Di hari pertunangan, Emily mendapatkan kenyataan yang pahit di mana Adik Tirinya yang bernama Bertha mengatakan kalau tunangannya yang bernama Louis lebih mencintai Bertha dari pada Emily.
Untuk membuktikannya Bertha dengan sengaja mendorong Emily ke kolam renang kemudian Bertha ikut menyemburkan diri ke kolam renang.
Ternyata tunangannya lebih memilih menolong Bertha dari pada memilih Emily. Di saat krisis seorang pria tampan menolong dirinya dan membawanya ke rumah sakit.
Di saat itu pula Emily memutuskan pertunangannya dan ingin membalaskan dendam ke keluarganya serta mantan tunangannya. Di mana Emily menikah dengan pria penolongnya.
Apakah balas dendam Emily berhasil? Bagaimana dengan pernikahan Emily dengan pria penolongnya, apakah bahagia atau berakhir dengan perceraian? Ada rahasia tersembunyi di antara mereka, apakah rahasia itu? Silahkan ikuti novelku.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Kasandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluar
'Tidak penting, Aku akan mengirimkan alamatnya.' Ucap Emily.
'Oke.' Jawab Richardo dengan singkat sambil tersenyum.
Sambungan komunikasi langsung terputus hingga dua menit kemudian terdengar suara ponsel milik Richardo sebanyak satu kali tanda ada pesan masuk.
Richardo membuka ponselnya dan melihat isi pesan yang di kirim oleh Emily.
"Putar balik dan pergi ke Mansion Bela Vesta!" Perintah Richardo.
"Baik, Tuan Muda." Jawab sopir yang merangkap sebagai sopir.
Sopir itupun langsung memperlambat laju kendaraan kemudian putar balik. Setelah itu mobil itu melaju ke arah Mansion Bela Vesta.
Lima belas menit kemudian Richardo sudah sampai di Mansion Bela Vesta. Richardo berjalan dengan santai ke arah ruang keluarga di mana dirinya di tunggu oleh Emily dan keluarga Emily.
Emily membalikkan badannya ketika mendengar suara langkah kaki. Emily melihat Richardo berjalan ke arahnya hingga akhirnya Emily memeluk lengan Richardo.
"Aku ingin memperkenalkan, ini adalah suamiku Richardo William." Ucap Emily sambil masih memeluk lengan Richardo.
Sedangkan Richardo yang diperkenalkan oleh Emily di depan keluarganya hanya menatap Emily sambil tersenyum.
"Kamu adalah suami Emily?" Tanya Ayah mertuanya dengan wajah angkuh.
"Ya." Jawab Richardo dengan singkat sambil menatap ke arah Ayah Mertuanya dengan tatapan tidak suka melihat betapa sombongnya Ayah mertuanya.
'Kapan wanita mu x ra x han ini mendapatkan suami tampan seperti ini? Bahkan Louis terlihat lebih buruk di bandingnya.' Ucap Bertha dalam hati yang selalu iri dengan keberuntungan Emily.
'Tapi sayangnya penampilannya sepertinya, Dia adalah pria yang miskin.' Sambung Bertha dalam hati.
"Kak Emily. Ketika Kakak Ipar masuk, kenapa Aku merasakan ada aroma miskin? Kakak tidak mungkin hanya untuk menentang Ayah dengan cara mencari orang sembarangan dan merendahkan diri, bukan?" Tanya Bertha yang ingin menjatuhkan Emily di depan Ayahnya.
"Itu urusanku, tidak ada kaitan denganmu." Jawab Emily dengan nada kesal.
"Emily, apakah ini pakaian yang di pakai olehnya?" Tanya Ayahnya sambil menampilkan ekspresi merendahkan Richardo.
"Suamimu baru saja pulang dari lapangan kerja dan tidak mengerti etika." Sambung Ayahnya sambil menatap Richardo dengan sinis.
"Apa yang dikatakan Ayahmu memang benar. Emily, suamimu datang tanpa membawa apa-apa. Apakah suamimu miskin atau pelit?" Tanya Ibu Tirinya yang juga ikut menatapnya dengan tatapan merendahkan.
"Eh tunggu ... Kamu harus mempertimbangkan dengan baik. Apakah kamu tetap bertahan dengan suamimu yang miskin itu atau memilih berpisah?" Tanya Ibu Tirinya memberikan pilihan.
"Meskipun kamu sudah menikah tapi Ayah tidak setuju. Lebih baik kamu pergi untuk segera bercerai!" Usir Ayahnya.
"Perkataan Anda ini tidak berlaku untuk kami karena sampai kapanpun kami tidak akan mungkin bercerai." Jawab Richardo sambil tersenyum sinis.
"Aku yang berhak berbicara, lebih baik kamu cepat pergi dari sini!" Usir Ayah Mertuanya sambil menunjuk ke arah pintu.
"Sayang, kita pergi dari sini." Ucap Emily yang sangat muak dengan keluarganya yang tidak menginginkan kehadirannya.
Tanpa menjawab Richardo membalikkan badannya begitu pula dengan Emily namun baru dua langkah terdengar suara Ayahnya Emily.
"Berhenti!" Teriak Ayahnya Emily.
Emily dan Richardo langsung membalikkan badannya dan menatap Ayahnya Emily.
"Jika kamu hari ini melangkah keluar dari pintu ini maka Aku tidak akan mengakui kamu sebagai putriku." Ucap Ayahnya sambil menunjuk-nunjuk ke arah Emily.
"Aku tidak peduli jika Anda tidak mengakui Aku sebagai putrimu karena seja dulu Anda tidak pernah tulus menyayangiku." Jawab Emily.
"Oh ya, Aku pasti akan mengambil kembali semua barang-barangku termasuk milik Ibuku kemudian Aku putus hubungan dengan kalian." Sambung Emily dengan nada tegas kemudian membalikkan badannya begitu pula dengan Richardo.
"Baik." Jawab Ayahnya dengan singkat yang tidak mempermasalahkan putus hubungan antara Ayah dengan Anak.
"Kita lihat saja nanti apakah kamu akan kembali ke mansion ini atau kamu bertahan dengan pria miskin itu." ucap Ibu Tirinya sambil menatap Richardo dengan tatapan merendahkan.
Richardo yang mendengar ucapan Ibu Mertuanya membuat Richardo membalikkan badannya. Emily pun terpaksa ikut membalikkan badannya karena Emily malas melihat wajah keluarganya.
"Emily adalah istriku, sebelum Anda melakukan sesuatu terhadap istriku maka sebaiknya Anda mempertimbangkannya." ucap Richardo dengan nada dingin.
Setelah mengatakan hal itu Richardo menggenggam tangan Emily kemudian pergi meninggalkan mereka.
"Dasar! Seorang pekerja konstruksi tidak tahu batasannya." Ucap Ibu Tirinya Emily.
"Benar sekali. Dia tidak melihat posisinya." Ucap Ayahnya Emily dengan nada kesal.
Bertha yang melihat ke dua orang tuanya sedang kesal terhadap Emily langsung berdiri dan berjalan ke arah Ayahnya.
"Ayah, Aku akan menggantikan Kakak untuk menikah dengan Kak Louis." Ucap Bertha sambil memegang lengan Ayahnya.
"Tidak bisa karena Ayah akan berbicara dengan keluarga William. Kamu memiliki kesempatan yang lebih baik." Jawab Ayahnya.
Bertha sangat terkejut dengan jawaban Ayahnya karena Bertha sangat mencintai Louis.
"Apakah Kamu tahu dengan perusahaan William?" Tanya Ayahnya.
"Perusahaan William adalah yang paling top dan paling terkaya di kota ini." Jawab Bertha.
"Betul sekali. Penerus keluarga William sangat muda dan katanya Dia baru kembali dari luar negeri dan masih belum menikah." Ucap Ayahnya.
"Perusahaan William akan mengadakan pesta untuk menyambut kedatangan Tuan Muda Richardo William sekaligus menjadi penerus perusahaan William." Sambung Ayahnya.
"Tapi kan masuk ke pesta itu harus ada kartu undangan." Ucap Bertha yang lebih tertarik mendapatkan Richardo dari pada Louis.
"Tenang saja, Ayah sudah mendapatkan sebuah undangan. Ketika kamu datang ke pesta undangan, kamu harus mencoba untuk mendekati Tuan Muda Richardo William." Ucap Ayahnya.
"Tuan Muda Richardo William adalah orang genius dan Dia termasuk salah satu orang terkaya di dunia. Tapi Aku mendengar kalau suami Kakak juga bernama Richardo William." Ucap Bertha.
"Kamu pasti salah mendengarnya. Lagian, apa yang Dia sebut itu tidak penting karena yang terpenting sekarang adalah kesempatan ini jangan sampai kelewatan." Ucap Ayahnya.
"Meskipun keluarga Fernando cukup kaya tapi jika dibandingkan dengan keluarga William masih kalah jauh dari kata sebanding." sambung Ayahnya.
"Aku pasti akan menggenggam kesempatan ini dengan menikah dan masuk ke dalam keluarga William." Ucap Bertha penuh percaya diri.
'Aku ingin melihat bagaimana Emily bisa bersaing denganku lagi.' Sambung Bertha dalam hati.
xxxxxxxxxxxxx
Di tempat yang sama hanya beda ruangan di mana Richardo dan Emily keluar dari pintu utama bersamaan hujan turun. Seakan alam tahu kalau saat ini Emily sangat sedih atas perlakuan Ayah kandungnya.
Salah satu bodyguard Richardo membawa payung untuk diberikan ke Richardo. Richardo langsung menerimanya kemudian memakai payung untuk berdua lalu berjalan ke arah mobil.
"Richardo." Panggil Emily sambil menghentikan langkahnya dan memegang lengan Richardo.
"Ya." Jawab Richardo yang juga ikut menghentikan langkahnya.
"Masalah yang tadi Aku minta maaf ya." Ucap Emily merasa tidak enak hati karena suaminya di hina oleh keluarganya.
"Tidak masalah karena kamu adalah istriku dan ini semua adalah tanggung jawabku." Jawab Richardo sambil tersenyum.
Emily membalas senyuman Richardo ketika mendengar jawaban Richardo. Tiba-tiba Emily memegangi hidungnya sambil meringis membuat Richardo terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Emily.
"Ada apa denganmu?" Tanya Richardo sambil menatap Emily dengan tatapan kuatir.
Emily terdiam hanya mengusap hidungnya yang mengeluarkan darah segar membuat Richardo mengambil sapu tangan dari saku celana panjangnya.
"Apakah harus Aku bawa kamu ke rumah sakit?" Tanya Richardo.
"Aku tidak apa-apa. Setiap kali Ayahku memukulku maka hidungku akan mengalir darah secara otomatis." Jawab Emily.
Richardo yang mendengar ucapan Emily sangat terkejut sekaligus menahan amarahnya yang teramat sangat secara bersamaan terhadap Ayahnya Emily.
Richardo sangat terkejut karena baru kali ini seorang Ayah tega memukul anak kandungnya hingga mimisan karena selama ini Ayahnya semur hidup tidak pernah memukul dirinya.
Hal itu membuat Richardo sangat marah terhadap Ayahnya Emily yang tega memukul putri kandungnya hingga mimisan seperti ini.
"Jika kita dalam perjalanan menuju ke rumah sakit maka luka ini seharusnya sudah sembuh." Sambung Emily.
Richardo terdiam hingga dirinya teringat dengan ucapan asisten setianya untuk menyelidiki identitas Emily.
Flash Back On
"Tuan Muda Richardo, ini adalah informasi yang Tuan Muda minta. Semua informasi tentang kehidupan Nyonya Muda Richardo." Ucap Asisten setianya sambil memberikan amplop yang berisi beberapa lembar foto ke Richardo.
Richardo langsung menerima amplop tersebut kemudian membuka isi amplop dan melihat foto-foto tersebut satu persatu sambil menunggu kalimat selanjutnya dari asisten setianya.
"Nyonya Muda merupakan putri sulung di mana Ibunya mendirikan Perusahaan Employer Cooperation dan satu-satunya putri sekaligus pewaris pendiri Perusahaan Employer Cooperation. Ibunya meninggal saat umur enam tahun, seminggu kemudian Ayahnya menikah lagi." Sambung Asisten setianya.
"Oh ya waktu Ibu Kandungnya masih hidup, Ayahnya sudah berhubungan yang tidak wajar dengan istrinya yang sekarang. Dari saat itu Nyonya Muda hidup di kehidupan yang penuh dengan penderitaan. Selain itu Nyonya Muda di kirim ke luar negri untuk belajar pada usia enam belas tahun." Sambung Asisten setianya lagi.
"Di luar negri, Nyonya Muda berkenalan dengan calon pengantinnya yang bernama Louis Fernando. Lima tahun yang lalu keluarga Fernando bangkrut, Nyonya Muda dan Louis Fernando bersama-sama kembali ke negri ini untuk memulai usaha. Sampai saat ini perusahaan Fernando nilai pasar jauh lebih tinggi dari pada yang dulu." Sambung Asisten setianya lagi panjang lebar.
"Selanjutnya apa yang terjadi?" Tanya Richardo sambil masih memperhatikan satu persatu foto-foto yang berhasil dikumpulkan oleh asisten setianya.
"Beberapa hari yang lalu Louis Fernando mengadakan pesta pertunangan namun waktu acara pertunangan Nyonya Muda ..." Ucapan asisten setianya terpotong oleh Richardo.
"Baiklah, Aku sudah mengerti cerita selanjutnya." Jawab Richardo.
Di mana Richardo menyelamatkan Emily ketika Emily tercebur ke dalam kolam renang dan tunangannya sama sekali tidak mempedulikan nyawa Emily.
Flash Back Off
"Tenang saja, Aku tidak akan membiarkanmu terus menerus menderita." Ucap Richardo sambil memeluk Emily dari arah samping.
"Terima kasih. Di masa depan Aku juga tidak akan pernah menyerah dengan hal-hal yang datangnya dari mereka. Benar-benar sudah cukup atas apa yang telah mereka lakukan padaku." tekat Emily.
"Sekarang kita pulang." Ucap Richardo sambil tersenyum dan menatap wajah cantik Emily.
Emily membalas senyuman Richardo sambil menganggukkan kepalanya. Ketika mereka sedang berjalan ponselnya berdering membuat Richardo langsung menghentikan langkahnya.
Richardo kemudian mengambil ponselnya dari saku kemejanya lalu menggeser tombol warna hijau.
'Tuan Muda, kartu kredit tanpa batas dan kartu debit untuk Nyonya Muda sudah jadi. Apakah perlu di antar sekarang?' Tanya Asisten setianya.
'Tidak perlu, kamu pulang saja dan istirahat.' Jawab Richardo.
'Baik, Tuan Muda.' Jawab Asisten setianya.
Tanpa menunggu jawaban Richardo memutuskan sambungan komunikasi secara sepihak.
Richardo memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku kemejanya lalu mereka berdua berjalan menuju ke arah mobil milik Richardo. Namun baru beberapa langkah mereka di cegat oleh seseorang sambil menahan amarahnya.
Orang tersebut adalah Louis, di mana Louis sangat marah melihat Richardo memeluk pinggang Emily sedangkan Emily membiarkan pinggangnya di peluk.
"Emily, kamu sungguh tidak tahu malu. Berani selingkuh di belakangku." desis Louis dengan gigi gemeletuk.
"Louis, ketika kamu dan Bertha diam-diam selingkuh di belakangku. Apakah kamu tidak pernah berpikir kalau kamu tidak mempunyai perasaan malu?" Tanya Emily membalikkan perkataan Louis.
"Kamu ..." Ucapan Louis terpotong oleh Richardo.
"Siapa Dia?" Tanya Richardo pura-pura tidak tahu.
"Mantan tunanganku." Jawab Emily.
"Emily, apa maksudmu?" Tanya Louis dengan wajah kesal karena Emily mengatakan dirinya adalah mantan tunangan.
"Louis, kita sudah membatalkan pertunangan dan sekarang ini apakah kamu bisa berdua-duaan dengan Bertha itu semua tergantung pada kemampuanmu sendiri." Jawab Emily.
"Aku tidak setuju kalau kita ..." Ucapan Louis terputus oleh Richardo.
Di mana ketika Louis ingin memegang tangan Emily langsung di dorong oleh Richardo membuat Louis menatap ke arah Richardo dengan kilatan amarah.
"Kamu jangan sentuh istriku." Ucap Richardo sambil menarik tangan Emily dan menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya.
"Ulangi sekali lagi apa yang barusan kamu katakan." Ucap Louis dengan wajah terkejut.
"Aku malas berbicara dengan pecundang seperti dirimu? Lebih baik kamu pergilah!' Usir Richardo.
"Kurang ajar!" Bentak Louis sambil bersiap memukul Richardo.
Richardo yang melihat Louis ingin memukul dirinya membuat Richardo membuang payung yang sejak tadi di pegangnya ke arah samping.
Richardo kemudian menangkis serangan Louis dengan menggunakan tangan kirinya lalu tangan kanannya memukul wajah Louis.
Hal itu membuat Louis jatuh tersungkur terkena bogeman mentah kemudian Richardo berjalan ke arah Louis. Richardo kemudian menarik krah Louis agar menatap dirinya di mana sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.
Richardo mengangkat tangan kanannya dan bersiap memukul wajah Louis kembali namun tangannya di tahan oleh Emily.
"Kak Richardo, Aku mohon jangan berkelahi. Karena Aku tidak ingin tangan Kak Richardo kotor gara-gara memukul pria itu." Ucap Emily yang malas menyebut namanya.
Richardo terpaksa menurunkan tangan kirinya yang tadi menarik krah Louis begitu pula menurunkan tangan kanannya yang tadi ingin memukul Louis.
"Lain kali Aku tidak akan mengampunimu." Ucap Richardo dengan nada dingin.
Kemudian Richardo menggenggam tangan Emily lalu mereka berdua meninggalkan Louis yang duduk di teras.
"Kalian berdua tunggu saja pembalasanku." Ucap Louis sambil berusaha bangun dan menatap kepergiaan mereka dengan menahan amarahnya.
"Emily. Aku pasti akan membuatmu menyesal dan pria liar ini, Aku pasti akan membuat Dia keluar dari kota ini." Sambung Louis sambil menggenggam ke dua tangannya dengan erat.
Qsqq I just got ss
Sqq sqsqss I will be there s I will be there in a few minutes if you want to come sssqsqssqsqqqqqqq me and I will be there in a few minutes if you want to come over and grab it and grab sqq and grab it and grab the kids and sqqq