Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World
...Girls X Machine...
Novel ini menampilkan gadis-gadis dengan hati sekeras ksatria dan harga diri setinggi ratu.
Selamat membaca...
Pada tahun 1927, abad ke-19, terjadi sebuah tragedi bernama Orbit Runtuh dengan kode Mainus-001. Pasukan Kerajaan Arnoida melakukan perang besar terhadap Kerajaan Gargantia. Untuk mencegah pengkhianatan di ibukota, diperlukan pasukan khusus.
Tidak hanya menghadapi pengkhianatan terhadap kerajaan, mereka juga merencanakan penculikan putra mahkota. Pasukan khusus ditugaskan untuk membebaskan putra kerajaan dari ancaman pasukan Arnoida. Dua agen terbaik dikirim untuk mengumpulkan informasi mengenai rencana busuk Arnoida. Akhirnya, rencana mereka bocor ke telinga departemen Gargantia dan pasukan Arnoida gagal menjalankan misinya di tengah peperangan, meski Gargantia harus merelakan salah satu pengemudi katafrakt terbaik pada masanya.
Katafrakt adalah mesin tempur yang diciptakan oleh banyak negara maju. Katafrakt dibuat untuk melindungi umat manusia dan dianggap sebagai puncak teknologi. Namun, manusia tidak bisa mengendalikan keseimbangan dunia. Dengan menggunakan kekuatan Katafrakt, mereka berusaha merebut dan menguasai dunia, sehingga menimbulkan kekacauan yang dinamakan perang Katafrakt.
Indonesia, Jakarta, pukul 01:30 Malam.
Rika Uenohara adalah seorang perempuan yang tinggal di pinggiran kota Jakarta bersama keluarganya setelah lulus dari SMA Dirgantara Kemayoran. Keluarga Rika memiliki darah campuran Indonesia dan Jepang, memberikan Rika paras wajah yang imut dengan kulit putih bersih, rambut cokelat lurus, dan mata cokelat halus.
Meskipun masih muda dan memiliki tubuh ideal, kehidupannya berubah tragis setelah lulus sekolah. Wajah Rika seindah senja dan kepintarannya luar biasa, namun dia merasakan penyesalan yang dalam. Rika adalah gadis biasa dengan takdir yang suram.
"Aku berharap semuanya menghilang saat aku sendiri. Aku berharap diriku sendiri juga ikut menghilang. Rasanya sangat menyakitkan seperti orang asing di dunia ini..." pikirnya.
Hidupnya adalah kekejaman yang mencengkram siapa pun, termasuk dirinya yang telah lama menderita secara fisik dan mental. Selain memiliki fisik yang sangat lemah, dia juga kehilangan harapan masa depannya. Tidak memiliki tujuan itu berat...
"Seandainya, aku seperti orang lain mungkin aku bisa melakukan banyak hal."
"Aku tidak bisa meraih apapun, hidupku terasa dibelenggu oleh ketakutan, tanpa ada bisikan tulus."
Selama ini tidak ada yang menyadari beban yang dipikul oleh Rika, sampai akhirnya dia mulai menyerah. Hatinya sudah rusak karena mentalnya lemah, tanpa teman di sisinya.
Kehidupan apa yang dicari jika perasaan ini begitu menyakitkan... Aku sudah tak bisa melakukan apapun, aku tak bisa mengharapkan apapun...
Kematian, ya, benar, kematian adalah sesuatu yang banyak dihindari oleh orang. Tapi... aku menginginkannya...
...Aku pernah memikirkan tentang diriku, apakah di dunia lain ada sosok diriku yang bisa melakukan banyak hal. Sepertinya tidak mungkin. Itu hanyalah khayalanku saja.
Namun setidaknya, aku ingin melihat diriku yang lemah ini terlihat berguna. Aku sudah tidak peduli dengan kehidupanku sekarang, dunia benar-benar melupakanku.
Dia meninggalkan semua kenangannya, hanya bisa menangis di kegelapan kamarnya yang sepi, sunyi, dan hampa. Tanpa memiliki apapun, benar-benar tak memiliki siapapun.
Teman? Sahabat? Atau orang lain? Tidak ada yang mampu melihat Rika sekarang.
Dari luar rumah terdengar suara jangkrik yang memaksa masuk melewati jendela, seolah menemani malam Rika. Di balik guling yang menutupi wajahnya, Rika terlihat sedang menangis, meneteskan air mata perlahan sampai dagunya, mengalir tenang seolah menumpahkan kesedihan.
Bagaimana perasaanmu ketika tidak memiliki apapun, tak berdaya, tanpa seseorang yang melihatmu? Bukankah itu sangat menyakitkan?
Moo... Biarlah, inilah duniaku. Aku benar-benar sudah menyerah, untuk diri ini yang selalu bertahan. Aku merasa kasihan dengan diriku sendiri. Karena hanya aku yang bisa melihat penderitaanku, hanya aku yang bisa mendampingi diriku.
Aku... hanya ingin bahagia, tapi sungguh sulit sekali.
Rika duduk di sudut kamarnya yang sepi, memandang keluar jendela yang sudah lama tidak dibuka. Langit malam menyembunyikan bintang-bintang, mencerminkan hatinya yang penuh kesedihan dan ketakutan. Bertahun-tahun Rika tidak bisa bekerja, tubuhnya melemah karena penyakit jantung kronis dan tumor otak yang perlahan merenggut vitalitasnya. Setiap hari adalah perjuangan, namun penderitaannya ia rahasiakan dari orang tuanya yang sudah renta.
Dulu, Rika adalah sosok yang ceria dan penuh semangat. Senyumnya mampu menerangi suasana hati siapa saja yang melihatnya. Namun, kini senyum itu menghilang, digantikan oleh tangisan setiap malam. Dia meratapi nasibnya yang hampa, terjebak dalam tubuh yang semakin lemah dan pikiran yang penuh kekhawatiran. Tidak ada lagi keceriaan dalam hidupnya, hanya keputusasaan yang terus menghantui.
Setiap kali melihat foto-foto temannya di media sosial, Rika merasakan luka yang semakin dalam. Teman-temannya telah meraih banyak kesuksesan, dengan pekerjaan yang mapan dan kehidupan yang tampak bahagia. Mereka bisa menikmati hasil jerih payah mereka, sementara Rika hanya bisa berdiam diri di rumah, merasakan kepedihan di balik senyumnya yang dipaksakan. Dunia terasa tidak adil baginya.
Orang tua Rika mengira anak perempuan mereka baik-baik saja. Rika selalu menutupi sakitnya dengan kata-kata manis dan senyum palsu setiap kali berbicara dengan mereka. Ia tidak ingin membebani mereka dengan kekhawatiran yang tidak perlu. Namun, setiap kata yang terucap terasa seperti belati yang menusuk hatinya sendiri. Betapa beratnya menanggung semua ini sendirian, tanpa ada yang bisa diajak berbagi.
Suatu malam, ketika rasa sakit itu menjadi tak tertahankan, Rika kembali menangis di tengah sunyi. Hatinya memohon keajaiban, berharap ada secercah harapan yang bisa membawanya keluar dari kegelapan ini. Namun, di dalam dirinya, dia tahu bahwa waktu yang tersisa mungkin tidak banyak. Meski demikian, Rika berusaha kuat, untuk dirinya dan untuk orang tuanya yang sangat ia cintai.
Kehidupan Rika adalah perjuangan yang tidak terlihat oleh banyak orang. Dia adalah pahlawan dalam diam, melawan rasa sakit dan ketidakadilan dengan keberanian yang luar biasa. Meski senyumnya telah memudar, semangatnya untuk terus bertahan adalah bukti bahwa di dalam diri setiap manusia, ada kekuatan yang tak terbatas. Dalam keheningan malam, Rika berjanji pada dirinya sendiri untuk terus bertahan, berharap suatu hari nanti, penderitaannya menghilang. Sampai akhirnya terjadi sesuatu yang diluar akal.
Malam itu... Adalah awal dari perubahan... Karena, Pada malam itu. Suatu Doa mengabulkan harapan perempuan itu.
Angin tenang masuk melalui jendela kamar Rika yang suram. Dia sedang tertidur, meratapi kesendiriannya. Gorden putih berayun-ayun terkena angin malam, membawa masuk cahaya rembulan yang memantul ke sosok hitam yang muncul secara misterius. Bayangan itu tampak ingin meraih Rika dengan tangannya. Sosok itu menyerupai perempuan dengan rambut cokelat panjang, mengenakan pakaian sekolah. Jemarinya menyentuh pundak Rika, menyebabkan sesuatu yang aneh terjadi pada Rika.
Sekilas kejadian aneh memasuki ingatan Rika. Dia terbangun dalam keadaan tertegun dan sedikit terengah-engah. Dengan tubuh yang gemetar, dia melamun, "Apa yang terjadi barusan?" ucapnya dalam hati.
Pemandangan luar biasa dari kota Gargantia Eureka muncul dalam ingatannya. Kota Mecha itu tampak sangat nyata. Rika kembali sadar ketika mendengar seseorang berteriak memanggilnya. Teriakan itu hanya didengarnya.
...Rika, bukalah kedua matamu......
...Rika......
...Rika......
Setelah ingatan itu memasuki otaknya, Rika kebingungan. Dia melihat ke atas dan menyadari atap kamarnya yang gelap. Dia duduk di samping kasurnya, paras wajahnya penuh air mata. Dia mendengar suara seseorang berbicara kepadanya, namun dia belum pernah mendengar suara itu sebelumnya.
"Apa yang terjadi?" tanyanya pada dirinya sendiri. Lengan kanannya meraih dahinya yang terasa sedikit panas. "Sepertinya aku hanya demam."
Rika melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 01:34 malam. Dia menghembuskan napas dalam-dalam. Keberuntungan menjauh darinya, dan dia tidak bisa membangunkan kedua orang tuanya yang tengah tertidur.
"Aku tidak bisa membangunkan mereka," pikirnya.
Meskipun demam semakin menjadi-jadi, dia berusaha memaksakan dirinya untuk kembali ke tempat tidurnya. Tubuhnya mulai terasa panas dingin, dan seluruh tubuhnya gemetar tak karuan. Firasat buruk menyelimuti perasaannya, membuatnya semakin khawatir. Rika tidak ingin merepotkan orang lain, terutama kedua orang tuanya yang sudah renta.
Dengan kondisi seperti itu, dia kembali ke tempat tidurnya, berusaha melupakan hal-hal aneh yang baru saja terjadi. Perlahan, Rika menutup kelopak matanya yang indah dan berdoa dalam hati, "Semoga aku baik-baik saja."
Namun, kondisi tubuhnya semakin parah. Samar-samar, terdengar suara memanggilnya. Suara yang sebelumnya dia dengar, tapi kali ini terdengar lebih nyata.
"Rikaaa... Rikaaaa!!"
Tiba-tiba, suaranya berubah menjadi teriakan yang lebih familiar, suara orang tuanya. Rika membuka matanya dengan susah payah. Dia kebingungan melihat atap yang asing.
"Aku... berada di mana?"
Cahaya terang menyilaukannya. Dia melihat beberapa orang berpakaian putih dan berkacamata di sekelilingnya, tampak panik. Rika merasa tubuhnya sangat berat dan tidak bisa bergerak.
"Apa yang terjadi dengan diriku? Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa tubuhku terasa sangat berat?"
"Pak dokter, apakah anakku akan baik-baik saja?! Apakah anakku bisa selamat?!" Suara ayahnya terdengar penuh kecemasan.
"Semuanya akan terkendali, dan semua tim medis sedang berusaha menyelamatkan Rika!" jawab seorang dokter.
Rika berusaha menggerakkan bibirnya, tapi tidak bisa. Pandangannya semakin berat dan dia perlahan kehilangan kesadarannya. Terakhir kali, dia melihat kedua orang tuanya yang histeris memanggil namanya.
"Aku benar-benar sangat menyedihkan..."
Dokter-dokter berusaha menyelamatkan Rika yang kondisinya semakin memburuk. "Tidak ada cara lain!" kata seorang dokter, mengambil alat pacu jantung.
Monitor detak jantung menunjukkan garis lurus, menandakan berakhirnya penderitaan Rika.
"Apakah hidupku akan berakhir? Apakah... aku akan mati? Aku... sangat kesepian. Aku benar-benar ingin ditemani seseorang... Aku ingin dibutuhkan..."
"Semuanya akan berakhir... Diriku yang tidak bisa apa-apa, diriku yang lemah ini, diriku yang kecil ini, diriku yang tak berharga ini, diriku yang kesepian ini..."
"Ayah... Ibu... Maafkan Rika."
Rika mengeluarkan tetesan air mata sebelum akhirnya menutup matanya untuk selamanya.
"Rikaaaaa... Rikaaaaaa!!"
...- Novel Orisinil By Setsuna -...
NOVEL INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK NOVELTOON. SEMOGA KALIAN SEMUA SUKA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sani
wahhh aku suka yang kaya gini
2024-07-23
0
Mirza Pradana
Mantep
2024-07-12
2
Faisal
semangat ka
2024-06-30
8