Update hari RABU, JUM'AT DAN MINGGU
Ini lanjutan cerita penghianatan Suamiku dan sahabatku.
Gerhana Kavindra seorang Mafia kejam. Siapapun yang berani mengusiknya, ia akan menghancurkan orang itu tanpa sisa. Sifat dinginnya membuat banyak orang takut berurusan dengannya. Namun seperti itu banyak wanita berusaha menggoda Gerhana agar bisa memiliki Gerhana. Bahkan mereka selalu berusaha menghalalkan segala cara agar Gerhana bisa jadi miliknya.
kemudian satu ketika Gerhana menolong Mahasiswa baru yang menggunakan cadar dikerjai oleh seniornya. disaat itu Gerhana mulai penasaran dengan Gadis Gerhana yang menurutnya mempunyai sejuta rahasia. Ketika ia ketemu dengan wanita itu Gerhana merasakan berdebar.
Apakah Gerhana dapat menaklukkan gadis bercadar itu?
ataukah Gadis bercadar bisa membuat Gerhana meninggalkan dunia bawah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMGM 023
Mentari hanya terdiam menatap kosong didepan. Setelah mengetahui anak yang dikandungnya tidak bisa diselamatkan dia hanya kebanyakan diam. Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkannya.
"Sayang.... " Mentari menatap suaminya dan berusaha tersenyum didepan Bintang.
Bintang menggenggam tangan mentari dan membawa kedalam pelukannya. "Menangislah, Hanya untuk hari ini dan besok kamu tidak kuizinkan lagi menangis."
Mentari langsung membalas pelukan Bintang dengan erat dan menumpakan tangisannya, Tangisan mentari terdengar pilu menyayat hati bagi siapapun yang mendengarnya sehingga baju yang dipakai Bintang basa air mata mentari.
"Sayang.... " Panggil Cahaya.
Dia hanya diam tanpa mau menatap ke arah Cahaya yang menatapnya senduh. Dia terus memeluk perut bintang dengan erat menyembunyikan mukannya.
"Maafkan Bunda sayang.... Jangan membenci bunda." Mentari hanya diam tanpa mau mebalas perkataan bundanya ataupun menatapnya.
"Sayang, Bunda datang menjengukmu.Apa kamu tidak mau berbicara sama Bunda. Walaupun hanya sebentar saja." Ucap Bintang hati-hati agar mentari tidak tersinggung. Mentari mendongak menatap Bintang dengan mata berkaca-kaca. "Aku butuh waktu Bi. Disini sakit." Mentari menunjuk dadanya yang terasa sesak. Baginya, Dia kehilangan anak yang dikandungnya itu karena ulah Bundanya yang mengambil senjata miliknya.
Bintang yang tidak tega melihat istrinya kembali menangis. Dia kembali memeluk istrinya. "Jangan menangis lagi." Bisik Bintang ditelinga Mentari. "Istirahatlah dulu ya sayang." Dia membaringkan mentari di Brangkar rumah sakit. Setelah mentari baring dengan Nyaman dia berbalik mau pergi sebentar namun tangannya dipegang. "Temani aku tidur Bi..." Dia tersenyum hangat dan mengelus rambut mentari dengan sayang. Dia pun naik kedalam Brangkar dan baring disamping mentari dan memeluknya dari belakang.
Sementara itu Cahaya menghela nafas dan menatap senduh putrinya yang tidak mau berbicara kepadanya. Dia pun berjalan menghampiri suaminya. "Honey..."
Chandrick menatap senduh istrinya. "Besok, kita kesini lagi menjenguk mentari."
***
***
Sementara itu di waktu yang sama ditempat lain seorang wanita yang sedang berpesta karena kemenangannya. "Inilah awal penderitaan lo. Bukan cuma kehilangan anak lo tapi lo juga akan kehilangan suami tercinta lo." Wanita itu menyeringai karena rencananya berhasil membuat musuhnya menderita.
"Kalian minumlah sampai puas, biar gue yang akan bayar." Mereka semua menikmati Pesta kemenangannya tanpa tahu kalau nyawanya yang terancam. "Walaupun anak buah gue banyak yang mati. Tak apalah yang penting gue bisa menghancurkan wanita sombong itu." Batin wanita itu sambil meneguk minuman ditangannya.
***
***
Gerhana berada dimarkasnyan menyelidiki siapa yang berani menyakiti adik iparnya sampai harus kehilangan anak yang dikandungnya. "Arion, apa kamu sudah tahu siapa yang menyerang Tari.?"
Arion memperlihatkan Laptopnya dan memberitahu siapa dalang penyerangan mentari. "Dasar wanita bermuka dua." Gerhana menyeringai setelah mengetahui siapa yang menyerang adiknya.
"King, wanita itu sudah membangunkan Dewi Kematian yang sudah lama tertidur." Kata Arion yang diangguki Gerhana. Dia sangat tahu bagaimana kemarahan mentari jika kehidupannya diusik.
"King, Bagaimana dengan tahanan kita?" Tanya Rey yang baru saja bermain dengan para tahanan Gerhana.
"Tunggu Tari sehat dan kita akan membawa mereka ke markas Tari." Kata Gerhana yang diangguki Rey dan Arion. "Pantau wanita itu terus."
"Baik King, Gue akan perintahkan beberapa anak buah untuk memantaunya." Gerhana menganggukkan kepalanya tandanya dia setuju. Kemudian menatap Arion. "Jangan sampai ketahuan, Gue yakin wanita itu sangat licik. Buktinya dia bisa mengalahkan Tari."
"Baik King."
ᥴ⍴𝗍ᥒ kk