NovelToon NovelToon
Wijaya Kusuma

Wijaya Kusuma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Konflik etika / Epik Petualangan / Paksaan Terbalik / Penyelamat
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: Minchio

Wijaya Kusuma adalah putra kepala desa dari sebuah desa terpencil di pegunungan, dia harus menggantikan posisi ayahnya yang meninggal dunia sebelum masa jabatannya selesai. Sesuai dengan peraturan adat, anak lelaki harus meneruskan jabatan orang tuanya yang belum selesai hingga akhir masa jabatan.

Masih muda dan belum berpengalaman, Wijaya Kusuma dihadapkan pada tantangan besar untuk menegakkan banyak peraturan desa dan menjaga kehidupan penduduk agar tetap setia pada adat istiadat para leluhur. Apakah Wijaya Kusuma mampu menjalankan amanah ini dan memimpin desanya dengan bijaksana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minchio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbukanya Rahasia Baru

Mayat pemuda tidak dikenal itu akhirnya dibawa polisi untuk dilakukan autopsi di rumah sakit. Wijaya dan sahabat dekatnya, Ajat mengantar rombongan polisi sampai Desa Karajaan Sagara, tempat mereka memarkir kendaraan.

Sesampainya di Desa Karajaan Sagara, suasana menjadi tegang, banyak warga yang berkumpul di sekitar lapangan. Tatapan mereka semua tertuju pada mayat yang berada di dalam kantong yang tengah dimasukan kedalam mobil ambulans.

Polisi lalu pamit dan pergi meninggalkan Wijaya Kusuma, Ajat, serta penduduk Desa Karajaan Sagara. Ketika semua warga mulai berhamburan untuk kembali ke rumah masing-masing, Ningsih berlari mendekati Wijaya Kusuma.

"Sudah ku duga, pasti dia kesini," keluh Ajat yang sudah bosan dengan gangguan Ningsih, setiap kali dia dan Wijaya berada di desa ini pasti Ningsih selalu mencegat dan menganggu.

"Aa Wijaya, jangan dulu pergi ya!" teriak Ningsih.

Wijaya menoleh dan tersenyum hambar pada gadis centil itu, "Ada apa sih? Mau kasih lagi tanghulu? Aa nggak suka ah, terlalu manis."

"Bukan ih! Aa gawat!" ucap Ningsih panik.

"Gawat kenapa atuh?" tanya Wijaya yang sebenarnya tidak peduli.

"Kampung Aa viral nih di Tictac!" Ningsih menunjukan layar ponselnya ke hadapan Wijaya.

"Ya tidak apa-apa atuh, memangnya kenapa? Pasti orang-orang di luar sana heran karena di jaman seperti ini masih ada kampung yang gelap gulita dan mengandalkan obor dari bambu."

"Bukan masalah kampungnya, tapi lihat nih, Aa jadi terkenal. Banyak yang genit di kolom komentarnya! Ih Ningsih gak suka!" tegas Ningsih dengan wajah kesal.

"Mana, coba aku lihat!" Ajat lalu mengambil ponsel di tangan Ningsih, menatap layar ponsel dengan seksama.

"Eh, iya Kang. Banyak yang naksir Akang!" ungkap Ajat, membaca komentar dalam video pendek itu.

"Tuh kan! Aku gak suka banyak saingan gini teh!" keluh Ningsih.

"Kamu gak perlu takut, kan Aa nggak punya ponsel, mana bisa Aa balas komentar mereka."

"Nih ponselnya," Ajat lalu mengembalikan ponsel Ningsih.

"Sudah ya, kami mau pulang," ucap Wijaya, mengakhiri obrolan dengan Ningsih.

Wijaya dan Ajat lalu bergegas pulang sebelum obor bambu mereka padam, saat di perjalanan, Ajat tiba-tiba membahas soal kematian bapak Wijaya yang juga penuh kejanggalan.

"Kang, sebenarnya saya sudah lama nahan mau ngomong ini sama Akang," ungkap Ajat.

"Bahas apa Jat, ngomong aja atuh. Kan kita teh sahabat dari kecil," jawab Wijaya, memegang obor dengan tangan kanan dan menoleh sebentar.

"Pak Kepala Desa Rama Wijaya, sebenarnya juga meninggal tidak wajar kan?"

"Ah, tidak Jat. Bapak kan memang punya riwayat sakit lambung," sanggah Wijaya.

"Tapi, denger-denger meninggalnya kaya diracun Kang" sambung Ajat ragu-ragu.

"Tidak Jat, bapak saya memang sakit lambung, itu mah cuma gosip," Wijaya mencoba menegaskan.

"Tapi Kang Wijaya tahu nggak, sebelum Pak Rama meninggal, beliau sedang berselisih dengan Kepala Desa Karajaan Sagara?" Ajat kembali bertanya karena dorongan rasa penasaran yang tersimpan sejak lama.

Pertanyaan itu sontak membuat Wijaya terdiam, bahkan membuat langkahnya terhenti sejenak. Wijaya tiba-tiba ingat kejadian saat diremehkan oleh Kepala Desa itu.

"Kamu tahu dari siapa Jat?" Tanya Wijaya, menoleh dengan sorot mata tajam seolah emosinya baru saja bangkit.

Ajat menatap ngeri Wijaya, Ajat mencoba tidak memperpanjang obrolan tadi namun Wijaya sudah tanggung penasaran, padahal yang tahu kisah ini hanyalah para sesepuh desa.

"Yang saya dengar. Pak Rama berselisih paham dengan Kepala Desa Karajaan Sagara karena mereka hendak menggunakan mata uang dan meninggalkan sistem barter, Pak Rama tidak ingin Desa Karajaan Sagara membuka akses bagi budaya dari luar, termasuk metode jual beli."

"Apa benar yang kamu ucapkan itu, Jat?" Wijaya Kusuma mulai peduli dengan kisah yang tadi dia anggap hanya sebatas gosip belaka.

"Iya, saya juga tahu dari beberapa orang tua, saya kira Akang tahu, maaf ya Kang, kalau saya lancang bahas ini," ucap Ajat terbata-bata.

"Iya tidak usah merasa besalah, Jat. Justru saya bersyukur bisa tahu cerita ini, kita kan sudah lama berteman, tidak perlu menyimpan rahasia, jujur lebih baik," kata Wijaya Kusuma.

1
Raidy Damaring
terlalu naif.... kalo udah bertindak jahat hukumnya lebih berat kalo ikut aturan adat...
Minchio: Ajat harus di adili dengan hukum negara, hehe.
total 1 replies
Was pray
sebenarnya wijaya itu polos apa bodoh sih? apa jangan-jangan malah polos dan bodoh
Minchio: Keduanya, wkwk.
total 1 replies
Was pray
emosimu membuat pikiranmu bodoh dan tolol wijaya
Minchio: Wkwkwk...
total 1 replies
Pino Kio
semangat Minchio.
Minchio: Makasi ya.
Minchio: terima kasih. ☺
total 2 replies
CenUniverse
lanjutkan min☕🗿
Minchio
hehe terima kasih kak udah ninggalin jejak 🙏
pendekar angin barat
keren thor
Minchio: Cerita ini bisa keren karena kehadiran kalian. Terima kasih ya udah ngikutin kisah ini hehe.
total 1 replies
Ejan Din
ingat itu semua adalah cobaan
Ejan Din
arini kmu bilang apa... nuntut bahawa ajat membunuh... bagaimana pula jika ajat yang dibunuh bapak mu... apa kamu akan diam saja Dan dibuang ke kolam ikan Lele... sedangkan kekasih juga bapa mu yang bunuh..
Minchio: Arini memang licik, kak. 🤧
total 1 replies
pendekar angin barat
pendek bgt Thor...
Minchio: besok sehari 2 bab ok. hehe
total 1 replies
anggita
Terus berkarya tulis, semoga lancar novelnya 👏Wijaya Kusuma👍.
Minchio: terima kasih udah ninggalin jejak, saya sangat senang membaca komentarnya, terima kasih atas dukungannya.
total 1 replies
anggita
lumayan oke👌👍
Minchio: terima kasih
total 1 replies
anggita
visual gambar dan tokohnya oke👌lah.
Minchio: Halo, makasi udah ninggalin jejak hehehe.
total 1 replies
Was pray
walau tidak menang dengan mudah paling tidak wijaya kusuma memberikan perlawanan terhadap lawan-lawannya dengan apik
Minchio
wkwkwk
Was pray
kirain wijaya ko'it dilumat sama mawangi si siluman cacing, untung ditolong sama siluman kucing garong. 😀😀😀
Minchio
kegoda gadis itu kayanya 🤧🤭
Was pray
tetap semangat menuntut ilmu kanuragan dan kebatinan wijaya kusuma, karena di pundakmu ada beban tanggung jawab besar sebagi pemimpin desa adat
Was pray
hahaha ..kepala desa adat kok cemen.... seharusnya anak kepala desa adat sudah dari kecil dilatih ilmu kanuragan dan ilmu kebathinan, karena di masa depan tanggung jawab berat yg harus dipikulnya sebagai penerus jabatan kepala desa adat. lanjut thor.
Minchio
sepertinya wijaya punya tapi dia belum menyadarinya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!