Mencintai Ipar Ku Sendiri

Pagi harinya, Kia segera bangun pagi dan menjalankan aktifitasnya seperti biasa. Dia sudah mandi dan saat ini sedang memakai pakaian formal selayaknya orang akan wawancara pekerjaan. Kali ini Kia benar-benar mempersiapkan dengan matang. Setelah dirasa cukup dengan persiapannya dia segera keluar dari kamar dan menghampiri Tantenya yang sedang menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi Tante." sapa Kia dengan wajah sumringah dan segera saja dia menarik sebuah kursi di ruang makan dan segera didudukinya.

Tante Tari melihatnya sekilas dan mengerutkan keningnya.

"Mau kemana kamu Kia? Rapi begitu?" tanya Tante Tari heran.

"Kan semalam Kia udah ijin kalau mau pergi sama Fira Tan." jawab Kia sambil mengisi piringnya dengan nasi. Dia harus sarapan dahulu biar bisa menghadapi wawancara kerja dengan baik.

"Tapi kenapa rapi begini?" tanya Tante Tari yang seperti tidak yakin.

Kia terdiam sebentar, benar juga perkataan Tantenya. Karena tidak biasanya Kia pergi dengan Fira memakai pakaian formal seperti ini. Kia harus memberikan jawaban yang masuk akal agar Tantenya tidak curiga, pikirnya.

"Hmmm... Fira mau ajak ketemu bos nya dulu sih Tan, jadi harus rapi dan sopan gitu pakaiannya." jawab Kia sekenanya.

"Kog aneh sih, kan yang mau ketemu bos nya si Fira trus kenapa kamu juga harus pakai pakaian formal?" tanya Tante Tari masih tidak percaya.

"Ya pokoknya gitu lah Tan." jawab Kia yang sudah tidak tahu lagi akan menjawab apa.

Akhirnya sarapan pun telah selesai, Kia segera pamit kepada Tantenya. Tante Tari pun mengantarnya sampai di teras rumah dan memastikan bahwa Kia baik-baik saja.

"Daaahhhh Tante....!" teriak Kia setelah itu segera menjalankan mobilnya menuju kantor dimana dia diminta untuk datang wawancara pekerjaan.

Tetapi sebelumnya Kia sudah menghubungi Fira, jika saja nanti Tantenya menghubunginya maka Fira diminta untuk mendukungnya berbohong jika dirinya bersamanya.

***

Setelah mengendarai mobil sekitar tiga puluh menit, akhirnya Kia sampai juga di kantor yang dia tuju. Kia mengambil ponselnya untuk memastikan apakah benar alamat yang dikirim benar di tempat dimana dia berdiri sekarang ini. Setelah yakin benar, maka Kia segera turun dan masuk ke dalam kantor tersebut.

Kantor yang cukup besar dan sepertinya memang cukup terkenal. Sebenarnya dia merasa sanksi apakah nantinya dia akan diterima atau tidak. Karena Kia tidak memiliki pengalaman bekerja langsung di perusahaan apapun.

Kia saat ini berada di lobby, dia cukup kagum dengan interior kantor tersebut. Dan entah kenapa Kia menjadi tidak yakin dengan dirinya sendiri.

Ketika hendak menuju ke resepsionis, Kia melihat seseorang yang seperti tidak asing. Kia mencoba mengingat orang itu. Tidak lama kemudian Kia berhasil mengingatnya.

"Om!" panggil Kia.

Tetapi karena ada beberapa orang disana sehingga hampir membuat mereka menoleh bersama. Karena merasa diperhatikan Kia pun menutup mulutnya dan segera saja berlari kecil menuju orang yang dia maksud yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri bersama dengan satu orang temannya.

"Halo Om, kita ketemu lagi." sapa Kia lagi.

Karena suaranya yang cukup kencang sehingga membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka yang sedang berdiri di tengah lobby. Orang yang dimaksud pun mengerutkan keningnya karena merasa tidak mengenalnya.

"Kamu kenal dia Daniel?" tanya Tejo yang saat itu sedang bersama Daniel.

Daniel hanya menggendikkan bahunya karena memang merasa lupa dan tidak mengenal.

"Om, kerja disini ya?" tanya Kia lagi karena Daniel hanya diam saja. Kia memperhatikan name tag Daniel sehingga menyimpulkan bahwa Daniel kerja di tempat itu.

"Kamu siapa?" satu kalimat itu yang bisa Daniel katakan sejak tadi.

"Om lupa sama saya? Kan semalam kita pernah..." jawab Kia belum selesai berbicara tetapi segera dipotong oleh Tejo.

"Kamu suka sama anak kecil?" tanya Tejo dengan ekspresi menggelikan kepada Daniel.

"Enak saja!" jawab Daniel dengan mendorong bahu Tejo sehingga membuatnya sedikit terhuyung kebelakang.

"Semalam kita ketemu di Mall Om, trus gak sengaja aku numpahin minuman ke baju Om kan." terang Kia.

Sedetik kemudian Daniel pun ingat tentang kejadian itu.

"Heh bocil! Ngapain kamu kesini? Ini bukan taman bermain buat kamu. Trus satu lagi, jangan panggil aku Om! Sejak kapan aku nikah sama Tante kamu!" sengit Daniel.

"Enak aja! Aku kesini mau wawancara kerja Om, nih buktinya." jawab Kia sambil menunjukkan ponselnya yang memang bukti diundangnya dia untuk wawancara kerja.

Daniel tidak yakin kalau bocil didepannya ini sedang butuh pekerjaan. Karena dilihat dari penampilannya saja dia terlihat seperti anak orang kaya. Dari pakaian yang dipakai, sepatu, tas dan bahkan jam tangannya. Dan untung saja Daniel tidak melihat kalau ternyata si bocil ini datang dengan menggunakan mobil yang tentunya lebih bagus dari mobil pribadinya sendiri. Daniel pun melihat ke arah ponsel Kia dan memang benar itu dari perusahaannya.

"Trus kenapa aku panggil Om, kan memang Om udah tua hehehe." ucap Kia lagi dengan tersenyum memamerkan giginya yang putih.

Sedangkan Tejo yang mendengar percakapan mereka pun hanya bisa menahan tawa dengan menutup mulutnya agar tawanya tidak meledak di depan Daniel. Daniel yang melihat itu hanya menatapnya tajam.

"Ya udah, trus ngapain masih disini? Buruan ke lantai tiga, wawancaranya disana." ucap Daniel yang secara tidak langsung mengusir Kia dari hadapannya.

"Om gak ada niat gitu buat nganterin aku ke ruangan wawancara?" ucap Kia dengan mengedipkan-ngedipkan matanya menggoda Daniel.

"Ogah banget!" jawab Daniel dengan ketus tetapi hal itu tidak membuat Kia marah atau sakit hati sama sekali.

"Oh ya, gimana Om mau gak nikah sama aku?" tanya Kia dengan segala kepolosannya.

"Udah sana-sana! Dasar bocil!" usir Daniel dengan mengarahkan Kia agar segera masuk ke dalam lift karyawan dan dengan terpaksa Kia pun menurutinya.

"Tunggu aku ya Om! Habis itu kita nikah!" teriak Kia lagi yang masih bisa didengar oleh beberapa orang disana sehingga mereka menatap Daniel dengan tatapan yang sulit diartikan dan tentu saja hal itu membuat Daniel merasa risih.

"Cieeee.... Yang dilamar bocil!" ledek Tejo kepada Daniel.

Tetapi tidak ditanggapi Daniel dan langsung pergi meninggalkan Tejo yang masih tertawa mengejek.

"Sikat Niel! Bocil-bocil gitu oke juga lho hahaha." teriak Tejo sambil tertawa yang semakin menggoda Daniel.

"Berisik!" jawab Daniel dan benar-benar pergi meninggalkan Tejo.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa baca dan favoritin novel aku yang lain ya 🥰

Judulnya Mantan Selingkuhan ku. Tentunya ceritanya gak kalah seru juga kog 😍

Dan si Daniel muncul juga disini 🤩