NovelToon NovelToon
Bertahan Sakit Berpisah Sulit

Bertahan Sakit Berpisah Sulit

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami
Popularitas:39.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Pengorbanan seorang perempuan bernama Alina Bagasditya kepada lelaki yang dicintainya meski hati dan cinta lelaki itu untuk wanita lain.

Dia perempuan bodoh? Memang!

Namun demi kebahagiaan lelaki yang akhirnya menjadi suaminya, dia rela menjadi perempuan bodoh dengan membiarkan suaminya mencintai wanita lain. Baginya, ketulusan cintanya yang dianggap bodoh oleh orang lain adalah cinta sejati.

Mencintai dari balik layar, itu lah Alina.

Alina tetap bertahan meski sakit, apakah suatu hari dia dapat pergi meski itu keputusan sulit?

Kepoin aja....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Dalam Kebahagiaan, Hadir Prahara.

Dua bulan berlalu, semakin bertambah hari semakin tambah romantis perlakuan Adrian pada Alina.

Perempuan itu pun akhirnya mulai membuka kembali hatinya, dia benar-benar bisa melihat kelembutan dan perhatian Adrian yang seperti dulu lagi.

"Mas, aku sepertinya nggak bisa masuk kerja. Perutku mual, kepalaku juga pusing." Tutur Alina masih meringkuk di atas tempat tidur, padahal waktunya berangkat kerja.

"Ke rumah sakit ya, sayang."

"Enggak usah deh, kayaknya cuman pengen tiduran aja. Rasanya nggak mau ngapa-ngapain," Alina kembali menarik selimut, namun rasa mualnya kembali muncul. Alina berusaha menutup mulutnya, "Oekkkkk...."

"Lin, ayok ke rumah sakit. Mas jadi nggak tenang ini mau ninggalin kamu," Adrian membuka selimut dari tubuh Alina.

"Mas..." Alina menggeleng.

"Mas nggak mau tau, ayok Mas bantu pake baju ganti."

Akhirnya setelah perdebatan pendek, Alina dipangku ke dalam mobil.

"Malu tau, pake gendong segala sih!" gerutu Alina.

"Malu sama siapa? Tetangga aja pada jauh, ini kan perumahan elit. Kapan kita pindah dari sini ya, Lin. Mas udah punya uang dari gaji meskipun masih sedikit, tapi cukup buat kita beli rumah sederhana atau kita bisa cicil perumahan cluster. Mau?"

Adrian mendudukkan Alina di jok depan lantas memasang seal belt di tubuh istrinya itu. Kemudian dia duduk di depan kemudi, dan langsung tancap gas.

"Gimana usul Mas tadi? Mau ya, kita pindah? Gapapa rumah kecil yang penting bukan pemberian Ayah mu, jadi kita bisa mandiri dan nggak diledek terus sama Ibu tirimu kalo kita ini cuman benalu."

"Aku ngikut mau Mas aja deh," Alina memijit kepalanya yang mulai pusing kembali.

Mobil Adrian pun sampai di rumah sakit, lantas dia mendaftar lalu membawa Alina duduk di depan ruangan dokter umum.

Saat nama Alina dipanggil, Adrian memapah tubuh Alina.

Dari kejauhan, Saddam yang memang masih membawa kontrol neneknya ke rumah sakit melihat Adrian memapah Alina masuk ke ruangan Dokter.

"Siapa yang sakit, apa Alina?" cemas Saddam.

"Ada apa, Nak?" tanya sang Nenek.

"Nenek pulang sama Mbak, ya. Saddam punya urusan sebentar disini, gapapa kan?"

"Gak apa-apa, pergilah. Nenek pulang sama Sarah."

"Mba, titip Nenek ya."

"Baik, Tuan."

Saddam mengantarkan neneknya sampai masuk ke dalam sebuah taxi, dia lantas kembali masuk ke rumah sakit untuk mencari tahu tentang Alina. Tak lama Saddam melihat Alina dan Adrian keluar dari ruangan dokter umum, mereka berdua sekarang malah berjalan ke arah ruangan lain dan menunggu di depan ruangan Obgyn.

"Apa Alina hamil?"

Di dalam ruangan tak lama setelah Alina dipanggil, Adrian berwajah bahagia. Begitupun Alina, dia memang ingin hamil agar perjanjian dengan Ayahnya terpenuhi, namun kini setelah mendengar dirinya benar-benar hamil dia begitu bahagia tanpa ingin memikirkan apapun lagi.

"Mas, kita akan punya anak!" pekik Alina memeluk Adrian, dia ingin bersama-sama membesarkan anak mereka.

"Makasih ya, sayang. Nggak cuma-cuma, Mas gas pol terus tiap malem," goda Adrian.

Alina mencubit perut suaminya, "Ish malu sama Dokter tau, Mas!"

"Dokter juga pasti ngerti, sayang."

Adrian terus berterima kasih pada Dokter, keduanya pun pamit setelah diberikan pengarahan dan jadwal pemeriksaan kehamilan kembali.

"Sayangnya Papa, sehat-sehat ya di dalam sana." Sepanjang jalan Adrian tak berhenti mengelus perut Alina, "Papa bersyukur kamu hadir, semoga Mama kembali mencintai Papa karena adanya kamu ya..."

Alina meringis mendengar ucapan Adrian, memang dia sudah membuka hatinya kembali untuk Adrian dan mulai kembali mencintai Adrian namun dia belum pernah mengatakan jika dia sudah kembali mencintai suaminya itu.

Kenapa belum mengatakan nya? Sebab Alina merasa bersalah sempat membagi hatinya pada lelaki lain yaitu Saddam, dan perasaannya mudah sekali berubah-rubah. Entahlah, seharusnya dia tidak begitu bukan? Tidak seharusnya dia mudah membuka hati untuk lelaki lain meski saat itu dia tersakiti, lantas kini malah kembali membuka hati untuk suaminya.

"Lin, kamu ngelamun. Mas tanya... kita mau kemana hari ini, mumpung Mas minta cuti buat kamu juga sama Mas."

"Mau rujak uleg, dimana carinya ya Mas?"

"Entar Mas coba searching dulu ya, moga aja ada yang jualan online."

"Ya, Mas. Makasih. Mas... aku haus."

"Mas ke kantin dulu, beli minum."

"Oke."

"Kamu duduk disini." Adrian memapah Alina ke arah sebuah bangku panjang di lorong rumah sakit.

Alina mengangguk dan Adrian pun beranjak pergi. Perempuan yang kini berstatus Ibu hamil itu mengelus perutnya dengan senyuman lebar, tak disangka dia sudah mengandung 6 minggu.

"Lin... kamu hamil?"

Alina menoleh ke arah kanan, Saddam duduk tak jauh di sampingnya, "Pak Elwizan, Anda disini? Anda sakit?" tanya Alina dengan bahasa formal seperti sebelumnya saat mereka bertemu sebagai orang yang bekerja sama.

"Lin, jangan panggil aku dengan hormat begitu. Aku kesal dan sakit hati mendengar nya..." Saddam akhirnya protes setelah bertemu beberapa kali namun sikap Alina begitu dingin.

"Loh, bukannya Anda yang ingin kita bersikap profesional?" tanya Alina sedikit sinis.

"Maaf, itu karena aku ingin hubungan mu dan Adrian membaik. Aku merasa salah berada diantara suami istri yang masih menyimpan perasaan satu sama lain dan tidak seharusnya aku berada di antara kalian berdua." Saddam menunduk.

"Hhhhhh..." Alina mendesaah, "Sebenarnya, aku sudah lama tahu apa maksudmu, Dam. Aku sudah mendengar pembicaraan mu dengan Adrian beberapa bulan lalu... saat kau pertama kalinya datang ke perusahaan Papa. Aku tau kau berusaha bersikap dingin padaku, karena kau tidak ingin terus menyimpan perasaan cintamu padaku. Kau merasa sangat bersalah mencintai wanita bersuami dan kau juga bilang pada Adrian... jika kau benar-benar mencintaiku, seharusnya kau menjaga kehormatan ku sebagai istri Adrian."

"Maaf, karena beberapa bulan ini aku menjauhi mu. Sebenarnya teramat sulit menghapus namamu dari hatiku, tapi melihat hubunganmu dan Adrian semakin harmonis... aku ikut merasa lega. Setidaknya kesempatan yang kamu berikan pada Adrian, tidak di sia-siakan olehnya."

Alina mengangguk. "Kau benar, itu lah kenapa aku mencoba membuka kembali hatiku untuk Mas Adrian. Sekarang, kami bahkan sudah dikarunia seorang anak. Aku akan berusaha mencintai kembali suamiku, tidak... sebenarnya aku sudah mencintai kembali Mas Adrian. Dia pantas mendapatkan cintaku, setelah dua bulan ini dia bersabar dengan sikapku yang terkadang tidak menganggap segala perhatian dan kasih sayang nya."

"Semoga kalian bahagia, a-aku... sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu, Lin. Ini tentang Papa mu dan Ibu tirimu, aku sebenarnya__"

"Dam, kamu disini? Kamu sakit?"

Ucapan Saddam yang ingin berkata jujur pada Alina tentang hubungan nya dengan Ibu tiri perempuan itu malah terpotong oleh Adrian.

"Em, nggak kok. Tadi abis nganter Nenek kontrol, terus liat kalian jadi aku samperin tapi kamu keburu pergi."

"Oh, aku beli minuman soalnya Alina haus." Ujar Adrian tanpa menaruh curiga apapun pada istrinya, dia tidak ingin salah paham melihat kedekatan Alina dan Saddam yang dilihatnya barusan. "Nih minumnya, sayang. Baby di dalem perut kayaknya ikut haus... Mhueee."

"Makasih, Mas." Alina mengambil minuman kemasan yang sudah terbuka tutupnya lantas meminumnya.

"Selamat ya untuk kalian berdua, bentar lagi jadi Papa dan Mama muda. Aku pamit pergi... Nenek kayaknya udah nunggu aku di parkiran," bohong Saddam, padahal Neneknya sudah pergi sejak tadi.

"Salam buat nenek, ya." Ujar Alina sedikit ramah, tidak sedingin biasanya. Dia merasa lega Saddam sudah mau menjelaskan tentang perilaku dinginnya pada Alina, pun sebaliknya.

Ada perasaan tak nyaman dalam hati Adrian mendengar Alina kembali bersikap ramah pada Saddam, namun dia menyingkirkan segala prasangka.

"Hati-hati, Dam." Ujar Adrian.

"Thanks, dan sekali lagi selamat untuk kalian. Sebentar lagi akan menjadi orang tua dan aku akan menjadi Paman dari bayi kalian." Dengan wajah tabah, Saddam tersenyum lalu membalikkan tubuh pergi dari sana.

Ucapan Saddam memang ada benarnya, dia adalah Paman dari bayi Alina. Jika dirunut dari ikatan hubungan, Saddam adalah kakak sambung Alina sebab Ibu kandung Saddam menikah dengan Papanya Alina.

Dam... terimakasih atas kepedulian dan perhatian mu saat aku rapuh dan disakiti Mas Adrian. Sikap baik mu itu sempat membuatku membuka hatiku untukmu, meskipun kini sudah terkikis habis oleh cinta Mas Adrian yang aku terima kembali. Maafkan aku... jika pernah mengecewakan mu. Tetapi... jalan ini adalah jalan yang kau ambil sendiri dan aku hanya mencoba menghargai keputusan mu untuk menjaga jarak padaku. Dan akhirnya... jalan yang kau tempuh itu, mampu membuat perasaan cinta yang pernah singgah dalam hatiku untukmu sirna begitu saja.

Dalam kebahagiaan pasti akan hadir prahara, godaan rumah tangga bukan hanya dari kesetiaan yang diuji namun juga menguji kepercayaan dan juga saling memahami pasangan nya.

Esoknya, Alina datang ke rumah Ayahnya. Dia ingin memberitahukan kabar kehamilan sekaligus meng-klaim saham yang akan diberikan pada Adrian. Dia juga berniat datang ke notaris untuk merevisi tentang perjanjian nya dengan Adrian, bahwa dia dan Adrian tidak akan pernah berpisah namun saham akan tetap Alina berikan pada Adrian demi menguatkan posisi Adrian di Perusahaan sang Ayah.

Sepulang dari rumah Ayahnya dan hendak pergi ke notaris untuk mengesahkan tentang saham dan juga merevisi perjanjian nya dan suaminya, tiba-tiba Adrian menelepon.

"Ya, Mas."

"Kamu dari mana dan mau kemana?" tanya Adrian dalam sambungan telepon.

"Dari rumah Papa, tadi aku udah chat kamu. Emangnya, belum dibaca?"

"Udah aku baca, tapi aku ingin tanya aja. Sekarang kamu pulang ke rumah, kan?"

"Aku mau ke notaris sebentar, ada hal yang harus aku revisi tentang surat perjanjian kita."

"Kenapa harus direvisi, Lin? Kenapa enggak di batalin aja perjanjian nya? Kamu masih meragukan ku dalam hubungan kita?" tak ada lagi nada lembut pada suara Adrian dan Alina tentu saja menyadari perubahan pada suaminya.

"Mas Adrian kenapa? Apa Mas sedang kesal atau marah padaku?"

"Enggak ada apa-apa! Sebaiknya setelah urusan mu selesai... kamu cepat pulang. Kasihan anakku dibawa keluar rumah jika terlalu lama!"

Tutttt...

Panggilan telepon begitu saja ditutup oleh Adrian tanpa berpamitan. Alina memandangi ponselnya, dia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang terjadi pada Adrian. Tanpa berpikir panjang dia cancel pertemuannya dengan pihak notaris, dia menuju perusahaan dan ingin segera menanyakan tentang sikap aneh Adrian barusan padanya.

1
Siti Masitah
preetlah...kalo cinta tdak akn menyakiti...
Erni Kusumawati
sakit hatiku kk Author.. ikutan sesak dadanya😭😭😭😭
Erni Kusumawati
please Alina jgn jd wanita bodoh.. be strong Alina.. nulis tp sambil mewek😭😭😭😭😭.. hua kk author jahat bikin aku nangis😭😭😭😭
Erni Kusumawati
diluar nurul mmg pola pikir papanya Alina... Gila sih tukar keluarga demi uang.. sama saja dengan pesugihan yg harus menumbalkan anak utk kekayaan.. miris
Ketawang
Bagus ceritanya,.tp trkesan buru" di buat END...
Semangat berkarya thoorr💪🏻💪🏻💪🏻
Ketawang
Kasian sherin....
blum halal udah di unboxing dluan
Ketawang
kena prank...trnyata hanya mimpiiiiii😅
Ketawang
kok gini thooorrrr😭😭😭😭
Rere™Black Rose🖤: maaf prank kakak aduh kok bikin orang nangis 🙌🤭
total 1 replies
Ketawang
Org yg prnah jahat kalo dah tobat baiknya tak terkira...
Sherin kamu amaziiiiing
Ketawang
Alina qm jgn mnciptakan bomerang untuk dirimu sendiri....
Pupuklah cintamu lagi ke Adrian jgn mlah memikirkan Sadam di saat Adrian brjuang mmprthankan rmhtga kalian...
Ketawang
kok nyesek ea😭😭😭😭
Ketawang
Baru baca,spertinya menarik...
lanjuuuuttttt
Yunia Afida
Alhamdulillah hapy endingnya, yang jahat dapat karmanya, semangat terus 💪💪💪💪
Yunia Afida
sherin hamil iki
Yunia Afida
Akhirnya baikan iki
Yunia Afida
kebohongan mu itu lo, setiap ada masalah harus jujur,
Yunia Afida
penjahat nya belum ketangkep semuaya
Yunia Afida
semangat terus kak💪💪💪💪💪
TATI PUTRISOLO
akhirnya hapoy ending.. hidup kita hrs seimbang kebaikan dan keburukan akan sll dapat balasan jd hrs py hati yg baik terhadap sesama mnusia atau alam ...bersyukur lah agar sll bahagia.. sukses ya thor
Rere™Black Rose🖤: makasih kakak 😍
total 1 replies
Zenun
yuhuuuu happy ending
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!