NovelToon NovelToon
Married With Mr. Idiot

Married With Mr. Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Niat hati mencari suami kaya agar terbebas dari belenggu ibu tiri, membawa seorang Lilyana nekat mengait pria kaya yang ditemuinya di taman. Namun, apa jadinya jika pria itu mengalami keterbelakangan mental alias idiot.

"Ya, ayo menikah ...!" pria berpenampilan tuan muda bertepuk tangan dengan gaya khasnya yang seperti bocah.

"Oh, no!"

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, simak ceritanya.

***

Jangan lupa juga baca novel author yang lainnya: (My Son Is My Strength, Sang Antagonis & Membalaskan Dendam Janda)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengantar Ayah Mertua

“Abang kenapa sik? ‘Kan Abang sendiri yang mau, kenapa sekarang tiba-tiba nggak mau pergi?” Lily mengekori Vian yang terus menaiki tangga, laganya seakan menghindar dari gadis itu.

Dan memang benar, semenjak mengetahui tubuhnya yang selalu bereaksi berlebihan pada Lily, Vian memilih menjaga jarak. Dan tak jarang pula ia selalu menghindar, hal tersebut tentu membuat sang gadis bersedih hati.

Dan puncaknya pagi ini, setelah sarapan keduanya kembali memasuki kamar. Lily dengan nekat meraih tangan suaminya, Vian tak bisa tak mengangkat alis.

“Ada apa?” tanya Vian berusaha biasa saja, padahal tatapan begitu menelisik membuat gadis itu bergetar.

“Abang berubah!” ujar Lily menatap pria yang sudah berhasil mengobrak-abrik hatinya dengan mata bergetar.

“Saya merasa biasa saja,” kata Vian tak sadar telah membentang jarak yang begitu jauh untuk keberadaan Lily.

Vian mengernyit bingung, melihat mata gadis itu berkaca-kaca. “Tukan! Beneran, Abang itu udah berubah. Kenapa?” Vian sama sekali tidak mengerti, dan ia sedikit terjangkit kaget tak kala tangan mungil itu mendorongnya hingga terjatuh tepat di atas ranjang.

“L-lily, apa yang kamu lakukan?” panik Vian tak kala gadis itu merayap ke atas tubuhnya.

“Abang marah karena aku nggak kasih itu ‘kan?” Vian semakin bingung dengan tubuhnya yang kaku, gadis itu sekarang berhasil mengungkungnya. Dan otak Vian yang selalu berjalan, tiba-tiba berhenti dan buntu.

“Nggak kasih apa?” kewarasannya hampir hilang, tapi pria itu berusaha mencari tahu permasalahannya.

“Kasih ituuuu! Kemarin ‘kan, aku nolak Abang.” Suara Lily sinis dengan nada sedikit meninggi, menutup rasa malu dan juga berusaha mengumpulkan keberanian. Ia tidak tahan lagi dicuekin dan dijauhi oleh Vian. Ia ingin mereka seperti dulu lagi, walaupun harus memberikan hal paling berharga dalam dirinya yang memang sudah menjadi hak Vian. Gadis itu merasa bersalah karena telah menolak suaminya itu.

Vian dapat merasakan gundukan-gundukan yang menekan tubuhnya, hal tersebut membuat kewarasan semakin hilang. Tapi penjelasan Lily membuatnya menerawang, dan berpikir keras.

“Aku sekarang siap kalau Abang mau,” kata Lily menangkup wajah Vian dan mulai mendekatkan wajahnya pada wajah pria itu.

Vian memejamkan mata, dan ia dapat merasakan bibir tipis gadis itu bergetar tak kala menyentuh bibirnya. Gerakan kaku, kentara sekali ia tidak tahu cara melakukannya dan hanya bermodal nekat saja.

Mata pria itu perlahan terbuka, manik hitamnya dapat melihat sang gadis yang tengah memejamkan matanya dengan bibir yang terus bergerak berusaha mengulum.

Rasanya Vian ingin tertawa, apalagi ekspresi Lily yang begitu serius sekarang. Terlihat mendalami ciuman mereka yang bisa dibilang kecupan berulang kali. Gadis ini sama sekali tidak tahu caranya berciuman.

Melihat sedekat ini, wajah Lily semakin membuat Vian terpesona. Bulu matanya lentik, dan hidung kecilnya sesekali akan menggoda hidungnya.

Vian menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Lily ke belakang telinga, pria itu memejamkan mata lalu tangan merayap ke belakang tengkuk gadis itu dan mulai menunjukkan ciuman yang sesungguhnya.

“Euuhh,” leguh Lily tak kala bibir Vian turun ke leher dan bermain di sana. Dan entah sejak kapan, posisi keduanya kini telah berganti. Tubuh mungil Lily dikungkung oleh tubuh besar Vian.

“B-bang geliii,” lirih Lily membuat Vian semakin bersemangat. Jika sudah seperti ini, jangan salahkan dirinya karena gadis ini yang duluan menggoda. Sejak kemarin pria itu sudah berusaha menghindar demi menjaga iman.

Tok! Tok!

“Eh!” Lily kaget dan refleks mendorong tubuh Vian hingga pria itu terjatuh dari ranjang. Panik mengingat pintu kamar yang tidak mereka kunci.

Vian berdecak jengkel, bukan pada Lily, tetapi pada seseorang yang telah mengangguk aktivitasnya. Siapa pun itu, tidak akan selamat dari kemarahannya.

Vian berjalan dengan emosi menuju pintu kamar, baru saja ingin menyemburkan makiannya, wajah kaku sang ayah membuatnya mulutnya mengurungkan niat. Dan menampilkan sisi idiotnya yang tidak tertolong.

“Ihhhh, Ayahhh apaan sih ganggu orang tahuuuuuu!” walau begitu pria itu tetap menyuarakan ketidak sukaannya atas gangguan sang ayah. Ia berkata ketus dengan nadanya yang cadel seperti anak kecil, tak lupa kakinya ikut menghentak.

TAKK!

Arthur menyentak dahi anaknya yang semakin hari semakin tidak tertolong, untuk saat ini ia sudah laris alias menikah.

“Aaayaahhh!” Vian memberengut dengan wajah kesakitan yang tidak di buat-buat, itu memang sakit. Ayahnya sungguh keterlaluan!

“Memangnya apa yang kalian lakukan sehingga kedatangan ayah sangat mengganggu?” tanya Arthur menaikkan salah satu alisnya dan mengintip ke dalam, Vian gelagapan dan berusaha menutup arah pandang ayahnya. Lily di dalam sudah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, padahal bajunya masih lengkap. Tetapi karena malu pada ayah mertua, ia menyembunyikan dirinya.

“Ng-nggak ada, Ayah jangan kepo!” kata Vian ketus. “Ada apa?” tanyanya pada kedatangan sang ayah.

Arthur membuang napas, “Kamu ini, tadi ‘kan ayah suruh siap-siap untuk mengantar kami ke bandara.” Arthur mengingatkan.

Dan barulah Vian ber-oh-ria dengan mulut membola. Lily juga mengajaknya ke taman bermain setelah mengantar sang ayah yang akan melakukan dinas ke luar negeri, hal yang sangat ingin Vian lakukan ketika ia masih idiot akibatnya pengaruh obat.

“Iya, aku akan bersiap-siap dengan Lily.” Setelah mendapatkan anggukan, Vian pun kembali menutup pintu.

***

“Kalian bersiap-siap!” titah Kirana pada seseorang di seberang telepon. Matanya menghunus tajam pada Lily dan Vian yang tengah berpamitan pada Arthur.

Rombongan mereka memang telah tiba di bandara, sebenarnya Vian tidak ingin mengantar sang ayah. Perjalanan bisnis seperti ini sudah biasa dalam hidupnya, tetapi Lily yang kekeh ingin mengantar, akhirnya Vian mengikuti. Rencananya juga mereka akan mampir ke taman bermain.

“Ayah, hati-hati. Jangan kesehatan di sana, jangan lupa makan dan ingat istirahat.” Lily menyalami tangan Arthur yang membuat pria baya itu merasa hangat di hatinya, merasakan bagaimana perhatian dari seorang anak perempuan.

“Tentu saja, kalian juga jaga diri selama ayah pergi. Ingat Vian! Kamu jangan nakal dan menyusahkan istrimu!” kini mata teduh Arthur berubah tegas pada sang anak yang tengah memutar bola mata. Ia memberikan tangannya pada Vian dan dengan enggan pria itu menyalaminya juga.

“Hm,” dehem Vian malas membuat sang ayah menaikkan sebelah alisnya. Lily mencubit pinggangnya, barulah pria itu bersuara dengan benar. “Iya, Ayah.” Ujar Vian dengan mata mendelik pada Lily.

“Hati-hati, Tante Kirana.” Sapaan Lily sama sekali tidak digubris wanita itu, bertemu padang pun tidak. Sikap ramah Kirana hanya bertahan pada perbincangan terakhir mereka di pemandian air hangat, wanita itu kini semakin dingin dan sinis pada Lily. Dan gadis itu rasa, memang begitulah sifat aslinya.

Karena saat bersama ayah mertuanya, wajah Kirana begitu bersahabat. Setelah ayah mertua pergi, wanita itu kini menunjukkan sifat aslinya.

“Tidak perlu seramah itu pada nenek sihir, Lily!” nada cadel Vian yang dibuat-buat terdengar mencibir.

“Hm,” anggun Lily setuju dan tidak akan mengulanginya.

Kirana mengepalkan tangan, berusaha menenangkan diri. Segaris senyum devil tersungging di bibirnya yang merah menyala. Tidak sabar melihat senyum di bibir keduanya yang sebentar lagi akan menghilang!

***

1
Tantri Tantri
mana ni update yg baru
Lisa Kusmiran07
lanjut
R4Z1
up lagi Thor
Lisa Kusmiran07
Kirana penuh siasat
Lisa Kusmiran07
semangat up
Lisa Kusmiran07
Lily jangan terpengaruh sama nenek lampir,
Lovely_88
Hahahaha lucu 2 org yg sama2 polos ternyata 😅😅 lily otw unboxing nih
Lisa Kusmiran07
semangat kak up nya
Nurwana
keren...
Lovely_88
Bertindaklah lbh cerdas lili licik dibalas ama licik li kerjain jg tuh emak tiri'y Vian biar kapok loe kan cerdas li 😅😅klo perlu bikin kyk vian jg tu emaknya biar idiot.
Nur Afifah
😁😁😅
Lisa Kusmiran07
lanjut kak,,lucu menghibur
Naaila Qaireen: Siap Kak, makasih dukungannya❤
total 1 replies
Nurwana
Lily mo dikadalin....
Nurwana
dasar Nenek lampir Thu Kirana... gara gara obat itu Vian berubah total.
Nurwana
hahahaha 😂😂😂😂😂
Nurwana
jgan sampai nhe Vian pura pura idiot deh....
Lovely_88
kapan up'y kakak 😊g sabar nih
Lovely_88
aduh jgn2 yg ngebuat vian kecelakaan tuh semoga lili bisa nolongin Vian syukur2 bisa ngebuka deh y busuk'y paman'y 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!