Saling mencintai, namun restu tak menyertai. Tetap memaksakan untuk menjalankan pernikahan tanpa restu. Namun ternyata restu masih di atas segalanya dalam sebuah pernikahan.
Entah apa yang akan terjadi lada pernikahan Axel dan Reni, ketika mereka harus menjalani pernikahan tanpa restu. Apa mungkin restu itu akan di dapatkan suatu saat nanti. Atau bahkan perpisahan yang akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Kamu Yang Aku Cintai
Setelah semuanya di rasa sudah baik. Maka keduanya hanya terduduk diam di atas sofa dengan tatapan kosong menerawang. Entah apa yang akan terjadi kedepannya setelah ini.
Reni menoleh pada suaminya yang juga hanya diam saja. Lalu dia menyandarkan kepalanya di bahu suaminya. Masih keheningan yang menyelimuti mereka. Pikiran keduanya sedang benar-benar penuh dengan segala masalah yang terjadi saat ini.
"Kamu pergi kemana tadi?" tanya Axel, akhirnya dia mengeluarkan suara.
"Tuan Derry membawaku ke Taman. Dia hanya tidak ingin aku berada disana dan menyaksikan perdebatan kalian"
Axel menghela nafas pelan, dia mengecup puncak kepala istrinya yang bersandar di bahunya itu. "Apa yang Derry ceritakan padamu?"
Reni menggeleng pelan, dia tidak berniat mengadukan apa yang Derry ceritakan padanya saat tadi. "Kamu tahu sendiri bagaimana dia, pastinya tidak banyak bicara. Lalu, bagaimana dengan Papa kamu?"
Terdengar hembusan nafas berat dari suaminya itu. Jelas sekali dia tidak mengerti bagaimana harus menjelaskan pada istrinya. Jika semua yang Papa ucapkan hanya ancaman untuk istrinya itu jika mereka tidak berpisah dengan cepat.
"Kedepannya pasti akan lebih berat, kamu akan tetap bersamaku dan bertahan 'kan?" tanya Axel.
Reni tidak menjawab, dia hanya mengangguk saja. Meski dalam hati dan pikirannya dia juga ragu akan tetap bertahan dengan suaminya dengan keadaan yang semakin sulit seperti ini.
"Mau mandi bersama?" tanya Reni yang langsung mendongak menatap suaminya. "Kita sampai belum mandi, karena kedatangan Papa kamu yang tiba-tiba"
Axel tersenyum, dia tahu jika istrinya sedang berusaha untuk menghiburnya saat ini. Dan tentunya dia tidak akan menolak ajakan sang istri yang sangat jarang sekali.
"Jangan menyesal karena sudah mengajakku mandi bersama"
Reni langsung terbelalak ketika melihat tatapan suaminya yang penuh arti. Menjerit kaget saat suaminya yang tiba-tiba menggendong tubuhnya. "Sayang, aku hanya ingin mandi saja. Jangan melakukan hal lain. Kan sudah semalam"
Axel malah semakin gemas dengan rengekan istrinya itu. Semakin dia tidak akan melepaskan istrinya begitu saja.
"Aku hanya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini"
Aaa... Sepertinya dia salah sudah memilih hal ini untuk menghibur suaminya. Karena pastinya yang terjadi bukan hanya mandi bersama saja, pasti akan ada hal lain yang dilakukan oleh suaminya.
Pintu kamar mandi tertutup dan suara shower langsung terdengar. Meredamkan suara-suara lain dari pasangan suami istri ini.
*
Waktu berlalu, sudah dua minggu berjalan untuk persiapan pernikahan Axel dan Avinna. Namun, sampai saat ini masih belum menemukan bagaimana solusi kedepannya untuk hal ini. Seolah memang dia tidak akan bisa lepas dari perjodohan ini.
Reni baru saja keluar dari tempat kerjanya, hari ini suaminya tidak menjemput. Memang dia sudah memberitahunya. Reni berjalan ke ke dekat jalan, menunggu pinggir jalan untuk menghentikan angkutan umum yang lewat. Tapi, malah sebuah mobil mewah yang berhenti tepat di depannya. Kaca pintu jendela mobil terbuka, menunjukan seorang pria paruh baya yang Reni tidak kenal.
"Masuklah, ada yang perlu aku bicarakan denganmu, Anggraeni"
Reni langsung terdiam, dia memang tidak tahu siapa pria itu. Tapi dia mengetahui namanya. Membuat dia sangat bingung sekarang. "Maaf, Tuan siapa ya? Kenapa mengetahui nama saya? Ada perlu apa?"
Pria itu yang tadinya hanya menatap lurus ke depan tanpa ingin melirik ke arah Reni. Kini dia menoleh dan menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Seolah menilai penampilan Reni yang cukup sederhana untuk disandingkan dengan pria seperti Axel.
"Jadi ini istrinya Axel Narendra? Saya rasa penampilanmu jauh di bawa anak saya"
Deg,, Reni mulai memahami sekarang ketika dia mengatakan kalimat itu. "Ada apa anda ingin menemui saya?"
"Saya rasa kamu sudah tahu tujuan saya. Sekarang masuklah, kita perlu bicara"
Dan Reni tidak mungkin menolak, akhirnya dia masuk ke dalam mobil itu. Duduk dengan tegang bersebelahan dengan pria itu. Tangannya meremas celana panjang yang dia gunakan.
"Tinggalkan Axel dan biarkan anak saya yang menggantikanmu"
Tangan Reni semakin erat meremas celananya. Memejamkan matanya dengan perasaan yang kacau. Sakit sekali rasanya, ketika dia benar-benar ditekan dari sana-sini hanya untuk melepaskan pria yang dia cintai. Namun dia selalu berjuang untuk tetap bersamanya. Tapi setelah ini, apa mungkin dia akan tetap bertahan?
"Maaf Tuan, tapi suamiku juga tidak akan melepaskan saya"
Ayah tersenyum sinis, mendengar jawaban Reni. Dia rasa gadis ini cukup berani dan kuat juga. Bukan gadis lemah yang gampang sekali di tekan dalam keadaan sulit seperti ini.
"Saya hanya mencoba untuk bernegosiasi saja denganmu. Jika kau meninggalkan Axel, maka saya akan memenuhi kebutuhanmu dan adikmu yang sedang menyelesaikan kuliah. Kau tahu biaya akhir untuk kuliah itu tidak sedikit. Atau kau ingin adikmu gagal sepertimu? Saya rasa tidak sulit untuk melakukannya. Asal kau tahu, Kampus tempat adikmu belajar, adalah milik saya. Jadi kau tahu apa yang bisa saya lakukan"
Seketika tubuh Reni menegang, jika tentang adiknya, maka dia tidak akan bisa mampu melawannya. Matanya sudah berkaca-kaca, perjuangannya selama ini untuk memberikan adiknya masa depan lebih baik daripada dirinya, tidak boleh sia-sia begitu saja.
"Jangan Tuan, tolong jangan buat adik saya menderita dan menanggung semuanya. Saya akan menuruti semua keinginan anda"
*
Malam ini Axel pulang ke rumahnya, dia pulang terlambat karena Mamanya yang tiba-tiba datang ke Perusahaan dan memaksanya untuk melakukan fitting baju pernikahan mereka nanti.
Reni tersenyum melihat suaminya sudah datang, namun matanya berkaca-kaca. Ada hal menyakitkan yang dia rasakan saat ini. Benar-benar begitu sakit.
"Sayang ayo makan dulu, aku sudah siapkan makan malam untuk kita"
Axel langsung menghampiri istrinya, memeluknya dari belakang. Lalu memberikan kecupan di pipinya. "Kamu kok menunggu aku pulang, apa kamu belum makan? Ini sudah lewat waktu makan malam Sayang, kenapa tidak makan duluan saja"
Reni hanya tersenyum, dia memegang tangan suaminya yang melingkar di perutnya. Air mata menetes begitu saja, yang segera dia hapus kasar dengan tangannya. Tidak ingin suaminya tahu dia menangis sekarang.
"Aku ingin makan malam bersamamu, kan tidak tahu apa besok kita masih bisa makan malam bersama atau tidak"
Axel langsung mengerutkan keningnya, merasa heran dengan ucapan istrinya itu. "Sayang apaan si? Kita pasti bisa makan bersama setiap malam. Kita tidak akan pernah berpisah"
Reni menggigit bibir bawahnya, menahan tangisnya agar tidak pecah begitu saja. "Ya 'kan nanti kamu akan menikah dengan Avinna. Pastinya waktu kamu akan terbagi nantinya"
Axel langsung memutar tubuh istrinya agar menghadapnya. Dia menatapnya dengan lekat. "Semuanya akan tetap sama, aku akan selalu mementingkan kamu. Karena yang aku cintai hanya kamu. Kenapa kamu jadi berpikir begini si"
Reni menggeleng pelan, dia tersenyum pada Axel dengan matanya yang berkaca-kaca. "Aku hanya takut saja, karena aku tidak tahu harus bagaimana hidupku jika tanpamu"
Axel menghapus air mata istrinya yang mengalir di sudut mata. Sepertinya air mata tidak bisa di tahan lagi. Dia mengecup kedua mata istrinya dengan lembut.
"Semuanya akan tetap sama, aku hanya akan mencintaimu sampai kapan pun. Tidak peduli sekarang orang tuaku memaksa aku untuk menikah dengan wanita lain. Tapi yang aku cintai tetap kamu seorang"
Bersambung
Ngak ada extrapart gitu kak 😁😁😁
lanjut kak semangat 💪💪💪