Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.
Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.
Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Restu Terakhir
Kepulan asap rokok sudah menguar di udara. Juga satu kaleng alkohol sudah ada di meja. Kelakuan Erzan Akhtar Ranendra yang begitu mirip dengan ayahnya.
Kepalanya menoleh ketika pintu apartemen terbuka. Dia sudah menduga Apang-lah yang datang. Hanya Apang yang Abang Er beritahu sandi apartment-nya.
Apang berdecak kesal ketika melihat adik sepupunya tak bisa jauh dari dua benda itu.
"Jangan pernah ngelarang. Teman sejati gua hanya mereka berdua."
Apa pun tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi dia sudah diulti oleh Abang Er. Juga orang tuanya tak melarang. Apalagi ayahnya.
"Lu seriusan gak mau dilangkahi Reyn?"
Pertanyaan Apang membuat Abang Er menoleh. Lalu, dia membuang asap rokok lagi.
"Emang lu udah punya cemceman?"
Decakan teramat kesal keluar dari bibir Abang Er. Pertanyaan seperti itu adalah pertanyaan yang sangat tidak ingin dia dengar.
"Jawab, Be go! Jangan cuk cak cek cek kayak cikcak!" Apang pun sedikit murka.
"Berisik sih kata gua mah!" Abang Er tak kalah emosi.
Apang menghela napas kasar. Dia menatap putra pertama papi Restu juga mami Aleesa dengan begitu lekat.
"Lu gak kasihan sama Reyn? Kita kan udah liat gimana progress kesehatan Reyn setelah pacaran sama Rega," papar Apang.
"Lu gak boleh egois, Enjan. Siapa tahu setelah menikah dengan Rega ada sebuah keajaiban."
Abang Er tak menjawab. Dia kembali menghisap rokok dan membuat asap itu ke udara.
"Baba dan Bubu aja udah ketemu sama Rega semalam. Restu udah mereka berikan. Meskipun ada insiden kerusuhan."
Abang Er menoleh ke arah Apang. Meminta penjelasan lebih lanjut dari sebuah insiden kerusuhan.
"Si Rega ketabrak skuternya si biang bangor sampe dia terjengkang. Untungnya gak ngaruh ke tulangnya yang kemarin patah."
Bukannya iba Abang Er malah tertawa.
"Lu ya yang nyuruh si bocah dari planet lain itu nyakitin si Rega."
"Lemes bacotnya kata gua mah!" balas Abang Er tak terima.
"Kapan gua ketemu sama tuh bocah? Hidup gua cuma kantor, apart, kantor."
"Kirain," balas Apang.
"Pan lu mah sebelas dua belas sama si Tuan." Abang Er kembali berdecih.
.
Bu Gendis tertawa ketika Rega bercerita perihal pertemuannya dengan anak kecil yang begitu menyebalkan.
"Kalau Rega punya anak jangan sampai deh kayak si Tuan Tuan itu." Wajah sebalnya masih terlihat jelas.
"Regara, kamu sudah tahu tentang silsilah keluarga Reyn kan. Sekarang, kamu harus bisa memposisikan diri minimal sejajar dengan mereka."
Rega mengerti dengan maksud perkataan ibunya. Selama empat tahun bekerja di Wiguna Grup, sudah ada lima cabang toko roti yang Rega kelola dan menghasilkan pundi-pundi yang cukup banyak. Belum lagi tabungan dari uang gajinya yang sengaja dia simpan di rekening pribadi dan tak pernah dia gunakan.
"Papa kamu sudah mewariskan sebuah rumah yang berada di cluster elite dan megah. Setelah kamu menikah, barulah bisa kamu tempati."
Rega sedikit terkejut mendengarnya. Dan ketika sang mama menyebutkan nama cluster di mana rumah itu berada, Rega membeku.
"Itu cluster tempat tinggal keluarga Reyn." Bu Gendis ikut terdiam.
"Sayang, untuk tiga hari ke depan aku meeting di luar dan pulang malam. Selepas jam makan siang aku berangkat."
Reyn hanya mengangguk tanpa melepaskan pandangannya pada laporan. Ada rasa berat di hatinya, tapi tak dia ungkapkan.
"Hei!"
Rega sudah memutar kursi yang diduduki Reyn. Dia juga sudah bersimpuh di depan perempuan yang amat dia sayang.
"Aku kerja, Sayang. Ini tugas yang harus aku kerjakan."
Rega mengendurkan pelukannya. Dia melihat ada bekas air mata di pipi Reyn.
"Kok nangis?" Reyn gak menjawab. Dia hanya menatap wajah Rega dengan tatapan sendu.
Pertemuan Reyn dengan Rega hanya dari jam masuk kerja sampai jam makan siang. Itupun mereka jarang sekali memiliki waktu berdua karena pekerjaan yang menumpuk.
Ini sudah hari kedua Rega meeting di luar. Sedari semalam Rega tak memberikan kabar. Pesan yang dikirimkan Reyn pun belum dibalas. Juga pagi ini Rega tak masuk kantor. Sepertinya langsung ke tempat meeting.
"Sesibuk itukah? Sampai gak sempet balas chat aku," gumam Reyn.
Jika, tengah rindu Reyn akan menoleh ke meja Rega. Tak ada siapa-siapa di sana. Hembusan napas kasar keluar dari mulutnya.
Di hari ketiga pun Rega masih belum bisa dihubungi. Dia pun tak lagi datang ke kantor di pagi hari.
"Kenapa mendadak aneh begini sih?" erangnya.
Reyn mencoba untuk tidak overthinking. Dia mencoba memfokuskan pikirannya kepada laporan yang menumpuk. Meskipun, sesekali bisikan setan terdengar. Reyn mencoba untuk mengabaikan. Tak terasa waktu pulang kerja sudah tiba.
Mengecek ponselnya dan hasilnya masih sama saja. Hembusan napas kasar untuk kesekian kalinya keluar dari mulutnya.
"Kamu meeting di mana sih? Sampe susah signal begini."
Baru saja membereskan meja dan berkas-berkas yang sudah dicek. Ponsel Reyn berbunyi dan nama sang mami tertera di sana.
"Segera pulang, lalu bersiap. Sopir akan membawa kamu ke tempat makan malam."
Reyn melupakan sesuatu. Ternyata dia memiliki janji untuk makan malam bersama keluarga besar. Hal rutin setiap bulan yang diadakan oleh tiga keluarga besar.
Tubuh lelah dan pikiran yang sudah lari ke mana-mana tak membuat Reyn mengabaikan acara keluarga. Setelah berdandan natural dia segera menuju tempat yang sudah ditentukan oleh keluarganya dengan diantar sopir. Reyn menukikkan kedua alisnya karena merasa asing dengan restoran yang dipilih.
Dia segera menuju private room yang sudah keluarga besarnya pesan. Ketika pintu ruangan itu dia buka, ruangan itu begitu gelap.
"Ini bukan sih ruangannya?" gumamnya merasa aneh.
Baru saja hendak mengeluarkan ponsel untuk menghubungi sang mami, lampu ruangan menyala. Namun, tidak ada siapa-siapa. Hanya ada meja panjang dengan beragam makanan di atasnnya.
"Ke mana orang-orangnya?"
Sayup terdengar suara langkah kaki mendekat. Reyn mulai mencari dan seorang lelaki dengan mengenakan jas hitam berjalan menghampirinya dengan senyum yang begitu manis. Seikat bunga lavender dibawa olehnya.
Tubuh Reyn menegang ketika bunga itu lelaki tampan itu berikan. Sesaat kemudian tubuh lelaki itu merendah dan berlutut di hadapannya. Dan sebuah cincin yang begitu cantik sudah dia keluarkan.
"Will you marry me?"
Betepatan dengan kalimat yang mampu membuat tubuh Reyn menegang. Suara langkah kaki banyak orang terdengar. Pandangan Reyn mulai terlaihkan dan semua keluarga besarnya ada di sana dan tersenyum ke arahnya. Suara langkah lebar kembali mendekat dan ternyata itu adalah Erzan.
Tatapan Abang Er membuat Reyn takut. Apalagi Rega sedang dalam posisi melamar dirinya. Tatapan dingin dan datar itu berubah menghangat.
"Gua gak masalah lu langkahin. Lu berhak bahagia bersama lelaki yang sudah menunjukkan cinta juga effortnya yang luar biasa kepada kami. Gua merestui."
Air mata Reyn menetes. Kode dari Abang Er membuat pandangan Reyn kini tertuju pada Rega yang masih menunggu jawaban.
Rega terkejut ketika tiba-tiba Reyn berhambur memeluk tubuhnya.
"Ya. Aku ingin menikah denganmu, Kak."
...*** BERSAMBUNG ***...
Ayo dong komen .. Udah double up nih
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃
atau si Rayy??
huhhh rega..
Poor, rega...
kata author nunggu tembus 50 comment
itu mah udah 63..
yaahh gk jd comment deh aqu..
😂🤣🤣
kaki atau..
kepala??
eh...
jgn jgn tangan ya, Thor..
hihiii becanda..... 😃🥰
tapi....
itu SUDAH terjadi!!!
apa loe bisa kembalikan waktu, Ga??
jantan dikit. lemah bgt!
tegas!
kissing pulak..
kurang h*jar!!!
jd sad deh....
syg bgt ma adiknya
knp cerita anak2 muda ni gak ngebosenin yak??
sll seru dan mendebarkan.
aaa berasa muda....
siapa itu ???
kukira wajah gadis Asia, Thor..
Asia Tenggara
Asia Tengah
Asia Timur
wkwkwk
😂😅
aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..