NovelToon NovelToon
Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Tamat / Reinkarnasi / Anime / Kehidupan alternatif / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Rika adalah seorang gadis yang mempunyai masalah kesehatan dalam hidupnya, tidak semua orang tau apa yang dialami oleh sosok Rika sampai akhirnya Rika meninggal dunia dan bereinkarnasi ke dunia yang penuh dengan Katafrakt.

Dengan menggunakan Gear-Driver Watch mereka yang ada disana bisa memanggil sebuah Katafrakt Raksasa.

Kembalinya hidup dari kematian seolah membuat Rika untuk mencari jati dirinya yang hilang dan mencari tahu kebenaran tentang dirinya.

Bertemunya dengan teman baru seperti Fukari Gehenna, Asuka Kagami dan sosok senior yang selalu mendukungnya, Membuat Rika menjadi terasa lebih hidup di dunia yang baru, namun takdir selalu memberikan mereka masalah seperti peperangan dan konflik yang tersembunyi. Lalu bagaimana kah cara Rika dan teman-temannya mengatasi konflik yang berkelanjutan?

[TERIMA KASIH SUDAH SUPPORT NOVEL INI]

[CERITA ORISINIL KARYA SETSUNA ERNESTA KAGAMI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24: Pergerakan Alexandrite

Saat bel istirahat berbunyi, nadanya merdu dan memancarkan rasa lega di seluruh Akademi Gargantia. Namun, suasana di salah satu koridor tidak setenang itu.

Suara rintihan terdengar di sudut koridor. "Maafkan aku, Nona Greenia! Aku tidak bermaksud melanggar aturan Akademi!"

Sanade Greenia, dengan tatapan tajam dan sikap dingin, memojokkan seorang murid perempuan yang gemetar ketakutan. Tangan murid itu terpaksa menempel ke dinding karena cengkraman kuat Sanade. "Tolong jangan hukum aku, nona!"

Sanade hanya tersenyum bengis, tak sedikit pun menunjukkan belas kasihan. "Aku tidak mengira ada perempuan bodoh sepertimu melanggar aturan kebersihan di akademi ini!"

"Maafkan aku!"

"Hah? Rakyat jelata sepertimu tak pantas memohon kepadaku!" ucap Sanade dengan nada menghina, membuat suasana semakin tegang. Teman-teman sekelas murid itu hanya bisa memandang tanpa berani menolong.

Namun, di tengah ketegangan, Rika tiba-tiba muncul sendiri dan berdiri tegak, tangannya mengepal. "Stop! Apa yang kamu lakukan kepadanya?" tanya Rika dengan suara tenang namun penuh ketegasan.

Sanade menoleh dengan tatapan marah. "Hah! Rika, apa yang kau lakukan di sini? Ingin menggangguku?!"

Rika tidak terintimidasi sedikit pun. "Kenapa kamu menyakitinya?"

Sanade terpaku dengan keanehan Rika, heran melihat sikap peduli dari seorang Maiestas. "Kenapa kau peduli dengan murid seperti dia? Seharusnya kau tak peduli dengan orang lain!"

Sanade manatap tajam kearah Rika sambil berpikir. "Apa yang terjadi dengannya? Kenapa suaranya begitu tenang dan berbeda?! Apakah dia Rika yang kukenal?"

Saat itu, Tiba-tiba suara langkah yang tenang terdengar. Seorang perempuan dengan rambut hitam legam panjang muncul dibelakang Sanade, mendekati mereka dengan penuh wibawa. "Rika, apa kabar?" tanyanya dengan tenang. Dia tersenyum lembut.

Sanade menghentikan tindakannya, terkejut melihat kedatangan perempuan itu. "Lena?!"

Lena Misaki, Alexandrite dari akademi, mendekati murid yang ditindas oleh Sanade. Dia berbicara dengan suara lembut, namun tegas. "Apa kamu baik-baik saja, Nina?"

Nina, masih gemetar, mengangguk. "Iya, Nona Misaki."

"Kamu bisa berdiri?" tanya Lena lagi.

Nina mengangguk, kemudian berdiri perlahan.

"Terima kasih banyak Nona Misaki," ucapnya senang ketika Lena membantunya dengan lembut, namun tatapannya berubah menjadi dingin ketika Lena memandang Nina didepannya. "Kalau begitu, menyingkir dari hadapanku."

Nina, terkejut dan bingung, segera menjauh dari sana meninggalkan mereka yang mempunyai status tinggi diakademi. Disana Lena tetap mengabaikan Sanade seolah tidak begitu tertarik dengannya dan dia berjalan mendekati Rika. Suasana di koridor berubah drastis, kehadiran Lena benar-benar sangat tak bisa ditebak apalagi dengan sikapnya.

Sanade, yang masih kaget dengan kehadiran Lena, hanya bisa diam terpaku, menatap Lena yang mendekati Rika dengan langkah penuh perhitungan.

Saat Lena mendekati Rika, tiba-tiba suara langkah terdengar dan menampilkan seorang perempuan yang berjalan tenang dan elegan. Ursula muncul di belakang Rika. "Rika, menyingkirlah dari situ," perintahnya dengan nada dingin, pandangannya tajam mengarah ke Lena dan Sanade.

Lena melihat kehadiran Ursula, dan tersenyum tipis. "Ursula, berani sekali kau memberikan perintah kepada seorang Maiestas. Apakah kau tidak menyadari posisimu?" tanya Lena sambil tersenyum sinis.

Ursula mendekati Rika, membuat Rika merasa terjepit di antara dua sosok yang penuh dengan kekuatan dan ambisi. Rika hanya bisa berpaling ke kanan dan kiri, melihat Lena dan Ursula semakin mendekatinya. Dia menyadari bahwa mereka berdua adalah orang-orang yang dibicarakan oleh Fukari sebelumnya.

"Aku tidak akan membiarkanmu seenaknya mengendalikan dinamika akademi ini, Lena," ucap Ursula dengan dingin.

Sanade, yang terpaku kini menatap serius ke arah mereka. Situasi menjadi semakin tegang dengan kemunculan ketiga perempuan ini.

Rika berpikir bingung, "Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah mereka bermusuhan?"

Saat berada di pinggir Rika, Lena berhenti melangkah dan tersenyum lembut. "Rika, jangan dengarkan perempuan bodoh ini," katanya dengan suara tenang namun penuh sindiran.

Ursula juga berhenti melangkah ketika berada di samping Rika. Mereka berdua saling menatap tajam, seolah-olah ada percikan api di antara mereka. "Rika, jika kau tidak ingin terluka, jauhi perempuan bodoh ini," ucap Ursula dengan nada tegas.

Tiba-tiba Lena penasaran dengan ucapan Ursula, "Terluka? Apakah kau pikir Rika selemah itu? Aku tanya sekali lagi, apakah kau tidak menyadari posisimu, Ursula Silvervelt?" tanya Lena tersenyum lembut, meskipun sikapnya terlihat lembut namun dari tutur katanya terdengar menekan.

Ursula menampilkan sorot mata yang tajam, "Lena, sudah lama aku ingin mengatakan hal ini. Statusmu sebagai Alexandrite tidak cocok dengan sikapmu yang begitu sangat bodoh sekali," jawab Ursula begitu tenang meskipun terdengar dingin.

Disana Lena nampak menyipitkan matanya, tatapan lembutnya menjadi terlihat tajam. Suasana disana begitu sangat tegang sekali. Orang-orang yang melihatnya tidak berani mengganggu mereka.

Sementara Rika berdiri di tengah-tengah dua perempuan yang siap berseteru, perasaannya campur aduk antara ketakutan dan kebingungan. Dia tahu bahwa apapun yang dikatakan bisa memicu konflik yang lebih besar.

Rika menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan dirinya. "Kalian berdua," panggilnya dengan suara yang berusaha tenang, meskipun hatinya berdebar kencang. "Apa yang kalian lakukan ini tidak membantu siapapun. Kalian ada di sini bukankah untuk belajar dan berkembang, bukan untuk saling menghancurkan?"

Lena dan Ursula menatap Rika, tampaknya tidak terkesan dengan kata-katanya. Namun, sebelum mereka bisa berkata-kata, Fukari muncul dari balik koridor, dia bergegas mendekati situasi menegangkan tersebut dan meraih tangan Rika dengan lembut. Mengabaikan mereka semua dengan wajah cemas.

"Rika, ayo kita pergi. Kamu tidak perlu terlibat dalam pertengkaran bodoh ini," katanya sambil menarik lengan Rika.

"Rika, kenapa kamu ada disini? Bukankah aku menyuruhmu untuk menunggu didepan kantin?" tegurnya saat Fukari membawa Rika.

Rika sedikit terkekeh, namun menjawabnya dengan nada pelan, "Aku tersesat."

Fukari menahan emosi namun mempertahankan sikap cerianya. "Hadeuh, dasar kamu. Asuka sudah menunggu dikantin, kita harus bergegas."

Disana Rika menatap Lena dan Ursula sekali lagi, mencoba membaca ekspresi mereka. Dia tahu bahwa perseteruan ini jauh dari selesai, tapi untuk saat ini, dia memutuskan untuk mengikuti Fukari. "Baiklah," jawab Rika pelan, kemudian berbalik dan berjalan menjauh bersama Fukari.

Lena dengan wajah cantiknya memejamkan mata sejenak, lalu menatap lembut ke arah Ursula. Tatapannya penuh ketenangan dan wibawa, memancarkan ketenangan yang menyejukkan suasana yang tegang.

Ursula, dengan wajah yang cantik dan elegan, terus menatap Lena. Wajahnya menunjukkan wibawa sebagai putri bangsawan yang berpengaruh. Tatapan mereka saling mengunci, menciptakan suasana hening yang penuh ketegangan.

Lena akhirnya memutuskan untuk berbicara. "Aku merasakan hal aneh dengan Rika, Kau juga merasakan hal yang sama, Ursula Silvervelt?" tanyanya dengan nada tenang namun penuh arti.

Ursula menatap lekat-lekat, keheningan sesaat terjadi, bola mata Ursula menatap terpaku kearah Lena. Ursula berpikir secara tenang tentang apa yang dia ketahui soal Rika. "Perempuan bodoh ini, sepertinya ingin merebut gelar Maiestas."

Akan tetapi Ursula tiba-tiba melunak, memahami maksud dari pernyataan Lena sebelumnya.

Ursula melipatkan tangannya didada, menatap angkuh. "Aku tidak mengerti sepenuhnya, tapi aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya. Itu saja!" jawab Ursula dengan tegas, namun suaranya tidak lagi sekaku sebelumnya.

Kemudian, Ursula menghindari Lena dan berjalan pergi, mengibaskan rambut putihnya dengan anggun. Setiap langkahnya memancarkan keanggunan dan keyakinan yang khas.

Lena menyeringai tipis, merasakan sesuatu yang menarik sedang terjadi. "Sepertinya dia sedang menyembunyikan sesuatu."

Kemudian kedua matanya bergerak kesudut, seolah memperhatikan Sanade yang terpaku dibelakangnya. Tatapan Lena menjadi serius. Perlahan-lahan senyuman sinis terlihat diwajahnya.

1
Gehrman
ini baru ya udah revisi? Soalnya aku cari komenku gk ada di novel ini
S. E Kagami: Iya, Full Revamp. Tapi ceritanya blm dilanjutin lgi. Kena writer block
total 1 replies
Kurokami Melisha
Fukari GG Gaming, diem2 ternyata pro bisa ngalahin Pilot sekelas jendral kerajaan.
Kurokami Melisha
Sanadeeeeeee /Sob//Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Woilah jangan ngincer sanadeeee!/Panic/
Kia Shoji
Kagum banget sama karya ini thor
Kurokami Melisha
Fukari /Drool/
Kurokami Melisha
Fukariiiii, hampir aja Lena mati *Thanks thor!! lena dibikin plot armor gini /Whimper//Whimper//Whimper//Whimper/ kasian lena udah berjuang demi rika
S. E Kagami: Hihi.. Nanti ada kejutan lainnya.
total 1 replies
Kurokami Melisha
Asukaaa /Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Asukaaaaa /Sob//Sob/ awal di eps Asuka emang nyebelin, tapi di arc ini asuka keliatan banget sayang sama rika /Sob//Sob/ semoga plot armornya tebel asuka /Sob/
S. E Kagami: Setipis tisyu
total 1 replies
Kurokami Melisha
lanjutkan thor
Kurokami Melisha
Lena kalau udah serius serem juga
Kia Shoji
Rikaa... ❤️❤️
Kurokami Melisha
The best ceritanya, lanjutkan thor go update!! /Drool/
Kurokami Melisha
Rika berkharisma banget, saya jadi terhura-hura dengan Rika versi ini /Drool/
Sani
wahhh aku suka yang kaya gini
Kurokami Melisha
Apakah Rika bakalan jadi OP thor? setelah ikuti ceritanya diawal itu Rika versi yang lain OP kayak setsuna ya??
S. E Kagami: Rahasia
total 1 replies
Kia Shoji
Salut thor sm idenyaa
S. E Kagami: Terima kasih banyak
total 1 replies
Sary Utami
lanjut thor
Mirza Pradana
Mantep
S. E Kagami: Makasih /Smile/
total 1 replies
kuze masachika
seru banget ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!