NovelToon NovelToon
The Second Wife

The Second Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / Cinta setelah menikah
Popularitas:13.4k
Nilai: 5
Nama Author: Gilva Afnida

Pergi dari rumah keluarga paman yang selama ini telah membesarkannya adalah satu-satunya tindakan yang Kanaya pilih untuk membuat dirinya tetap waras.

Selain karena fakta mengejutkan tentang asal usul dirinya yang sebenarnya, Kanaya juga terus menerus didesak untuk menerima tawaran Vania untuk menjadi adik madunya.

Desakan itu membuat Kanaya tak dapat berpikir jernih hingga akhirnya dia menerima tawaran Vania dan menjadi istri kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gilva Afnida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Siang saat matahari sedang terik-teriknya, Kanaya menatap sebuah rumah dua lantai yang nampak mewah dengan sebuah pekarangan yang cukup luas di sekitarnya dari balik kaca mobil. Kanaya sudah berulang kali mengunjungi rumah tersebut meski hanya sebatas duduk di ruang tamu. Namun kedatangannya kali ini berbeda. Dia akan menorehkan kisah hidupnya beberapa bulan ke depan di dalam rumah tersebut. Perlahan dirinya membuka pintu mobil dan keluar.

"Ayo masuk, Nay," ajak Vania dengan wajah riang. Langkahnya terlihat ringan sambil menggamit lengan kiri Adnan dengan mesra.

Kanaya masih tak habis pikir dengan apa yang ada di pikiran Vania. Normalnya wanita akan cemburu jika suaminya menikahi wanita lain, namun nampaknya Vania memang berbeda.

Meski rasa penasaran Kanaya tentang sikap Vania sangatlah dalam, untuk saat ini dia lebih memilih untuk tidak mempedulikannya karena hati dan badannya terasa capek luar biasa. Biarlah dia mencari tahu hal itu nanti, yang terpenting dia bisa beristirahat setelah pikirannya terkuras selama beberapa hari kemarin.

Apalagi perjalanan antara rumah Toni dengan rumah Vania memakan waktu selama kurang lebih satu jam. Kanaya sangat jarang melakukan perjalanan jauh, hanya sesekali saja dia bepergian. Jadi baginya, duduk di atas kursi mobil selama satu jam sudah membuat otot-otot pantatnya terasa sedikit kebas dan kaku.

Mengikuti langkah Vania dan Adnan yang sudah terlebih dahulu memasuki rumah, Kanaya bersusah payah menyeret dua koper besar yang berisi baju-baju serta beberapa barang yang sekiranya penting untuk dibawa. Selain itu, barang-barang yang lain masih ada yang dia tinggal di rumah Toni. Lain hari, dia akan mengambilnya jika ada waktu luang.

"Oh iya, kamu sudah pernah datang kemari beberapa kali kan? Pasti kamu sudah tahu seluruh isi ruangan rumah ini tanpa harus aku jelaskan," ucap Vania setelah melihat Kanaya masuk. Seingatnya, bukan sekali atau dua kali Kanaya berkunjung ke rumahnya.

Supaya cepat, Kanaya menganggukkan kepala-- meng-iyakan ucapan Vania agar dia bisa segera beristirahat. Padahal yang sering beberapa kali datang ke rumah ini dan mengitari seluruh isi rumah hanyalah Tania, bukan dirinya. Dulu saat berkunjung, Kanaya tak ada minat untuk menyusuri seisi rumah yang mana bukanlah miliknya.

"Kamarmu ada di pojok belakang dekat taman. Aku yakin kamu akan suka dengan pemandangan luar saat pagi hari tiba nanti," tukasnya antusias.

"Oh ya?" Kanaya berpura-pura ikut antusias. "Kalau begitu, bolehkah aku langsung masuk ke kamar? Aku sudah tak sabar untuk melihat taman yang kamu maksud."

"Tentu saja." Vania mempersilahkan Kanaya yang kembali menyeret dua koper besar melewatinya.

"Nay?" Vania memanggilnya lagi.

Kanaya menghentikan langkah dan menolehkan kepala. "Ya?"

"Perlu bantuan?"

Kanaya tersenyum tipis. "Tidak usah."

"Baiklah. Kalau kau perlu sesuatu, panggil aku ya. Kamarku ada di lantai dua yang paling ujung."

"Terima kasih."

***

Seperti yang dikatakan oleh Vania, jika dia membuka jendela kamarnya, hamparan taman yang lumayan luas tersaji di depan matanya. Angin semilir langsung menerpa wajah dan anak rambut Kanaya yang dibiarkan tergerai. Meskipun cahaya matahari membuat apa yang dia lihat begitu silau, namun Kanaya sudah mampu membayangkan pemandangan indah saat pagi hari nanti tiba. Pikiran Kanaya menjadi sedikit rileks saat melihat warna-warni yang menyejukkan mata setelah beberapa hari ini saraf pikirnya terasa tegang.

Setelah berpuas diri menatap taman yang menenangkan pikirannya, Kanaya memilih menghampiri bed kasur berukuran king size dan merebahkan diri di atasnya. Cukup lama Kanaya terdiam sambil mengamati langit-langit kamar yang berwarna krem, hingga dirinya terkejut saat mendengar dering ponsel yang berada dalam saku bajunya.

Kanaya meraih ponsel dan menatap lama pada layar yang masih bergetar sampai layar tersebut redup dengan sendirinya.

Helaan napas panjang keluar dari bibir tipis Kanaya. Dia meletakkan ponsel di atas kasur, memilih untuk mengabaikan dering ponsel yang masih terus berlanjut.

Tertera nama Kevin di layar ponselnya yang berulang kali menyala. Kanaya tak ada nyali untuk menjawab panggilan dari teman sebayanya itu. Sudah beberapa hari ini Kanaya mengabaikan segala pesan dan telepon yang masuk dari pria tersebut.

Kevin adalah teman kuliah yang sudah dia kenal sejak dari bangku SMA. Mereka selalu dekat namun tak pernah mengungkapkan perasaan satu sama lain. Mereka sama-sama memendam dan membiarkan perasaan mereka mengalir begitu saja.

Awalnya Kanaya ragu jika Kevin memiliki rasa suka padanya. Namun seiring berjalannya waktu, Kanaya tak terlalu memusingkan sikap Kevin yang selalu memberinya perhatian dan segala bantuan padanya. Bagi Kanaya, selama Kevin masih berada disisinya, dia akan mensyukuri hal itu. Berulang kali kehilangan seseorang yang dia sayang membuat Kanaya tak terlalu berharap lebih pada orang lain.

Jika Kevin masih berada di sisinya dia akan bersyukur, namun jika dia pergi meninggalkannya, dia berharap tak akan terlalu sedih memikirkannya.

Tetapi nampaknya Kanaya baru tersadar jika apa yang dipikirkannya itu salah. Bulir air matanya terus menerus keluar saat memikirkan Kevin yang bisa saja akan pergi menjauhinya jika mengetahui statusnya sekarang.

Rupanya Kanaya akan selalu tak siap jika harus terus menerus kehilangan seseorang yang menurutnya berharga.

Layar ponsel Kanaya kembali berkedip singkat, membuat Kanaya penasaran lalu membukanya.

[Kamu kenapa sih, Nay? Akhir-akhir ini kamu sangat sulit untuk dihubungi. Kalau kamu sedang ada masalah aku harap kamu bisa cerita.]

Rupanya itu adalah pesan dari Kevin. Sebelum pesan itu, sudah banyak pesan masuk darinya dan beberapa panggilan yang tak terjawab.

[Hariku sepi tanpamu, Naya.]

Tangis Kanaya semakin dalam setelah membaca satu persatu pesan singkat yang dikirim oleh Kevin. Kanaya sendiri tak tahu harus darimana dia menceritakan permasalahannya pada Kevin. Dia adalah gadis pendiam, tertutup dan sukar untuk bergaul. Saat dekat dengan Kevin pun, Kanaya jarang menceritakan tentang hal-hal pribadinya. Selalu Kevin yang selalu asyik bercerita dan Kanaya menjadi pendengar yang setia. Namun Kanaya menyukainya.

Kanaya meraih guling di sampingnya lalu memeluknya erat. Menahan suara tangis agar sampai tak terdengar keluar. Beban berat yang selama ini dipikulnya, membuatnya tumbuh menjadi gadis yang begitu tertutup. Dia jarang tersenyum dan menyapa ramah pada orang-orang disekitarnya. Sangat berbeda dengan Vania yang ceria dan supel meski dia memiliki sebuah penyakit yang bisa saja kambuh dan merenggut nyawanya.

Semua itu karena limpahan kasih sayang yang sangat berbeda.

Kanaya mengingat-ingat masa lalu saat bersama kedua orangtuanya. Dahulu terasa begitu indah. Ayahnya yang bersikap hangat dan ibunya yang begitu periang, menjadi pelengkap kebahagiaan Kanaya di masa lalu.

Lalu Kanaya teringat pertengkaran kedua orangtuanya yang berakhir dengan kecelakaan mobil dan menewaskan kedua orangtuanya. Hanya Kanaya yang masih tersadar dan selamat saat peristiwa itu.

Tanpa Kanaya sadari, air mata yang terus mengalir membuat kedua matanya membengkak dan menjadi lelah.

Kanaya tertidur hingga terdengar suara ketukan pintu yang kemudian membangunkannya.

1
Muhammad Malvien Laksmana
Luar biasa
Muhammad Malvien Laksmana
Biasa
Endah Windiarti
Luar biasa
Jessica
ceritanya bagus penulisan nya juga tertata g bikin jenuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!