My Mysterious Husband

Pada keesokan harinya, Ailyn sengaja mengosongkan jadwal untuk pergi ke pusat perbelanjaan elite di kota Eastas bersama dengan Jave.

Tak seperti biasanya, gadis berparas jelita itu sengaja berpenampilan casual. Kali Ini ia lebih berhati-hati agar tidak kelihatan mencolok serta menarik perhatian orang-orang yang ingin berniat jahat padanya.

Setelah beberapa saat Ailyn menunggu, akhirnya Jave datang menghampiri dengan seragam pelayan yang masih melekat di tubuhnya.

" Tunggu sebentar.."

Ailyn memandangi Jave dari atas hingga ke bawah. Kemudian kembali menatap heran kearah wajah Jave.

" Apa kartu dari ku tidak berguna? Atau kau tidak bisa menggunakan nya?", Ailyn mulai mencecar Jave dengan beberapa pertanyaan.

Jave yang awalnya bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan Ailyn mulai mengerti maksud dari wanita cantik dihadapannya.

" Hanya belum sempat untuk menggantinya, lagi pula pakaian ku selalu bersih " ujar Jave beralasan.

" Ayo ikut dengan ku !".

Ailyn menggandeng tangan Jave dengan tiba-tiba, membuat Jave jadi tersipu. Genggaman dari tangan gadis jelita itu begitu terasa hangat dan lembut.

Tak lama mereka berjalan, langkah kaki keduanya terhenti tepat didepan toko pakaian khusus pria beserta aksesoris nya.

Dengan antusias, Ailyn menarik kembali lengan Jave untuk memasuki toko tersebut.

" Halo nona, selamat datang ditoko kami, silahkan pilih yang anda suka !" sapa salah satu pelayan toko dengan ramah.

" Pilihkan beberapa setel pakaian pria terbaik yang ada ditoko ini" Ailyn mulai memerintah.

" Baik nona, mari ikut dengan kami !"

Mereka berjalan mengikuti arahan si pelayan toko menuju ke ruang ganti. Sambil menunggu Jave yang sibuk berganti pakaian, Ailyn terlihat sibuk membaca katalog sembari minum orange juice dari pelayan toko.

" Psst.. nona, kali ini kau membawa siapa? tampan sekali !" tegur seorang pelayan wanita berbisik di sebelah Ailyn.

" Dia calon suamiku ~" ujar Ailyn setengah berbisik.

" Apa?! yang benar nona? dari keluarga mana? " si pelayan semakin penasaran.

" Tidak penting dari mana, yang pasti kami.. saling mencintai~" Ailyn kembali berbisik dengan senyum yang begitu manis.

" Selamat nona ! doa terbaik untuk anda berdua!" bisik si pelayan wanita memberi ucapan selamat.

Ya benar, toko yang didatangi Ailyn saat ini adalah toko pakaian premium khusus pria langganan ayah Ailyn semasa hidupnya dulu. Namun, semenjak ayahnya tiada, ia hanya beberapa kali mengunjungi toko ini ditemani Charlie ketika acara ulang tahun Arden waktu itu.

Kini ia malah kembali membawa lelaki tampan yang membuat para pelayan wanita menjadi penasaran.

SRAAK !!

Pandangan Ailyn kali ini tertuju pada tirai ganti yang telah terbuka.

"Style pertama, street wear !" seru pelayan pria di sebelah Jave.

" Ah bagus , next ! " seru Ailyn bersamaan dengan beberapa pelayan wanita yang ikut nimbrung dengannya.

"Style kedua casual chic ! "

" Waah..amazing ! next ! "

Jave menjadi malu karena para wanita dihadapannya itu terlihat asyik memuji serta memotretnya secara terang-terangan.

' Ah, pria ini cocok memakai semuanya ! ' seru Ailyn dalam hati.

Setelah memilih beberapa stel pakaian yang cocok untuk Jave, serta menyelesaikan pembayaran nya, Ailyn kembali mengajak Jave mengelilingi pusat perbelanjaan.

Bagai calon pasangan pengantin sungguhan, mereka terlihat menikmati kegiatan berbelanja pada hari itu. Mulai dari memilih cincin, souvernir dan hidangan untuk para tamu, mengatur lokasi acara, hingga saat ini mereka pun sedang sibuk memilih gaun pengantin.

" Apa terlihat bagus?" tegur Ailyn.

' Ya ! sangat cantik ! ' seru Jave dalam hati.

Sangat jelas ekspresi kekaguman dari Jave yang membuat wajahnya tak bisa berpaling ke arah lain. Wanita berbalut gaun elegan berwarna putih dihadapannya itu terlihat semakin menarik hatinya. Membuat jantung nya berdebar dengan kencang.

Deg.. Deg.. Deg..!

" Sepertinya ini tidak bagus ya" ujar Ailyn kecewa melihat ekpresi Jave yang hanya terdiam memandanginya.

" Ah.. tidak, kau cantik, pakai itu saja" Jave dengan spontan mengatakan nya.

Ailyn yang baru pertama kali mendengar kata `cantik` dari pria di hadapannya itu segera membalikkan badan kembali kedalam ruang ganti.

Rona dipipi nya terlihat memerah, dengan senyum yang kian mengembang. Pertanda dirinya sedang sangat salah tingkah.

' Kenapa dia bilang begitu? bagaimana jika aku tak ingin melepaskannya? dasar bodoh !' gumam Ailyn dalam hati.

...----------------...

Dikediaman Smith, terlihat Claudia sedang berada dikamarnya, bersantai sembari menggulir berita mengenai gossip para kaum bangsawan di ponselnya. Namun tanpa sengaja ia melihat iklan salah satu toko pakaian pria premium dengan model seorang pria tampan yang begitu menarik.

' Wah, tampan sekali dia !' batin Claudia masih menggulir beberapa foto pria tersebut.

Hingga terlintas salah satu foto yang membuat nya terbelalak tak percaya. Tampak Ailyn yang sedang membenarkan kerah kemeja pria tersebut dengan mesra.

Dengan cepat, ia membuka kolom komentar yang yang begitu ramai membicarakan pasangan dalam foto tersebut.

Ls:Siapa pria tampan itu?!

Gh: Wah, aku pernah lihat pria itu di acara perjamuan keluargaku, benar dia calon suaminya !

Op: Beruntung sekali dapat putri keluarga Smith !

Pt: Hey, tenang para hadirin ! dia itu pelayan di restoran tempatku bekerja !

" Apa?! pelayan!! "

Claudia terperanjat dari ranjangnya, dengan tergesa ia menghubungi suaminya untuk mengabari hal penting yang baru saja diketahuinya.

Karena tidak ada jawaban dari suaminya, ia pun bergegas keluar kamar untuk menemui nyonya Lamia. Namun sia-sia saja karena nyonya Lamia saat itu tidak sedang berada dirumah.

Tak kehabisan akal, dengan cekatan ia mengetik pesan pada suami dan mertuanya itu mengenai info yang baru didapatnya

' Lihat saja ! Ini pasti sangat seru ! ' batin Claudia tersenyum licik.

°°°

"Ahhh~ ! "

" Mhh .. sakit~ ! "

Terdengar suara Ailyn yang memekik manja, membuat Jave jadi merona.

" Hhh.. tahan sebentar" Jave mulai berkeringat.

" Ahh.. Aku sudah tidak tahan lagi ! " Ailyn terlihat kesakitan.

Mereka terlihat sedang kewalahan melepaskan sesuatu.

" Tenanglah sedikit lagi.. "

Tok..tok..tok !

Terdengar suara ketukan pintu dari luar ruang ganti.

Krieet.. (suara pintu terbuka)

" Ehem.. barang kali, ini bisa membantu anda " ujar salah satu pelayan wanita dengan wajah tersipu menyodorkan sebuah gunting kain kepada Jave.

" Terimakasih" Jave kembali menutup pintu.

Dengan perlahan Jave memotong rambut Ailyn yang kusut parah karena tersangkut di resleting bagian belakang gaun putih yang di kenakannya.

" Sudah selesai.. Jangan berteriak lagi, atau orang-orang akan salah paham" tegur Jave kembali membuka pintu.

Sudah ada beberapa pelanggan serta pelayan toko yang berdiri diluar ruang ganti. Dengan raut wajah mereka yang terlihat merona.

" Hhhhh.."

Jave menghela nafas kasar, sembari mengembalikan gunting yang dipegangnya kepada pelayan toko. Kemudian kembali duduk menunggu Ailyn yang masih ada di dalam ruang ganti.

' Aarrgghhh ! memalukan sekali ! ' pekik Ailyn dalam hati.

Saat ini ia merasa sangat malu karena bertingkah konyol dihadapan Jave.