Wanita Kesayangan CEO

Angela kembali mencium bibir Martinus secara singkat dan berulang-ulang sedangkan Martinus sama sekali tidak membalas ciuman Angela.

Hingga beberapa menit kemudian Martinus menahan tubuh Angela agar berhenti menciumnya sambil menatap wajah Angela yang sedang menatapnya dengan tatapan mesum.

"Angela, apakah kamu tahu siapa Aku?" Tanya Martinus sambil mendorong tubuh Angela.

Tanpa menjawab Angela kembali memeluk leher Martinus dan ingin kembali mencium bibir Martinus namun langsung di tahan oleh Martinus.

"Angela, ijinkan Aku bertanya padamu. Tahukah kamu siapa Aku?" Tanya Martinus sambil menatap ke arah Angela dengan tatapan penuh ga x irah karena bagaimanapun Martinus pria normal.

"Kamu sangat menjengkelkan." Ucap Angela dengan wajah kesal sambil mengalungkan ke dua tangannya ke leher Martinus.

Namun lagi-lagi Martinus mendorong tubuh Angela dengan perlahan agar tidak menciumnya.

"Kamu tidak tahu siapa Aku, jadi kamu tidak boleh menciumku. Jika ada pria lain, apakah kamu bisa melakukan hal seperti ini?" Tanya Martinus.

"Tidak ada orang lain di sini, hanya ada kamu." Jawab Angela.

Angela kemudian mendorong tubuh Martinus ke arah ranjang hingga Martinus berjalan mundur dan jatuh terlentang ke ranjang.

Angela langsung menaiki tubuh Martinus kemudian kembali mengarahkan wajahnya ke wajah Martinus untuk mencium bibir Martinus. Namun Martinus menahan bibir Angela agar tidak mencium bibirnya.

"Angela, kamu tidak memberitahuku dengan jelas siapa Aku. Jangan pernah berpikir untuk menciumku." Ucap Martinus.

Tanpa menjawab Angela melepaskan tangan Martinus dan kembali mengarahkan wajahnya ke wajah Martinus namun tubuhnya di tahan oleh Martinus.

"Kamu sangat menyebalkan dan membuatku kesal." Ucap Angela dengan nada kesal.

"Angela, kamu juga membuatku kesal. Apakah kamu sudah bangun atau belum? Bangun." Ucap Martinus sambil mencapit dagu Angela dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya menahan tubuh Angela.

Martinus menggoyangkan pipi Angela agar Angela sadar membuat Angela berusah memberontak agar Martinus melepaskan tangannya.

"Itu menyakitkan, tolong lepaskan tanganmu!" Teriak Angela dengan nada kesal.

"Aku sudah bangun, lepaskan tangamu." sambung Angela.

Martinus langsung menurunkan tangannya sedangkan Angela langsung menarik kepalanya sambil menatap Martinus dengan tatapan kesal.

Setelah terlepas Angela meletakkan kepalanya di dada bidang Martinus membuat Martinus memeluk tubuh mungil Angela.

'Angela, apakah kamu tidur?' Tanya Martinus dengan suara berbisik.

'Aku tidak tidur.' Jawab Angela dengan suara pelan?

Angela kemudian bangun dan menatap wajah tampan Martinus dari jarak yang sangat dekat. Pasalnya saat ini Martinus berada di bawah sedangkan Angela berada di atas.

"Kak Martinus, Seorang wanita cantik sepertiku ada di sini bersamamu. Tapi kenapa kamu tidak ingin menyentuhku? Kamu benar-benar membuatku kecewa, apakah Aku tidak cukup baik? Atau jangan-jangan Kak Martinus tidak bisa melakukan hal itu?" Tanya Angela.

"Apa yang tidak bisa Aku lakukan? Apa kamu ingin mencobanya?" Tanya Martinus dengan suara menggoda.

Kemudian Martinus membalikkan tubuhnya dan kini Martinus berada di atas sedangkan Angela berada di bawah.

Martinus mengarahkan wajahnya ke wajah Angela dan bersiap mencium bibir Angela sedangkan Angela tangannya me x re x mas sprei sambil memejamkan matanya.

Hingga Angela mengeluarkan jarum dan bersiap menusuk ke leher Martinus namun gerakannya dapat terbaca oleh Martinus.

Martinus langsung mengangkat kepalanya dan menatap tangan Angela yang memegang jarum dengan tatapan super terkejut

"Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Martinus sambil menatap ke arah Angela.

"Aku ingin melakukan akupuntur." Jawab Angela.

Martinus langsung berdiri sambil memperhatikan apa yang akan dilakukan Angela sedangkan Angela duduk di sisi ranjang.

Angela melakukan akupuntur pada tangannya agar menghilangkan dupa asap yang mengandung obat perang sang pada tubuhnya. Setelah selesai Angela menarik tali jubah handuknya.

Angela melepaskan jubah handuknya dengan perlahan hingga menampilkan pakaian dalaman. Sedangkan Martinus menatap tubuh Angela tanpa berkedip.

"Ada satu yang terakhir yaitu di belakang tapi Aku tidak bisa mencapainya jadi Aku meminta pertolonganmu untuk melakukannya." Ucap Angela sambil menatap Martinus lalu memberikan jarum ke Martinus.

"Aku menusuk jarum ini ke tubuhmu?" Tanya Martinus dengan wajah terkejut sambil menerima jarum pemberian Angela.

Pasalnya Martinus pernah melihat Melani, Gracella dan Marcella menggunakan jarum akupuntur namun Martinus tidak pernah belajar karena kurang tertarik.

"Tentu saja karena hanya ada kita berdua di sini. Jika suamiku yang tidak menusuk lalu siapa yang akan menusuk?" Tanya Angela sambil menatap wajah Martinus.

"Bagian belakang jantung tiga inchi ke atas." Sambung Angela sambil menggeserkan tubuhnya agar membelakangi Martinus.

Martinus kemudian menatap tubuh belakang Angela sambil memegang jarum akupuntur.

"Bagaimana kami tahu cara mendapatkan akupuntur? Apa kamu pernah belajar akupuntur?" Tanya Martinus penasaran.

"Ya." Jawab Angela dengan singkat.

"Apakah kamu berasal dari Kabupaten Qinxi?" Tanya Martinus.

"Itu benar." Jawab Angela.

"Apakah kamu kenal dengan dokter AA?" Tanya Martinus dan tanpa sengaja Martinus menusuk jarum ke punggung Angela.

"Aduh. Kak Martinus, Kakak menusuk jarum ke tempat yang salah. Ingat jaraknya tiga inci ke atas dari bagian belakang jantung. Bukan empat inci, apakah karena Kak Martinus tinggi makanya salah menusuk?" Tanya Angela sambil memundurkan tubuhnya perlahan ke arah depan.

"Maaf .... Maaf ... Aku akan memulai kembali." Ucap Martinus sambil menarik jarum akupuntur.

"Ingat tusuk dengan baik." Ucap Martinus.

'Wanita ini adalah ahli lukisan tradisional dari negara T dan ahli mendesain pakaian, apakah wanita ini juga dokter AA?' Tanya Martinus dalam hati.

'Tidak mungkin, apa sih yang Aku pikirkan? Bagaimana mungkin Dia bisa menjadi dokter AA?' Tanya Martinus dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kemudian Martinus menusuk jarum akupuntur setelah beberapa saat efek obatnya hilang. Angela meminta Martinus untuk mencabut akupuntur yang menancap di tubuh bagian belakang sedangkan Angela bagian tangannya.

Setelah selesai mereka pulang ke mansion milik Nenek Elisabeth di mana mereka sama sekali belum melakukan hubungan suami istri.

Skip

Kini mereka sudah sampai di mansion di mana Nenek Elisabeth sejak tadi menunggu mereka dengan wajah kuatir. Padahal menantunya yang bernama Sandra sudah memberitahukan kalau Angela baik-baik saja.

Angela berdiri sambil memeluk lengan Nenek Elisabeth yang juga berdiri sedangkan Martinus berdiri di samping Nenek Elisabeth.

"Nenek sangat senang kamu baik-baik saja dan syukurlah keluarga besar kita tidak terlambat menolongmu. Sangat menyenangkan kamu kembali dengan selamat karena tadi Nenek sangat mengkuatirkan keadaanmu." Ucap Nenek Elisabeth dengan wajah kuatir.

Angela sangat terharu mendengar ucapan tulus yang keluar dari mulut Nenek Elisabeth membuat Angela berharap agar segera menyembuhkan Nenek Elisabeth.

"Nenek, Aku baik-baik saja jadi Nenek jangan kuatir. Apalagi reporter suruhan Belia kini menjadi boomerang buat mereka." Ucap Angela dengan nada lembut sambil tersenyum.

"Nenek sangat senang mereka mendapatkan karmanya karena tega menyakiti wanita sebaik kamu." Ucap Nenek Elisabeth dengan wajah kesal terhadap keluarga Angela.

"Jangan kuatir, Nenek. Para reporter sudah berani memprovokasi Aku secara terang-terangan dengan cara menyerang Istriku maka Aku tidak akan mengampuni mereka." Ucap Martinus sambil menahan amarahnya.

"Selain itu Aku juga tidak akan mengampuni orang yang sudah menculik istriku. Begitu pula dengan keluarga Sutrisna karena mereka berani menculik Nyonya Muda Martinus untuk menjebak istriku untuk di fitnah di tambah mereka mengundang para reporter." Sambung Martinus sambil masih menahan amarahnya.

Angela hanya terdiam sambil memperhatikan wajah amarah suaminya yang terlihat sangat jelas. Hal itu membuat hati Angela sangat bahagia karena Martinus dan keluarga besar Martinus sangat tulus melindungi dan menyayangi dirinya. Sedangkan Ayah kandungnya sangat jelas dan tidak mempedulikan dirinya.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun pergi dengan bebas." Ucap Martinus sambil menatap Angela kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi asisten setianya.

'Hallo, adakan konferensi pers di rumah keluarga Sutrisna!" Perintah Martinus.

'Baik, Tuan Muda.' Jawab Cristina dengan patuh.

xxxxxxx

Di tempat yang berbeda di mana para reporter dari berbagai media berkumpul di gerbang depan mansion milik Kakeknya Angela yang di rebut paksa oleh Ayahnya Angela yang bernama Komar.

"Tuan Besar Komar Sutrisna, keluarlah dan ucapkan beberapa patah kata. Jangan bersembunyi seperti orang yang ketahuan mencuri barang!" Teriak wartawan pertama.