Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#9. KIYD.
"Honey, kau lihatlah, wanita kampungan itu telah mengotori sepatu pilihanku dengan tangannya yang penuh kuman," rajuk Clara dengan gayanya yang manja.
"Ya Tuhan. Perutku seperti diaduk-aduk saking mualnya. Kenapa kau harus mempertemukan aku dengan mereka di sini?" batin Nadia jengah.
"Kalau itu sudah kotor, ya sudah jangan di ambil sepatunya. Masih banyak yang lainnya bukan?" tukas Dygta pada kekasihnya. Kemudian hendak menariknya dari sana.
"Tidak apalah, Honey. Mungkin aku akan menyemprotkannya dengan desinfektan terlebih dulu," ucap Clara menahan tangan Dygta agar tidak jadi pergi. Bagaimanapun ia harus sepatu itu. Serta menunjukkan pada Nadia bahwa Dygta saat ini di bawah kekuasaannya.
Kemudian Clara memerintahkan pelayan toko untuk membungkus sepatu itu dengan cepat.
Sementara itu, pandangan dari Dygta tak lepas sedikitpun dari sosok sang mantan istri. Menurutnya, wanita yang pernah menjadi istrinya itu kini nampak lebih fresh dan energik.
Dengan tampilan gaya feminimnya. Dress sederhana tanpa motif yang di padankan dengan blazer mini. Serta sepatu flatshoes yang nampak pas di kaki Nadia yang jenjang.
Tampilan wanita itu sangat manis di mata Dygta.
Hingga pria itu tiba, menelan ludahnya karena merasa sesuatu semakin sesak di bawah sana.
Dygta berusaha mengabaikan tatapan lapar dari mantan suaminya itu, meski di dalam hati ia ingin sekali menampar wajah Dygta karena telah melihatnya sambil menelan air liur.
Jangan pikir Nadia tak tau.
Mereka, nyatanya telah bersama selama lebih dari lima tahun.
Sehingga, wanita itu tau bagaimana tatapan pria itu ketika menginginkan dirinya.
Nadia, sengaja menyibak rambutnya hingga, hal itu menyebabkan lehernya yang putih dan mulus terpampang nyata.
Tentu saja apa yang di lakukan oleh Nadia tak luput dari perhatian Clara. Wanita ulat pala bagol itu pun menahan geramnya dengan mengeratkan rahang dan mengepalkan tangannya.
Apalagi, ketika Clara mendapati bahwa Dygta tak berkedip kala melihat mantan istrinya itu.
"Bodoh kau, Dygta! Untuk apa mengharapkannya lagi!" Clara merutuki pria yang merupakan kekasihnya itu dalam hati.
Clara takkan membiarkan aset berharganya ini lepas dari dalam genggaman tangannya.
"Bisa-bisanya kau terpesona padanya! Nyatanya aku jauh lebih seksi dari Nadia!" gerutu Clara lagi masih dalam hatinya.
"Honey, aku sudah mendapatkan apa yang ku mau. Terima kasih ya, tas dan sepatu mahalnya. Aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung." Clara bergelayut di lengan Dygta sambil terus menciumi pipi pria itu. " Aku juga jadi makin cinta deh sama kamu. Pokoknya aku bakalan kasih hadiah yang hot deh nanti malam," tutur Clara kemudian dengan jelas dan keras, sengaja agar Nadia dapat mendengarnya.
"Jadi kalian bersama setiap malam? Apa kalian sudah menikah atau ... sekedar kumpul buaya?" cecar Nadia memperjelas hubungan mereka dihadapan para pengunjung toko. Karena Nadia juga berkata dengan cukup kencang.
"Hei, itu bukan urusanmu ya, dasar perempuan gak berguna!!" pekik Clara yang sudah mulai terpancing emosi berkat sindiran dari Nadia.
"Siapa yang gak berguna? Aku atau kamu si perebut suami orang! Saking gak lakunya kan sampai kamu merebut suami milik orang lain!" tukas Nadia telak.
Mulut Clara pada saat ini seakan terkunci. Ia dan Dygta cukup terkejut akan keberanian serta ucapan yang keluar dari bibir Nadia.
Selama ini yang mereka tau wanita itu hanya bisa memasang wajah memelas dan menangis.
Nadia yang jengah memutuskan untuk melangkah pergi, namun kata-kata dari Clara selanjutnya berhasil menghentikan langkahnya.
"Sekali sampah tetaplah sampah, meskipun sudah di daur ulang biar kelihatan kinclong. Asalnya tetap saja dari barang yang sudah dibuang karena tidak berguna!" sindir Clara dengan gelak tawanya yang kencang.
Wanita itu nampak puas sekali di saat menemukan senjata untuk membalas ucapan Nadia tadi.
Nadia menggeram untuk berbalik cepat, kemudian menampar dengan keras pipi Clara.
"Sebaiknya kau bercermin pada air yang jernih, bukan pada genangan lumpur yang kotor. Agar kau tau seburuk apa kelakuanmu!" ujar Nadia penuh penekanan.
Clara hanya bisa menganga ketika tangan halus Nadia mendarat keras di wajahnya.
Rasa panas dan perih itu hampir membuatnya menangis saat itu juga namun wanita itu sadar dimana ia berada saat ini.
Dygta pun langsung menarik tubuh kekasihnya setelah sebelumnya ia terperangah akan keberanian dari mantan istrinya ini.
Selama ia mengenal Nadia, adalah wanita yang lemah lembut dan penuh welas asih. Bahkan, kelakuan dari ibunya yang sering kasar saja tak pernah di balas Nadia dengan hal yang sama Wanita itu tetap menghormati ibunya.
"Kenapa kau melarangku untuk membalasnya!" pekik Clara yang tak terima ketika Dygta menyeretnya menjauh dari Nadia.
"Bukankah kau sudah mendapat apa yang kau mau? Jangan terus membuang waktuku hanya untuk melihatmu mempermalukan diri sendiri!"sergah Dygta yang tengah menahan sesuatu yang hampir meledak dari tubuhnya.
Entah kenapa, melihat kelakuan Nadia hasratnya semakin tinggi. Imajinasinya bergerak liar di dalam kepalanya yang penuh pikiran kotor.
"Aku sudah tidak tahan, kau puaskan aku sekarang!" Dygta membuka celananya setelah ia mengunci mobil dan melempar Clara ke dalam.
"Di-di sini? Honey, kau yang benar saja. Kita bisa menyewa hotel yang tak jauh dari sini kan!" pekik Clara tak terima perlakuan pria yang kini telah menaikkan pakaian bagian bawah tubuhnya.
"Jangan membantahku, Clara! Bukankah aku sudah menuruti semua yang kau inginkan tanpa tapi. Lalu, sekarang kau ingin berkelit dari janjimu!" bentak Dygta yang sudah di selimuti oleh hawa napsunya.
Inilah, sifat jelek pria itu. Hasratnya akan meledak tanpa tau tempat dan waktu.
Selama ini Nadia sudah menerima dirinya apa adanya tanpa mengeluh dan mencela. Wanita itu sudah kuat dalam menghadapi kelainan terhadap libidonya.
"Tapi Honey, kau ...akh!"
Dygta sangat kasar hingga Clara memekik kencang.
"Jangan berisik!!"
Dygta tanpa sadar menampar Clara dan membungkam mulut wanita itu dengan kain segitiga miliknya.
"Sialan kau Dygta!!" batin Clara yang cukup kaget saat melihat sisi jelek Dygta.
Terlihat mobil Van hitam metalik itu bergoyang halus. Karena di dalamnya ada sepasang mahluk tak bermoral yang bercinta tak tau tempat.
Clara hanya bisa menggeram karena Dygta menyumpal mulutnya.
Hanya air mata yang menjadi saksi betapa permainan pria itu melukainya. Dygta menghentak begitu ganas. Posisi mereka sungguh ekstrim, karena pria itu yang tak ingin berhadapan.
Karena Dygta ingin bebas membayangkan wajah wanita yang baru saja di temuinya.
"Aku belum puas, kita main sekali lagi."
Dygta tanpa memikirkan bagaimana keadaan Clara di bawahnya terus menghujam pusaka nya, dan membenamkannya semakin dalam.
"Arrghh, Nadia ..!" Dygta memekik kencang ketika lahar panasnya menyembur untuk yang kedua kalinya.
Ucapannya membuat Clara mencengkeram pinggiran sofa mobil hingga kukunya yang cantik tertancap di sana.
Dengan kasar Dygta memisahkan dirinya dari Clara lalu kembali mengenakan celana panjangnya.
"Rapikan diri mu," ucap Dygta datar, seraya menoleh untuk melihat Clara yang sudah acak kadut di buatnya itu.
Wajah wanita itu pucat dan lelah.
Bahkan terlihat sisa air mata di pipinya.
Dygta kembali ke depan kemudi kemudian menyalakan mesin mobil.
"Brengsek kau Dygta! Memperlakukanku dengan kasar dan seenaknya menyebut nama wanita tak berguna sialan itu! Juga beraninya kau tidak menatap ketika bercinta denganku!" batin Clara yang hanya bisa menahan geram dalam hatinya.
Jari-jari lentik itu mencengkeram ujung dress mahalnya.
Bersambung.
udh enak dijaga dimanja malah bodoh
mataku ternoda sudah
sok suka sendiri klo keluar .. ntar yang salah black pula ...
mantan lakinya jg .. masih aja sok dekat .. otaknya sudah rusak
di pantai saat penyerangan aja waktu itu gak bisa ngapa-ngapain..
skrg kebanyakan gaya mau keluar ..
Guys sekalian aku mau promosi karya ku yah hehe JUDULNYA Burning love (Candra & Ayana)