Mutia Arini seorang ibu dengan satu putra tampan dan juga pengusaha bakery wanita tersukses. Kue premium buatannya telah membuat dirinya menjadi seorang pebisnis handal. Banyak cabang telah dibukanya di berbagai kota besar. Pelanggannya adalah golongan menengah ke atas. Di balik kesuksesannya ternyata ada sebuah rahasia besar yang disimpannya. Karena kejadian satu malam yang pernah dilaluinya, mengubah semua arah kehidupan yang dicitakan oleh seorang Mutia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Semakin ke sini hubungan Sebastian dengan Janetra semakin erat dan mesra. Kalaupun ada Dewa di dekatnya, Dewa hanya dianggap nyamuk oleh mereka berdua.
Kalau tak disuruh kak Catherine mana aku mau dekat kalian, batin Dewa mengerutu.
Menurut kak Catherine, hubungan Sebastian dengan Janetra sudah gak sewajarnya. Tapi setiap berhadapan dengan Janetra, kak Catherine selalu berpura-pura baik. Agar Janetra tak mengetahui kalau sejatinya ia tak menyetujui hubungan sang adik.
Bahkan Catherine sering tak sengaja melihat bagaimana kekasih adiknya itu berjalan bergandengan dengan beberapa Om-om yang seusia dengan papa mereka. Catherine sudah beberapa kali ngomong langsung dengan Sebastian, tapi seringkali amukan sang adik yang didapat. Makanya sekarang Catherine meminta Dewa untuk selalu berada di dekat adiknya itu.
Memang benar kata pepatah, kalau orang jatuh cinta itu tai ayam pun berasa coklat. Gumam Dewa yang jengah melihat kemesraan Sebastian dan Janetra. Masuk sebuah notifikasi di ponsel Dewa, "Wa kita harus cari bukti, gimana kelakuan Janetra di belakang Sebastian" bunyi pesan itu. "Siap Kak, apa sebaiknya saya menjauh aja ya kak dari mereka. Sebel juga melihat mereka berdua yang sudah seperti suami istri" balas Dewa.
Sementara perusahaan blue sky mulai menggelontorkan dana ke perusahaan tuan Supranoto. Bahkan tuan Supranoto merasa sangat terbantu dengan bantuan dari perusahaan blue sky. "Terima kasih tuan Baskoro, dengan bantuan anda perusahaan kami bisa kembali tegak berdiri" ujar tuan Supranoto. "Sama-sama tuan" bahkan tuan Baskoro tidak membicarakan sama sekali hubungan anaknya dengan putri tuan Supranoto. Urusan Sebastian biar dia sendiri yang menyelesaikan. Saatnya Sebastian belajar dewasa, pikir tuan Baskoro. Yang penting baginya saat ini, perusahaan Blue Sky bisa memperluas jaringannya dengan membeli saham di perusahaan tuan Supranoto.
Sepulang kampus, Dewa melangkah ke sebuah foodcourt di sebuah mall. Perut yang terasa keroncongan membuatnya menunda ke toko buku di mall tersebut. "Makan dulu lah, daripada cacing di oerut pada demo", gumam Dewa Anggara. Setelah memesan makanan yang diinginkan, Dewa melangkah ke tempat duduk di pojokan. Saat itulah matanya tak sengaja melihat seseorang yang sangat dikenalnya tengah menggandeng seorang cowok yang cukup terkenal di kampusnya. "Bukankah itu Janetra, kenapa dia bersama dengan Frans. Bukankah Frans lagi dekat dengan Anggun??" Dewa bergumam lagi. "Wah, kesempatan ini" pikir Dewa. Sedetik kemudian Dewa telah mulai merekam pemandangan yang tak disangkanya itu.
"Kasihan kau Sebastian, hanya dimanfaatkan saja oleh cewek ja**ng itu" benak Dewa Anggara. Dewa mulai mengirimkan hasil rekaman videonya ke kak Catherine. Sebuah emoji tak percaya dikirimkan oleh kak Catherine. "Akhirnya kita punya bukti Dewa. Biar tau rasa anak te**ik itu" umpat kak Catherine dalam balasan pesannya. "Ha...ha...apa yang sebaiknya kulakukan sekarang kak?" tanya Dewa dalam pesannya. "Biarin aja, aku mau lihat dulu seberapa jauh reaksi adikku" balas Catherine. Akhirnya Dewa menghabiskan porsi makanan yang telah tersaji di depannya dengan mata tetap memandang polah Janetra dengan Frans.
Selesai makan, pucuk dicinta ulam tiba ponsel Dewa berdering. Panggilan dari Sebastian. "Kamu ke mana? Makan siang yuukkk!!!" ajak Sebastian. "Aku di mall X, lagi makan juga. Kamu nyusul ke sini aja" pinta Dewa. Sebastian menutup panggilan setelah mengiyakan permintaan Dewa. Semoga saja ketahuan, jadi aku tak perlu repot memberitahu Sebastian. Pikir Dewa.
Lima belas menit kemudian, Sebastian nyampe di tempat Dewa. "Anda belum beruntung" ucap Dewa saat Sebastian mulai duduk di kursi nya. "He...he...nggak papa" ujar Dewa. Coba saja datang dua menit yang lalu, pasti kamu syok Tian. Dan kamu Janetra, kali ini kamu sangat beruntung. Ucap Dewa dalam benak.
"Oooiiiiiii" teriak Sebastian di hadapan Dewa membuatnya terlonjak. "Bangs*t, buat kaget aja" seru Dewa. "Ha....ha....lagian sapa suruh melamun" Sebastian terbahak. Sebastian makan dengan lahap makanan yang telah dipesannya. Sementara Dewa hanya menatapnya, karena perutnya juga sudah tidak demo lagi.
"Tian, seumpama aku menyampaikan suatu hal. Kamu akan percaya padaku atau nggak?" tanya Dewa. "Lihat dulu apa yang akan kau sampaikan" celetuk Sebastian. "Kalau gitu nggak jadi aja dech daripada tak kau percaya..he..he..." Dewa mengcancel ucapannya. "Apaan sih?" ternyata Sebastian penasaran juga. Dewa menyodorkan ponselnya untuk dilihat Sebastian. Sebastian pun menerima dan menelisik video yang direkam Dewa itu dengan seksama.
Terlihat semburat merah padam di muka Sebastian saat melihat video itu. Saat hendak beranjak, Dewa manghalangi Sebastian. "Mau ke mana?" tanya Dewa. "Apartemen Janetra" ujar Sebastian. "Aku rasa belum perlu Tian, kamu harus bermain halus untuk membalasnya" jelas Dewa. "Pasti kakak ku kan yang mengajarimu" ulas Sebastian. Dewa pun terkekeh.
Dalam hati Sebastian, sebenarnya dia tak merasa sakit hati karena pengkhianatan Janetra. Semenjak kakaknya sering mengingatkan dirinya akan sosok Janetra, tanpa disuruh pun Sebastian telah menyelidiki sosok Janetra kekasihnya itu. Makanya setiap Janetra meminta lebih saat mereka bersama, Sebastian sengaja menghentikannya. Sebastian tau persis kalau Janetra sudah tidak virgin. Makanya dia tidak mau sembarangan memasukkan miliknya dengan sarang sisa orang lain. "Bagaimana, setuju tidak dengan usulku???" ucap Dewa. Sebastian mengangguk.
Sebastian tetap melanjutkan hubungannya dengan Janetra seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan saat Janetra ketagihan sentuhan Sebastian. Sebastian tetap melakukannya. Meski setiap Janetra menuntut lebih, Sebastian sengaja menghentikannya dengan berbagai macam alasan. Janetra hanya menggerutu saat hasratnya tak pernah tuntas saat melakukan dengan Sebastian.
Hingga suatu malam, Janetra menghubungi ponsel Sebastian yang sedang bersama Dewa. "Sayang, datang ke sini dong. Aku sedang di club X" pinta Janetra dengan suara yang terdengar sedikit mabuk. "Kamu dengab siapa?" tanya Sebastian. "Sama teman-teman kampus. Mereka mengadakan party karena telah selesai ujian akhir semester" jawab Janetra di ujung telpon. "Oke, tunggu aku" Sebastian beranjak dan mengambil kunci mobil dengan tergesa. "Tian, hati-hati" saran Dewa. "Siap bro" Sebastian berlalu pergi.
Saat masuk ke club itu terdengar hingar bingar musik yang memekakkan telinga. Sebastian menyusur mencari keberadaan Janetra. Dilihatnya gerombolan Janetra yang sedang duduk di pojok. Tampak juga di sana Frans yang duduk berseberangan dengan Janetra. "Janet, tuh pangeranmu datang" celetuk teman Janet sambil menunjuk ke arah Sebastian.
"Sayang, sini dong" sapa Janetra sambil menunjuk kursi kosong di sampingnya. Sebastian pun duduk di tempat yang ditunjuk oleh Janetra itu.
Janet yang tau kalau Sebastian tidak minum alkohol, menyodorkan sebuah bir dengan kandungan zero alkohol. "Free alcohol" bisik Janetra. Sebastian pun meminum minuman yang disodorkan oleh Janetra. Minuman itu pun langsung tandas diminum Sebastian. Sebuah senyuman licik ditampakkan oleh Janet, meski tak terlihat oleh Sebastian. "Sayang, turun yuukkk" ajak Janetra. Sebastian pun menuruti saja permintaan Janetra. Akan ku ikuti permainanmu Janet, pikir Sebastian. Mereka pun melantai mengikuti music yang berbunyi. Saat asyik bergoyang, Sebastian merasakan tubuhnya mulai panas dan hasratnya mulai tak terbendung. Janetra sialan, gerutunya dalam benak. Sebastian pun berlalu meninggalkan Janetra tanpa basa basi. Janetra berusaha menghalangi, tapi Sebastian terlanjur menjalankan mobilnya keluar dari Club X itu.
Janetra berusaha mengikuti mobil Sebastìan, tapi sial Janetra kehilangan jejak. Sebastian mulai merasakan tubuhnya sangat panas. Di sebuah jalan sepi dan temaram tak sengaja Sebastian melihat seorang gadis berjalan gontai. Tanpa kata Sebastian menghentikan mobil mewahnya, dan menarik sang gadis ke dalam mobilnya. Gadis itu meronta mencoba melawan. Sebastian memukul tengkuk gadis itu hingga pingsan.
to be continued 🤗
jadi akhirnya ngga jadi Makan /Smile//Smile/