Bagaimanapun takdirnya nanti, tiga raga akan tetap satu jiwa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wayan adi suastama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CERITA BELUM SAMPAI KE JUDUL
Ani tidak langsung masuk ke dalam rumah, sejenak ia duduk di depan teras rumah sambil memikirikan kejadian tadi. Ia lantas membuka tas nya untuk menghitung hasil uang yang dikasi oleh Bastian sewaktu di diskotik. Segepok uang pecahan seratus pun ia keluarkan dari dalam tas.
Tiga puluh juta pun ia dapatkan dari hasil menemani Bastian waktu malam itu. Ia tak mengira Bastian akan memberikan uang segitu banyaknya. Ani pun cepat-cepat masuk ke rumah untuk menyimpan uang yang masih ia genggam.
Dandi pun datang semenit kemudian, ia datang dengan wajah yang sangat marah.
" Weh kenapa kak? Datang dengan wajah yang kelihatan marah? ". Tanya Ani dengan wajah penasaran.
Dandi pun tidak menjawab, ia lantas masuk ke kamar dan mengunci diri sambil memakai barang haram lagi. Dandi berteriak keras dengan tangisan yang begitu menyayat hati. Ani pun sejenak terdiam tidak berani untuk mengusik suasana hati Dandi untuk sementara waktu.
Ayu juga demikian, ia menangis berlari masuk ke dalam kamar. Ani sangat bingung dengan ke dua kakaknya ini. Entah masalah apa yang sedang mereka hadapi. Ia sangat senang malam ini, tetapi tidak dengan Dandi dan Ayu yang sama-sama merasakan kepahitan yang Ani tidak ketahui.
Tiba-tiba Ani mendapatkan notifikasi WA yang masuk dari nomor yang ia tak kenali.
" Hai Ani, ini aku Bastian ". Isi singkat text tersebur ke WA nya Ani.
" Hai Bas, kamu sudah sampai rumah? ". Balas Ani.
Bastian pun tiba-tiba video call Ani . Ani lantas pindah ke kamar untuk mengobrol bersama Bastian agar tidak terdengar oleh Dandi dan Ayu yang lagi sedih . Mereka video call sampai pagi, sampai Ani ketiduran di samping handphone nya, begitupun Bastian juga ketiduran. Nampak video call tersebut masih berlangsung hingga matahari terbit di keesokan harinya.
Entah apa yang mereka obrolkan, Ani nampak begitu semangat di pagi hari ini. Tepat pukul sepuluh setelah ia meng akhiri obrolan dengan Bastian, Ani lantas cepat-cepat untuk mandi.
Selesai mandi, Ani yang kebingungan ada apa dengan kakak-kakaknya kemarin malam berusaha untuk mencari penyebabnya. Ia perlahan berjalan menuju kamar Dandi dan menggetok pintu kamar tetapi tidak ada jawaban, sedangkan ketika ia berjalan ke kamar Ayu, dari celah kamar yang sedikit terbuka, Ani melihat Ayu masih menangis sesenggukan sendirian di pojok kamar.
" Kak, Ani boleh masuk?". Tanya Ani sembari menunggu dari luar pintu kamar.
" Masuk aja ni ". Ucap Ayu yang mengusap air matanya yang terjatuh di pipi.
" Kakak kenapa?, ada masalah apa? , kenapa kemarin malam nangis?". Dengan sedikit belaian di kepala kakaknya, Ani bertanya sambil menatap mata Ayu.
Ayu tidak menjawab nya, ia kemudian menangis lagi ketika mengingat apa yang sudah terjadi kepadanya di malam itu.
" Kenapa kak? " Tanya Ani lagi sambil memeluk kakaknya.
Setelah sedikit tenang, akhirnya Ayu bercerita ke Ani tentang hubungannya dengan pacarnya yang kandas di tengah jalan. Ayu diputuskan tanpa sebab, padahal ia begitu cintanya sama laki-laki tersebut. Ia bahkan merelakan keperawanannya untuk laki-laki brengsek tersebut.
" Laki-laki sialan". Umpat Ani sambil memukul meja rias yang ada di hadapannya.
" Laki-laki yang tidak tahu diri, laki-laki yang seharusnya tidak pantas hidup". Lanjut Ani sambil memaki orang tersebut dimana orangnya tidak ada dan tidak ia ketahui sebelumnya.
Ayu pun hanya bisa menangis di pelukan adiknya tanpa mengeluarkan sepatah kata.
" Sudah, ada aku yang akan setia di sampingmu". Lanjut Ani sambil menenangkan Ayu.
Ayu lantas berhenti sejenak dari tangisannya. Kemudian melepaskan pelukan Ani sembari mengucapkan terimakasih kepada Ani.
" Tin.. Tin.. Tin".
Suara klakson mobil terdengar dari arah depan, Ani lantas pamitan kepada Ayu kalau ia hari ini mau jalan-jalan bersama Bastian. Belum sempat menanyakan tentang siapa sosok Bastian, Ani dengan buru-buru keluar rumah untuk menemui Bastian.
" Da da kak, aku jalan dulu ".
Ayu pun tersenyum melihat Adiknya yang kini sudah dekat dengan cowok.
Oiya, ekhem... Jangan lupa mampir juga ya ke ceritaku "Racun Kesesatan" ceritanya sedih juga, siapa tau berkenan mampir dan suka ...