Kecelakaan yang membuatnya cacat dan berakhir menggunakan kursi roda membuat Zenita sang Nona muda gagal menikah dengan kekasihnya. Ia terpaksa harus menikah dengan supir pribadinya karena mempelai pria tidak datang ke pernikahan. Namun bagaimana jadinya jika keduanya sudah memiliki pujaan hati masing-masing namun dipaksa untuk bersama?
Apakah keduanya akan saling jatuh cinta seiring berjalannya waktu? Ataukah berakhir dengan perceraian?
Sementara sang mempelai pria yang tidak datang ke pernikahan itu kembali ke kehidupannya setelah pernikahan itu terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Penjelasan Devin
Seorang Devin tidak akan tinggal diam begitu saja. Ia juga bukan tipe lelaki yang pengecut. Setelah mendapatkan kamar ia pergi meninggalkan kamarnya lagi dan sekarang ia sedang berdiri diruangan resepsionis mencari informasi.
"Apakah keluarga Indra Wiratama masih ada dihotel ini?"
"Tunggu sebentar ya Pak. Kami akan cek daftar pengunjung." Jawab pegawai dengan sopan tentunya.
Pegawai resepsionis itu langsung mengecek data komputernya dengan cermat.
"Oh mereka memang menginap dihotel ini Pak. Bahkan 10 menit lagi mereka akan mengadakan makan malam keluarga dilantai 2 Business Exclusive."
"Terimakasih banyak informasinya."
"Sama-sama Pak."
Kau boleh memblokir nomorku Zenita. Tapi akan aku buktikan kalo aku tidak ada niatan sedikitpun meninggalkanmu di pernikahan ini.
*
*
Keluarga Indra Wiratama sudah terlihat berdatangan turun ke lantai 2 Bussiness Exclusive. Ini adalah lantai makan, lantai pertemuan atau bahkan bisa dibilang lantai khusus untuk orang-orang kaya, konglomerat, orang penting, naratama atau bahkan Naratetama lainnya.
Hidangan terlihat sangat lengkap dan mewah dimeja besar itu. Mereka pun segera menikmati makan malam bersama. Hanya dua orang yang tak terlihat diruangan itu tentunya Zenita dan Franz.
Agar tidak menyebabkan kekacauan di acara makan malam itu Devin memilih menunggu dan menemui mereka semua setelah acara makan malam selesai. Ia memang berada dilantai 3 yang tentunya sama-sama lantai exclusive untuk orang kaya.
Jam makan malam sudah selesai. Sendari tadi Devin memang tak berhenti memandangi jam tangannya untuk menentukan waktu kapan ia turun ke bawah. Akhirnya jam itupun tiba dan ia bergegas untuk langsung saja turun menemui mereka.
"Om Indra. Tante Lisa." Panggilan Devin yang mengagetkan mereka semua dan hampir memenuhi seluruh penjuru ruangan lantai itu.
"Devin???" Bahkan Papa Indra sudah menatapnya dengan tatapan elang dan amarah melihat kehadirannya yang tiba-tiba itu.
Sama halnya dengan Mama Lisa. Ia masih mematung dan terbelalak melihat kehadiran Devin. Tatapan kebencian dan amarah juga tertuju kepadanya.
"Devin??" Mama Lisa masih tidak percaya dengan kehadiran Devin saat ini.
Ingat, Devin bukan lelaki yang pengecut dan tak bertanggung jawab. Ia tipikal lelaki yang sangat gentlemen dan bertanggungjawab dalam segala hal.
"Kau!" Papa Indra langsung terbawa emosi sambil menghampirinya. Bahkan ia akan menghajar anak brengsek itu yang berani meninggal putrinya.
"Beraninya kau menunjukkan dirimu dihadapanku!!!"
Buugghkk!
Satu hantaman keras sudah mendarat dipipi mulus itu. Bahkan saking kerasnya tonjokan langsung mengeluarkan darah diujung bibir Devin.
"Papa! Stop! Jangan bikin kegaduhan disini!." Rivaldi mencegah Ayahnya yang akan menghajar Devin kembali tanpa ampun.
"Orang sepertinya memang harus dihajar!!"
"Cukup Pa! Cukup! Biarkan saja dia mau apa sekarang!"
Ia juga menyuruh istri dan yang lain untuk pergi dari ruangan itu termasuk anak-anak.
Ia adalah anak sulung dikeluarga ini. Kakaknya Zenita tentunya. Ia juga teramat sayang dengan Zenita. Walaupun terkesan cuek dan tidak banyak bicara dihari-harinya namun sebenernya ia sangat perhatian dengan keluarga.
Kali ini Rivaldi yang mendekatinya dengan tatapan sengit.
"Mau apa kau? Hah! Berani sekali kau menampakkan diri seperti ini!!" Rivaldi sudah geram. Ia sudah mencekik keras baju Devin. Tapi masih menahan amarahnya untuk tidak berbuat keributan.
"Aku akan menjelaskan semua ini Kak." Devin juga menatap penuh Rivaldi. Ia tidak takut sama sekali jika harus dihajar lagi. Bahkan darah diujung bibirnya tampak semakin banyak.
"Menjelaskan?? Semuanya sudah jelas Devin! Kau berani mempermainkan kami!"
"Aku sungguh tidak ada niatan untuk meninggalkan Zenita Kak"
Buugghkk!
Sudah saking kesalnya Rivaldi. Tadi ia melarang ayahnya memukul Devin lagi karena masih ada anak, istri dan yang lain. Kali ini ia sudah emosi berat.
"Omong kosong apa itu! Bahkan kau berani tidak datang ke pernikahan kan??"
"Sesuatu terjadi kepadaku hingga membuatku tidak bisa datang ke pernikahan Kak. Aku mohon percayalah padaku! Sekarang aku ingin meminta maaf kepada kalian. Dan bertanggungjawab untuk menikahi Zenita sekarang."
"Cih! Apa kau gila?? Pernikahan sudah bubar!"
"Aku akan tetap menikahi Zenita kak."
"Cukup! Omong kosong apa ini Devin! Kau sungguh lelaki brengsek! Bajingan! Berani sekali mempermainkan keluargaku! Apa kau ingin mati?? Hah!"
"Rivaldi cukup! Mama ingin pingsan. Jangan dilanjutkan lagi!" Mama Lisa sampai pusing melihatnya. Ia tidak pernah melihat pertengkaran seperti ini sebelumnya.
"Tante. Tolong percayalah padaku. Aku terpengaruh obat bius hingga tak bisa datang." Devin berbicara apa adanya. Dia tidak membenarkan dirinya juga atas hal ini. Namun inilah yang terjadi dan membuatnya tak bisa datang ke pernikahan.
Mendengar Devin bicara membuat Tante Lisa mendekat dengan penuh tatapan tajam.
"Apa kau pikir tante akan percaya kepadamu?" Semakin menatap sengit Devin. Ia juga ingin menamparnya. Namun darah diujung bibirnya saja sudah membuatnya merinding.
"Sungguh Devin tidak ada niatan sedikitpun untuk meningalkan Zenita Tante. Devin sangat mencintai Zenita. Devin ingin menikah dengan Zenita."
"Lalu semalam kau tidur dengan siapa hah? Ini kah yang kau katakan terpengaruh obat bius??" Tante Lisa menunjukkan foto dari nomor tak dikenal itu dengan sengit. Tentu saja foto itu adalah foto Devin yang sedang tidur satu ranjang dengan Dokter Drisha.
Ia memang tidak memberitahukan semua ini pada siapapun sebelumnya. Namun sekarang ia sudah terlewat emosi. Karena hal ini jugalah Mama Lisa langsung memilih Franz untuk menjadi mempelai tanpa pikir panjang.
"Bajingan kau Devin!!" Bahkan Rivaldi yang mengetahui semua itu langsung ingin menghajarnya lagi. Namun di tahan oleh Mama Lisa.
"Cukup Rivaldi! Cukup! Aku hanya bersyukur Zenita tidak jadi menikah dengannya!"
Devin tidak bisa mengatakan apapun sekarang. Dia terlelap dengan pikirannya sendiri melihat foto itu yang bahkan ia saja tidak mengetahuinya. Ia juga sangat syok dengan hal ini.
Mama sungguh keterlaluan!
"Dengarkan baik-baik Devin! Jangan pernah muncul lagi dihadapkan Tante ataupun dikeluarga kami lagi! Zenita juga sudah menikah! Jangan sekali-kali kau berani mengganggunya! Kau paham!" Mama Lisa langsung beralih pergi meningalkannya.
"Baik Tante. Tapi Devin akan buktikan semua ini tidaklah benar! Devin pasti akan tetap menikah dengan Zenita. Jika aku berniatan meninggalkan anak Tante aku pasti tidak akan datang seperti ini. Aku tidak perduli Zenita sudah menikah dengan siapa. Devin pasti akan merebut Zenita kembali Tante!" Teriak Devin yang sepertinya tidak akan menyerah.