NovelToon NovelToon
Dikira Santri Ternyata Putra Sang Kyai

Dikira Santri Ternyata Putra Sang Kyai

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda
Popularitas:177.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Merpati_Manis

Medina panik ketika tiba-tiba dia dipanggil oleh pengurus pondok agar segera ke ndalem sang kyai karena keluarganya datang ke pesantren. Dia yang pernah mengatakan pada sang mama jika di pesantren sudah menemukan calon suami seperti kriteria yang ditentukan oleh papanya, kalang kabut sendiri karena kebohongan yang telanjur Medina buat.

Akankah Medina berkata jujur dan mengatakan yang sebenarnya pada orang tua, jika dia belum menemukan orang yang tepat?
Ataukah, Medina akan melakukan berbagai cara untuk melanjutkan kebohongan dengan memanfaatkan seorang pemuda yang diam-diam telah mencuri perhatiannya?

🌹🌹🌹

Ikuti terus kisah Medina, yah ...
Terima kasih buat kalian yang masih setia menantikan karyaku.
Jangan lupa subscribe dan tinggalkan jejak dengan memberi like dan komen terbaik 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Empat

Hari berlalu. Hamam mulai disibukkan dengan persiapan pernikahannya dengan Medina. Dibantu oleh kakak-kakaknya, pemuda itu membeli seserahan untuk gadis yang sebenernya sudah sejak pertama kali melihat, telah mampu membuat hati Hamam terpikat.

Apalagi sang umi acap kali menceritakan santri baru itu, juga tentang keluarga besarnya yang sudah tidak asing di telinga Hamam karena waktu kecil dia sering main ke sana diajak oleh paman dan sang bibi. Hanya saja setelah dia tumbuh remaja dan mulai masuk ke pesantren, Hamam sudah tidak pernah lagi main ke tempat keluarga besar sang paman. Wajar jika kemudian Medina yang memang usianya di bawah Hamam dan gadis itu juga jarang mau diajak silaturrahim oleh orang tuanya, tak mengenali putra bungsu Kyai Umar.

Sejak hari pertama Medina masuk pesantren, Hamam mulai curi-curi pandang meski itu tak kentara dia lakukan. Pemuda itu senantiasa berada di masjid, dimana jalan setapak di samping masjid merupakan satu-satunya akses keluar-masuk bagi santri putri jika hendak ke madrasah atau ke koperasi untuk berbelanja. Karena itulah Medina sering melihat keberadaan Hamam di sana.

Rupanya, gayung ketertarikan Hamam bersambut. Pemuda itu dapat mengetahui jika Medina pun diam-diam memperhatikan dirinya. Oleh sebab itu, ketika Medina menyeret Hamam untuk dikenalkan pada kedua orang tua sebagai kekasih, dalam hati pemuda itu bersorak girang. Apalagi ketika kedua orang tua mereka ternyata setuju, pemuda tampan itu pun semakin senang.

Hanya saja, untuk mengetes seberapa besar perasaan Medina terhadap dirinya, apakah semata hanya ketertarikan karena Hamam memiliki rupa yang paling menonjol di pesantren sang abah, atau gadis itu benar-benar suka padanya, dia sengaja bersikap dingin. Tarik ulur seperti benang layangan pun dia lakukan, meski Hamam sadar apa yang dilakukannya itu pasti akan membuat Medina menjadi kesal. Setelah yakin jika Medina benar-benar menyukainya, barulah Hamam memberanikan diri berkirim surat, juga chat romantis melalui aplikasi perpesanan.

"Gus, masih ada yang kurang, ndak?" tanya Ning Zia--kakak kandung Hamam--berhasil mengurai lamunan pemuda itu.

"Eh, iya. Tadi, Kakak bicara apa?"

"Lah, ngalamun, tho, jebule sampean. Wong diajak milih-milih perhiasan, kok, malah melamun," protes wanita cantik yang belum lama ini melahirkan putra kedua.

Ya, jarak kelahiran Hamam dengan kakak kandungnya itu cukup jauh. Terpaut sekitar lima tahun. Berbeda dengan Ning Zia dan ketiga kakaknya yang masing-masing terpaut kurang dari dua tahun. Itu sebabnya, di saat keempat putra-putri Kyai Umar sudah berumah tangga, Gus Hamam masih sibuk menuntut ilmu.

"Terserah Kak Zia saja, lah. Hamam manut, Kak."

"Yo ojo manut-manut, tho, Gus. Sampean yang seharusnya memilihkan karena nantinya sampean juga yang akan nyawang kalau perhiasan itu dipakai Dik Dina."

"Oh, gitu, ya, Kak. Ya, udah, sini biar Hamam lihat apa semua yang sudah Kakak pilih."

"Benar itu, Gus. Pilih yang menurut sampean tercantik dan terbaik. Kakak yakin, Dik Dina pasti akan senang," Ning Risma yang ikut pulang ke rumah orang tuanya untuk ikut mempersiapkan pernikahan sang adik bungsu, ikut menimpali.

Pemuda itu lalu mulai sibuk memilihkan perhiasan yang akan dijadikan sebagai mas kawin untuk Medina.

Sementara di kediaman Papa Mirza, Medina terlihat kesal karena chat-nya dari semalam belum dibalas oleh Hamam. Jangankan dibalas, dibaca saja, tidak! Itulah yang membuat gadis cantik itu uring-uringan sejak pagi.

Dari semalam, bolak-balik Medina melihat ponselnya, tetapi pesan yang dia kirimkan pada Hamam belum juga berganti warna biru. Medina sampai lupa tidak mengisi daya ponsel, hingga benda pipih miliknya itu kehabisan daya.

"Kang Hamam ke mana aja, sih? Benar-benar nyebelin, deh! Enggak tahu apa, kalau aku kangen sama dia!" Medina ngomel-ngomel sendiri sembari mengisi daya baterai ponselnya.

"Ada apa, sih, Dik?" tanya Akmal, sang kakak pertama yang kebetulan hari ini tidak berangkat ke kantor karena dia bersama Mama Lila akan mengantarkan istrinya ke dokter kandungan.

"Dina lagi bete, Bang!"

"Iya, abang tahu kamu lagi bete, Dik. Terlihat, kok, dari wajah kamu yang ditekuk kayak gitu. Yang abang pengin tahu, kamu bete kenapa?"

"Palingan lagi kangen dia, Bang, sama Kak Hamam," sahut Aksa yang baru pulang kuliah.

"Enggak, kok!" Gadis itu pun berkilah karena tak mau jika sampai abangnya yang super jahil itu mengetahui apa yang dia rasakan. Kalau sampai Aksa mengetahui jika Medina merindukan Hamam, maka dia harus siap dibully sang abang juga saudara lainnya.

"Halah, ngaku aja, Dik!" kejar Aksa sembari memainkan kedua alisnya.

"Enggak, Bang! Ngapain juga Dina kangen dia. Bisa besar kepala nanti Kang Hamam kalau dirindukan gadis secantik Medina."

"Beneran?"

"Ya, iyalah! Ngapain bohong!"

"Tuh, Kak. Kak Hamam bisa denger sendiri 'kan, kalau Dik Dina enggak rindu. Udah, Kak Hamam tutup aja teleponnya. Palingan, dia juga enggak mau bicara sama Kakak," kata Aksa kemudian pada seseorang di ujung telepon.

Medina yang teringat jika ponselnya mati daya dan baru dia charge, langsung mendelik menatap sang abang yang baru saja mematikan sambungan telepon.

"Bang, kenapa enggak bilang, sih, kalau Kang Hamam telepon?"

"Kenapa? Katanya enggak kangen."

bersambung ...

🌹🌹🌹

Kalau kangen, jangan gengsi, dong, Din.

Sambil nungguin up lagi, yuk, mampir dulu di novel keren berikut ;

Judul: Doctor Ghost

Author: Biggest

1
Anonymous
rasanya baru novel ini y g cewe nya ga terjebak ala2...
Mulaini
Semoga ada boncapnya ya author hehehe...
Mulaini
Cieee Hamam peka juga kalau masalah panggilan sayang.
leo leo
kak crta pesona mantan istri yang tersakiti aq cek kx gk keluar2 padhl aq udh ngtik merpati_manis itu aja,gimn crnya kak.
Aprisya
belum lahiran kak, kok udah tamat aja,, btw makasih kak,, ditunggu karya2 baru lagi,, sukses selalu💖💖💖💖
Aprisya
tenang aja kang,, medina udah gak bakalan goyah hatinya,,
Yani Cuhayanih
Medina kena omongan nya sendiri..ngeledek santri eeh malah maksa ngenalin santri sebagai calon suami....istigfar toh
Greenindya
cepat banget udah end aja
secret
wahh udh end aja nih thor, ga sampe hamam junior lahir kahh? 😁
tp seneng bgt happy end dan banyak pelajaran yg bisa dipetik dri cerita ini, mksih bnyk ya thor buat ceritanya
semangat dan sukses selalu💗
Fitriana
🤣🤣🤣kena jebakannya sendiri... mampir thor...
Murni Zain
Lha udah mom 🥺🥲

maaf td bacanya terputus 🙏🏼 ada suatu hal . terimakasih ya mom sdh berbagi cerita,indah dn bagus 👍🏼 ada pembelajaran dr baca cerita ya' ❤️❤️❤️🤗🥰🙏🏼
Maryati Yati
makasih Mbak hind banyak pembelajaran yang bisa diterapkan untuk kehidupan sehari hari tetap semangat dan jaga kesehatan
Maryati Yati
gak usah cemburu kang
Febrianti Ningrum
lah kok udah END aja mbak??? belom jg hamam junior apa dina junior lahir weh..
Sonya Kapahang
Makasih banyak, Mba Hind.. Satu lg cerita keren dariMu.. Ringan tp banyak kebaikan yg bs diambil.. Yang pasti, bisa ngobatin rasa kangen sm pasangan AidaUmar.. Mudah²an ada karya lain yg keluar ya.. 🥰🥰🥰
Deswita
terimakasih karyanya Thor 🤗🥰
Deswita
terimakasih up nya Thor 🙏
Sonya Kapahang
Gantian.. Giliran Hamam yg cemburu..
🙈🙈🙈🙈🙈
Nurgusnawati Nunung
Yaaa udahan ya thor... makasih ya thor. sehat selalu, semangat untuk cerita yang lain
Zayyin Arini Riza
Lah... Belum lihat Dina lahiran kok udah tamat...
Tapi keren kok... ngikutin semua cerita dari kisah neneknya Dina sampai cerita Dina.. selalu bikin kangen...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!