"Dia tidak selingkuh, dia baik. Semua kebutuhan finansial ku terpenuhi. Dia perhatian dan tak pernah kasar padaku. Tapi sayang semuanya terkuak, menyakitkan bagiku. Hingga akhirnya aku pun terjatuh dalam lumpur dosa itu. Salahkah aku, bila aku hanya mengikuti permainan alur hidup, yang kadang mempermainkan ini?"
(Alika Kinanputri)
Belum habis rasa sakit yang dirasakan Alika. Oleh karena sikap suaminya yang tidak pernah mau menyentuhnya lagi, selama satu tahun belakangan. Ada apa yang sedang terjadi pada Bagas yang sangat mencintai dirinya, meski mereka belum dikaruniai oleh seorang anak. Bahkan pernikahan mereka sudah menginjak lima tahun, dan tidak pernah terjadi pertengkaran. Tiba-tiba Alika harus dihadapkan dengan kenyataan pahit Dugaannya ternyata meleset. Yang membuat hidupnya semakin kacau, saat dihadapkan dengan pilihan, pergi tak diperbolehkan. Tapi dipaksa bertahan demi reputasi keluarga Bagas. Mampukah Alika bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wela Edelways, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilihan sulit
Wajah Alika langsung terlihat pucat pasi. Mendengar pengakuan mama Yanti barusan. Tak menyangka jika selama ini, sikap dan kelembutannya selama ini yang ditampakkan di hadapan papa Leo ternyata menyimpan rahasia busuk di belakangnya.
Alika menutup mulut dengan tangannya, sempat merasa shock dengan kenyataan yang baru saja didengar oleh dirinya.
Mama Yanti benar-benar sedang menunjukkan taringnya di hadapan Alika.
"Kenapa sayang?"
Tanya mama Yanti menyeringai.
"Kamu yakin akan mengadukan ini ke hadapan papa Leo? Lanjutnya lagi, nada pertanyaannya seakan sedang mengancam.
Alika menggelengkan kepalanya. Dalam benaknya selama ini, pembawaan mama Yanti memang agak sedikit kasar dengan sikapnya. Karena wajarlah, beberapa kali memang ibu mertua pada umumnya bersikap seperti itu kepada menantunya.
Namun yang tak terduga adalah ancaman yang baru saja dilontarkan oleh mama mertuanya ini. Apakah benar dia akan melakukan sesuatu yang buruk pada ibuk dan papanya?
Jika memang yang baru saja diungkapnya adalah kebenaran. Lalu apakah kejadian-kejadian tak terduga dalam rumah ini juga adalah ulah mama Yanti dan Bagas?
Alika menghela napas panjang, dan memilih meninggalkan mama mertuanya sendiri. Dan naik ke lantai atas.
"Alika," panggil mama Yanti, membuat dia menoleh ke arah mama mertuanya.
"Pastikan, tutup rapat mulut kamu," pinta mama Yanti datar.
Alika enggan menjawab, dan kembali menaiki anak tangga menuju ke kamarnya. Sementara mama Yanti belum puas dengan perbincangannya bersama Alika.
Di dalam kamar Alika hanya berjalan mondar mandir sambil berpikir jelas. Kembali mengingat masa-masa sebelum mama Yanti masuk ke rumah keluarga Dirgantara. Sejak kecil Alika sudah akrab bersama keluarga papa Leo termasuk istri dan anaknya. Jadi dia banyak mengetahui tentang privasi keluarga Dirgantara.
Keanehan mulai terjadi saat nyonya Delia, istri pertama papa Leo datang dan memperkenalkan sepupunya Yanti dan putranya pada keluarga Dirgantara. Bahkan
mereka diberi ijin tinggal bersama keluarga Dirgantara untuk sementara waktu.
Hubungan papa Leo dan mama Delia terlihat baik-baik saja dari dulu. Papa Leo sangat menyayangi mama Delia. Keduanya saling mencintai dan papa Leo tak pernah bertengkar dengan istri kesayangannya itu. Hampir tak pernah terdengar di telinga, papa mengeraskan suara atau pun membentak mama Delia juga putranya. Tapi semenjak kedatangan mama Yanti, papa Leo kerap kali meneriaki mama Delia dengan kata-kata kasar. Bahkan sempat memukulnya juga, diikuti dengan caci makian.
Semuanya itu membuat mama Delia frustrasi. Berbulan-bulan dia di jadikan sasaran amukan papa Leo. Di suatu waktu tanpa alasan yang jelas, papa Leo pulang bekerja. Mama Delia sedang sibuk membuat kue ulang tahun untuknya. Namun sayang, bukan pujian yang didapatkan malah tamparan keras di pipinya. Seketika kue yang dibuat mama Delia dihancurkan. Saat itu mama Delia hanya bisa menangis.
Alhasil malam itu ulang tahun papa Leo dirayakan dengan kue ulang tahun yang di bawa oleh mama Yanti. Alih-alih sebagai alasan, jika kue yang dibeli adalah dari ketulusan hati mama Yanti.
Alika menghela napas panjang, berpikir sejenak. Kembali memutar memory ingatannya di 6 tahun yang lalu.
Rumah mewah milik keluarga Dirgantara digegerkan dengan suara tangis mama Yanti.
Seisi rumah semuanya terbangun dan melihat ada apa yang terjadi pada mama Yanti.
"Yanti, kamu kenapa menangis di pagi buta seperti ini?"
Tanya papa Leo bingung dengan sikapnya itu
"Mbak Delia mas, mbak Delia," isak mama Yanti sambil terus menyebut mama Delia.
"Iya, Delia kenapa ada apa sama dia?"
Tanya papa Leo lagi.
"Mbak Delia pergi mas, sudah aku larang dia. Tapi dia masih tetap kekeh meninggalkan rumah. Katanya sudah nggak tahan hidup bersama mas," jelas mama Yanti dan meneruskan tangisannya.
"Apa kamu nggak salah?" Tanya papa Leo terbata.
"Benar mas, kalau nggak percaya ini buktinya," jawab mama Yanti sambil memberikan secarik kertas pada papa Leo.
Dia segera membuka surat kecil itu dan membacanya.
"Aku pergi mas. Aku ingin bahagia bersama orang yang benar-benar aku cintai. Jangan cari aku."
Istrimu,
Delia
Papa Leo meremas kertas putih di tangannya. Surat yang dibaca olehnya memang benar adalah tulisan tangan istrinya.
Setelah kejadian di hari itu papa Leo menjadi murung. Dan tiba-tiba saja putranya pun tak terlihat lagi di rumah itu. Entah apa yang terjadi. Alika tidak pernah menanyakan prihal itu pada papa Leo.
Hingga akhirnya sebulan kemudian papa Leo memutuskan mama Yanti untuk tinggal bersamanya dan menikahi dirinya.
"Mama harap kamu bisa segera memutuskannya," ucap mama Yanti yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.
Kedatangannya yang tiba-tiba membuat Alika kaget, dan sempat gugup beberapa saat. Dia masih mencerna jalan cerita yang sedang terjadi dalam rumah ini.
Mama Yanti masuk ke dalam kamar, perlahan berjalan mendekati Alika. Lalu sedikit mendekati telinga Alika dan berbisik.
"Pilih menceritakannya pada papa Leo kesayangan kamu itu, atau membiarkan hidupmu dalam keadaan tenang seperti ini. Serta menikmati hidup dan fasilitas yang diberikan papa Leo pada kamu dan keluargamu, hum?"
Mama Yanti tersenyum menyeringai, membuat Alika bergidik ngeri.
"Kamu tak akan bisa lolos dari genggaman tanganku jika kamu berani mengambil tindakan yang merusak suasana hatiku," tekan mama Yanti lagi.
Alika terduduk lesu di ranjang kamarnya. Menatap punggung mama Yanti, yang menghilang di balik pintu kamar.
Tak lama berselang, mas Bagas masuk ke dalam kamar. Alika enggan untuk menyapa dirinya. Dalam hati Alika rasanya seperti tertusuk pisau tajam. Melihat tingkah ibu dan anak ini.
"Sayang," panggil mas Bagas.
"Tolong beresin pakaianku segera masukkan ke dalam koper," pinta Bagas yang sedari tadi sibuk membongkar lemari pakaiannya.
Alika menatap suaminya itu dengan mata yang berkaca-kaca.
Kenapa baru sekarang dia menyadari, jika keberadaan mama Yanti dan Bagas dalam rumah ini memiliki rahasia.
"Mau kemana kamu mas?"
Tanya Alika datar tanpa ekspresi.
Mas Bagas berhenti sebentar saat mendengar pertanyaan Alika. Lalu menoleh ke arahnya.
"Apakah penting saat ini aku memberi tahu kamu?" Sentak mas Bagas membuat Alika mundur beberapa langkah.
"Aku pikir mama udah kasih penjelasan sama kamu," ucap mas Bagas dengan wajah yang sulit diartikan.
Sikap mama Yanti dan mas Bagas kini benar-benar berubah.
"Aku, akan tinggal beberapa hari di luar kota. Kamu jangan mencari aku," tukas mas Bagas.
"Jika kamu masih menginginkan hidup yang nyaman, tolong patuhi aturan mama Yanti dalam rumah ini," lanjutnya lagi dengan bangga.
Mengetahui kini mama Yanti berpihak pada dirinya sendiri.
Alika tertunduk lesu. Dan membiarkan mas Bagas pergi meninggalkan dirinya sendiri dalam kamarnya.
