa, muncul Rita yang memberi nya semangat hidup dan bangkit kembali.
Namun di saat Ridho dan Rita mulai akrab, justru benih cinta mulai bersemi di hati Anastasya.
Bagai mana Ridho mengatasi kedua nya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditangkap Orang Kampung.
Beberapa Minggu berlalu semenjak peristiwa memalukan yang dialami oleh Anastasya.
Meskipun berusaha menghalau kenangan pahit itu dari ingatan nya, tetapi pengalaman aneh di dalam hidup nya itu tetap saja berputar kembali, berulang ulang di otak nya.
Hari ini adalah hari Sabtu setelah dia berjanji dengan sang kakek untuk ke rumah orang tua itu.
Pukul tujuh pagi pagi, Anastasya segera meluncur ke kampung Timuran tempat rumah kediaman kakek nya berada.
Hari Sabtu, biasa nya jalan jalan sangat padat, karena banyak nya mobil yang menuju ke luar kota untuk berlibur, sehingga Anastasya memutuskan lewat jalan pintas yang melewati kampung dalam yang relatif agak lengang.
Namun sial nya, baru saja mau memasuki kampung dalam, tiba tiba kebutuhan mau pipis ikut mendesak juga.
"Ah sialan, mana pom bensin jauh lagi, dimana aku numpang pipis sih?" pikir Anastasya bingung.
Di kejauhan, dia melihat kubah sebuah Mesjid, spontan terpikirkan di hati nya, jika tiap Mesjid pasti ada WC nya.
"Ah dari pada ngompol di celana, mendingan aku numpang pipis di WC Mesjid itu saja" gumam Anastasya mempercepat laju mobil nya.
Setelah tiba di depan Mesjid, buru buru Anastasya membuka pintu Mobil, dan berlari kearah belakang Mesjid tempat WC biasa nya berada.
Dari kejauhan dia melihat seorang pemuda petugas Mesjid, sedang mengepel lantai keramik di depan wc, dengan membelakangi nya.
Mendengar ada suara langkah kaki buru buru di belakang nya, pemuda itu berbalik.
"Hei! Jangan di injak dulu, baru di pel, masih licin!" teriak Ridho pemuda yang sedang mengepel lantai itu.
Namun rupanya sudah keburu Anastasya berlari menginjak nya.
"Grubyak!" ....
Tanpa ampun lagi, Anastasya tergelincir di atas lantai yang masih basah itu, lalu menghantam kaki Ridho yang sedang menghadap kearah nya.
Kedua nya pun roboh dengan posisi tubuh Ridho menindih tubuh Anastasya , persis seperti seorang yang sedang bercinta.
Pada saat yang sama, Azis muncul beserta beberapa orang pemuda kampung dalam.
"Wah! Wah! Wah!, tidak disangka pemuda yang terlihat alim itu, ternyata manusia cabul tak ber akhlak!" suara Azis bergema di ikuti oleh sorakan beberapa pemuda lain nya.
"Tunggu!, kalian salah sangka, ini tidak seperti yang kalian kira, ini murni kecelakaan saja!" Ridho berusaha menjelaskan duduk persoalan yang sebenar nya.
"Sudah!, sudah!, jangan berkilah lagi, ini bukti nyata yang kalian lakukan!" ucap Azis memperlihatkan gambar dilayar handphone nya.
Betapa pun kuat nya Ridho dan Anastasya membantah dengan berbagai argumen, namun bukti visual nyata terlihat di tangan Azis.
Beberapa orang memanggil ketua RT, sedangkan yang lain nya memanggil Kiai Rahmad.
"Kalau mereka tidak mau kita nikahkan, kita telanjangi dan kita arak keliling kampung, baru kita serahkan pada polisi!" usul salah seorang pemuda warga kampung dalam.
"Betul sekali, bila mereka mangkir, maka kita telanjangi dan kita arak berkeliling kampung dalam ini" sahut yang lain nya.
"Setuju!!!" sahut yang lain nya lagi.
Mendengar ancaman dari para pemuda kampung itu, kini Anastasya benar benar gemetar seluruh tubuh nya.
Baginya lebih baik bonyok berkelahi, dari pada diarak berkeliling kampung sambil ditelanjangi.
"Jangan!, jangan!, ku mohon jangan lakukan itu" tangis Anastasya pecah. Dia benar benar khawatir dengan ucapan para pemuda itu.
"Azis!, kau tahu ini hanya kecelakaan saja, tetapi kau mengambil kesempatan untuk memojokkan aku, memperhina kan aku!" ucap Ridho marah.
Tetapi Azis yang berlindung dibalik kata kata para pemuda kampung itu tetap tenang menghadapi argument Ridho.
Azis yang cerdik, mengetahui siapa saja para pemuda yang juga ngebet sama umi Habibah, maka dia hasut satu persatu agar berpihak kepada nya.
Pak Basuki, Ketua RT datang bersama beberapa orang pemuda kampung lain nya.
Salah seorang pemuda menceritakan hal yang mereka tuduh kan kepada nya dan Anastasya.
Ridho tahu, bagai mana pun dia menjelaskan, namun karena photo diri nya dan gadis itu yang berada di tangan Azis tampak sangat meyakinkan sekali.
Tambah lagi kini celana gadis itu juga sudah basah karena kebelet mau pipis, malah disalah artikan oleh orang orang kampung dalam.
"Tidak disangka ya, Ridho yang kelihatan nya alim, pandai ngaji, ternyata bejad!" kata seorang ibu.
"Jangan salah Mpok, iblis itu juga alim" timpal ibu yang lain nya.
"Sekarang apa pembelaan mu nak Ridho?" tanya pak RT.
"Tidak ada lagi yang perlu Ridho katakan kan pak RT, bagai mana pun Ridho menjelaskan nya toh kalian lebih percaya omongan Azis, saya hanya pasrah dengan kehendak dan ketentuan dari Allah, sekuat apapun Ridho berlari menghindari nya, bila sudah kehendak dan ketentuan dari Allah, lautan sekalipun tidak akan mampu menghalangi" jawab Ridho pasrah.
"Siapa nama mu nak?" tanya pak RT pada Anastasya.
"Anastasya pak, ini hanya kesalah pahaman saja, saya bertujuan ke kampung Timuran, dan menghindari kemacetan, lewat kampung dalam ini, tadi saya kebelet mau pipis, maka nya saya singgah di depan Mesjid sekedar ikut numpang pipis saja pak RT" kilah Anastasya mencoba menceritakan hal yang sebenar nya.
"Coba pak RT lihat ini, apakah sekedar numpang pipis, atau minta di pipis sin!" sangkal Azis memperlihatkan photo Ridho dan Anastasya yang sedang bertindihan di atas lantai.
"Astagfirullah hal azim!" hanya itu yang terlontar di mulut pak RT.
"Telanjangi aja kedua nya pak!" teriak salah seorang pemuda teman Azis.
"Ya! Telanjangi kedua nya, dan arah keliling kampung!" seru yang lain nya.
Memang kebiasaan di kampung dalam, bila ada yang kedapatan berzinah, maka akan di telanjangi dan di arak keliling kampung sambil di pukul bunyi bunyian dari kaleng kosong.
Mendengar itu, Isak tangis Anastasya semakin menjadi jadi, bagi nya seandainya nya bisa, dia lebih memilih di pukuli hingga lebam lebam ketimbang ditelanjangi dan di arak berkeliling kampung.
Saat Kiai Rahmad datang, semua suara tiba tiba menjadi hening seketika.
Pak RT langsung menceritakan peristiwa yang telah terjadi, sesuai dengan yang dia dengar dari para pemuda, maupun pembelaan dari Ridho dan Anastasya sendiri, tanpa berpihak pada salah satu nya.
Lama sekali Kiai Rahmad terdiam, batin nya tahu siapa yang benar, namun ketentuan adat kampung dalam sudah ter garis dan tergores.
"Aku hanya bisa menyuruh kalian memilih saja di nikahkan secara resmi atau menjalani hukum adat kampung dalam" terdengar suara Kiai Rahmad sangat bergetar.
"Saya tidak bisa mengambil keputusan Kiai, terserah Allah menentukan segala nya, apapun takdir yang menimpa saya, akan saya hadapi dengan mencoba ikhlas dan sabar" jawab Ridho sedih.
"Sa…saya pilih menikah resmi saja Kiai" sahut Anastasya tanpa pikir panjang.
Yang ada didalam pikiran nya, bagai mana lepas dari hukuman telanjang dan di arak berkeliling kampung, itu saja.
Karena bila itu benar benar terjadi, mungkin dia akan bunuh diri karena malu.
"Baiklah kalau begitu nak, tolong panggilkan orang tua mu sekarang" kata pak RT.
"Papa dan mama saya sedang berada di London, ada bisnis, bagai mana jika kakek saya saja pak RT, beliau juga papa dari papa saya" kata Anastasya.
"Bagai mana pak Kiai?" tanya pak RT minta pendapat pak Kiai Rahmad.
"Sama saja pak RT, jika tidak ada ayah, maka Abang kandung, atau kakek kandung dari pihak ayah" jawab Kiai Rahmad.
"Baiklah nak, panggil lah kakek mu sekarang juga, suruh datang ke Mesjid Nurul iman kampung dalam" kata pak RT.
Anastasya segera menelpon kakek nya.
"Halo kakek!, tolongin kek, Tasya ada masalah di kampung dalam, di Mesjid Nurul iman, tolong cepat datang ya kek?" rengek gadis itu dengan Isak tangis nya.
"Tasya!, ada apa nak?, apa yang terjadi?" tanya kakek nya panik.
"Tasya tidak bisa cerita sekarang kek, datang saja segera, atau kakek akan melihat Tasya menjadi orang gila nanti" ujar gadis itu sambil terus menangis.
Anastasya menangis sesegukan, melirik kearah Ridho. Tiba tiba dia terkesima , terkejut luar biasa.
"Hei rupanya kau kakek Lampir, kenapa aku selalu sial bila bertemu dengan mu!" ucap nya marah.
"Enak sana Nenek bilang begitu, saya kali yang selalu sial bertemu dengan Nenek Lampir, kenapa sih di dunia ini cuma kau yang ada, apa tidak ada wanita lain selain diri mu Nenek Lampir!" ucap Ridho tak mau kalah omong. Dia sudah mangkel sekali dengan gadis ini, setiap kali bertemu dengan nya, selalu saja mendatangkan kesialan bagi nya.
"Dasar kakek Lampir jelek!" umpat Anastasya.
"Kau juga Nenek Lampir psikopat!" balas Ridho tak mau kalah.
Dia benar benar jengkel sekali dengan gadis pembawa sial itu.
...****************...
Saya mending berbayar tapi nyaman bacanya, drpd keseringan iklan seperti ini.