NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Kebebasan

Bukan Sekedar Kebebasan

Status: tamat
Genre:Tamat / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

1 JUN 24 TMT

Menjadi bagian dalam penyelamatan bumi dari Meteor yang akan menghanguskan semua kehidupan yang ada, XF 001 adalah manusia biasa yang tercipta untuk menjadi robot.

XF 001 harus menekan keinginannya dan mendengarkan semua perintah yang ada, mengorbankan dirinya dalam sebuah misi mulia. XF 001 tewas dalam kejadian tabrakan meteor dengan roket itu.

Namun dia tiba-tiba terbangun dalam sebuah tubuh Putri seorang Duke. Sialnya, dia harus menghadapi kenyataan ternyata dia masuk ke dalam sebuah novel yang dia baca secara sembunyi-sembunyi.

Tokoh utama novel itu adalah seorang wanita yang melakukan time travel, seorang mahasiswi yang ingin menjadikan dunia tersebut sebagai dunianya sendiri. Tokoh yang akan bermain dengan banyak pria tanpa adanya status yang jelas.

"Baiklah, aku tidak tertarik dalam kisah percintaannya. Kondisiku lebih genting saat ini, kenapa aku harus menjadi budak untuk jadi penghibur?"

Bagaimana kisah XF 001 dalam mencari kebebasan yang selama ini dia ida

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Para pria bertubuh besar mulai berlari mengambil senjata yang akan mereka gunakan, namun tidak dengan Aurora. Aurora justru berdiri dan enggan ikut bertarung.

Para pemain gladiator seolah tak melihatnya sama sekali, mereka mulai membunuh satu sama lain. Aurora berjalan santai menuju ke arah pisau kecil itu. Para penonton juga tak berfokus padanya.

Aurora juga mendapati kawat kecil di sana, dia mengambil kawat itu dan menyembunyikannya ke dalam pakian. Dia tak bisa membuka borgol di tangannya sekarang, karena itu akan membuat para pengawas mewaspadainya.

Aurora mengambil pisau kecil yang berada di antara tumpukan senjata, dia memotong sedikit kawat lainnya, Aurora mengasahnya dengan santai hingga membentuk seperti jarum.

Para pemain Gladiator nampak telah tumbang satu demi satu, kini tersisa dua orang pria bertubuh besar yang tengah bertarung sengit dan Aurora. Para penonton kini dapat melihat Aurora yang hanya diam mematung memperhatikan dua orang pria besar yang tengah bertarung dasyat.

"Lihatlah budak berambut perak panjang itu, dia hanya diam memperhatikan!" Ucap salah seorang penonton yang menyadari keberadaan Aurora.

"Tubuhnya kecil, bahkan tangannya masih di borgol. Aku yakin dia sudah pasrah untuk mati!" Ucap yang lainnya menimpali.

"Dia memegang pisau, apa kau yakin dia hanya akan menonton?" Pria itu ragu, melihat mata Aurora yang nampak dingin membuatnya merasa ragu.

"Aku ingin melakukan taruhan untuk anak itu!" Ucapnya kemudian, dia mengambil dua keping emas dari kantong celananya dan lansung berlari menuju tempat taruhan.

Banyak yang menertawakan kegilaan dari pria tersebut, namun dia yakin bila Aurora tidak sesederhana itu. Dia kembali pada tempat duduknya semula.

Hingga salah satu pria yang bertarung itu akhirnya mati. Aurora menghela nafas dan pria yang telah usai bertarung itu juga nampak menyeringai pada Aurora.

Dia nampak berlari pada Aurora dengan pedang berukuran besar yang dia bawa, Aurora terkekeh dan ikut berlari menuju pria besar itu. Para penonton nampaknya sudah dapat menebak bila pria besar itu akan langsung membunuh Aurora dengan satu kali tebasan.

Aurora berlari dengan kecepatan tinggi hingga akhirnya pria besar itu nampak siap menebas tubuh Aurora, Aurora tersenyum dan menunduk hingga kakinya bergesekan dengan tanah di arena tersebut.

Aurora yang memiliki peluang langsung menggoreskan pisau di tangannya pada urat kaki di belakang mata kaki pria itu. Darah nampak keluar dengan derasnya.

"Argh!" Pekik pria besar nampak marah, rasa sakit di kakinya juga begitu menyiksa, melihat hal tersebut memudahkan Aurora untuk kembali bertindak.

Pria itu kembali akan menyerang Aurora, Aurora langsung menendang tengkuk kaki pria itu hingga dia kehilangan keseimbangan, Aurora dengan lincah berputar mengitari pria itu dan memotong urat nadinya.

"Argh!" Kembali suara terikan pria itu membuat para penonton tertegun, mereka tak menyangka bila budak yang memiliki tubuh ramping itu akan memiliki kecepatan yang luar biasa.

Aurora tersenyum dan menginjak pundak pria itu mengeluarkan tenaganya dan langsung menggoreskan pisau di tangannya pada leher pria itu.

Seketika arena menjadi sepi saat pria bertubuh besar itu tumbang begitu saja, Aurora menatap para penonton yang hening. Aurora berjalan menuju ke luar arena hingga suasana tak terduga itu membuat para bangsawan tak dapat berkata-kata.

"Lepaskan borgol di tangan ku!" Ucap Aurora pada salah seorang petugas. Petugas itu menggelengkan kepalanya, dia masih belum dapat menerima kenyataan bila yang dia lihat saat itu adalah kenyataan.

Aurora nampak kesal dan akhirnya duduk di tempat para Gladiator yang telah menang. Wajah mereka di liputi dengan rasa ketidak percayaan. Mereka tak menyangka bila tubuh kecil itu akan membunuh seorang pria bertubuh besar dengan keadaan lengan di borgol.

"Kalian para pemenang, sekarang para bangsawan akan memilih kalian." Ucap salah seorang pria yang merupakan petugas di sana.

"Kecuali kau! Kau akan kembali bertarung." Ucap petugas itu menunjuk Aurora, Aurora tak perduli dan hanya diam.

.

.

.

Sedangkan di tempat lain, seorang pria nampak memperhatikan kurungan seorang budak yang telah dia pesan. Mata coklatnya yang tajam seolah dapat membelah lautan.

"Kemana orang yang berada di dalamnya?" Tanya seorang pria berpakaian hitam, beberapa orang yang menjadi pengawas nampak saling berpandangan.

"Kami tadi melihat dia ada di dalam, dia seorang wanita berambut perak dengan mata biru. Seperti yang anda inginkan tadi," Ungkapnya, namun ternyata wanita itu tidak ada di sana.

Sedangkan seorang pria yang mengenakan pakian Aurora turun menuju sawah penduduk dan berjalan menuju ke arah pemukiman, dia berlari terengah-engah sampai akhirnya dapat meloloskan diri.

Untung saja para petugas itu tak memperhatikannya saat dia mengambil kunci dan melarikan diri dari sana, sudah sangat sering dia di jadikan budak dan dia juga sangat sering dapat melarikan diri.

"Wanita itu sudah menyelamatkan ku sekarang, hampir saja aku di masukan pada arena Gladiator. Bila sampai itu terjadi, aku tidak tahu harus dengan cara apa aku bertahan." Gumamnya, dia berlari menuju hutan dan membuang pakaian Aurora di sungai.

Sedangkan di sisi lain, pria berambut hitam itu kini menatap tajam pada para bandar penjual manusia itu. Dia mengambil pedangnya dengan kecepatan tinggi, dan langsung menebas salah satu kepala dari orang-orang itu.

"Bunuh mereka semua, terutama orang-orang yang sudah menyentuh gadis ku!" Umpat pria itu, dia langsung berdiri dan berbalik. Para bawahannya langsung melakukan apa yang di perintahkan oleh tuan mereka.

Sedangkan wajah suram saat ini tertera nyata dalam wajahnya, susana terasa dingin dan mencekam. Tak ada seorangpun yang bisa angkat bicara, dan tak ada seorangpun yang bisa mengutarakan unek-unek mereka.

Sedangkan di sisi lain, Aurora melihat bagaimana para Gladiator itu di jual. Kesal juga rasanya hati Aurora. Bila dia tahu pada akhirnya dia akan di jual juga, dia tak akan mau bertarung di area tersebut.

Aurora memperhatikan seorang pria yang nampak memegang banyak koin emas, Aurora terkekeh dan mulai merencanakan sebuah siasat licik.

Di arena Gladiator, para pria besar itu nampak sudah terjual secara keseluruhan. Sedangkan sorak riuh penonton kembali bergemuruh tak kala seekor singa di keluarkan dari kandang.

"Hadirin sekalian, saat ini kita akan menyaksikan secara langsung bagaimana seorang Gladiator akan berhadapan dengan seorang raja hutan. Apa kalian bersedia menyaksikannya?" Suara pemandu acara terdengar menggelegar.

"Hei kau! Cepat masuk ke dalam!" Ucap seorang pria bertubuh tinggi besar, Aurora terkesiap.

"Apa maksud mu?" Aurora menatap dingin orang tersebut.

Plak!

Sebuah tamparan menghantam pipi Aurora yang di penuhi debu, pria itu nampak terengah-engah dengan amarah yang luar biasa.

"Kau berani menatap ku?" Ucap pria itu kesal, Aurora mengangkat bahunya. Sedangkan pria itu langsung menyeret Aurora masuk ke dalam arena Gladiator.

1
Andry Lenny
Thor ending koq malah aneh, pangeran mahkota nya bs palsu? extra part dong Thor ttg pangeran mahkota aslinya Napa bs menghilang...
Ani
akhirnya happy ending.
ternyata selama ini pangeran mahkotany palsu.
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Smile//Smile//Smile/
total 1 replies
Ani
Seperti apakah visual Henry kenapa Aurora sampai tertawa
𝔑𝔲𝔞𝔥: untuk visual nanti nyari dulu kak wkwkwkwk..
total 1 replies
Ani
taktiknya luar biasa
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Ani
kotoran yang ditendang tentu iya sepatumu bau 😃😃😃😃😃😃
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Proud//Proud//Proud//Proud//Proud/
total 1 replies
Ani
😲😲😲😲😲 baru sekali tamparan 2 gigi yang copot seandainya berkali kali langsung ompong dong 😆😆😆😆😆
Ani: ngeri ya Kak si Aurora. beringas banget
𝔑𝔲𝔞𝔥: hohoho/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Ani
ternyata ada yang ingin bermain main toh ..
𝔑𝔲𝔞𝔥: /Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
Ani
dapat GA gelang dung. aku juga mau 😁😁😁😁😁😁
Ani
dasar,ternyata cerdas juga Aurora .bisa digunakan untuk taktik perang nih..
Ani
ini sih namanya akting luar biasa. drama ala ala korea atau thailand 😁😁😁😁😁
𝔑𝔲𝔞𝔥: hahahah, drama india kak🤣
total 1 replies
L K
jd curiga nih mw bikin senjata unik
𝔑𝔲𝔞𝔥: senjata rahasia kak😘
total 1 replies
L K
aku yakin 100% duke harvis yah si henry ini 🤣
𝔑𝔲𝔞𝔥: emang iya
total 1 replies
Ani
ternyata begitu toh ceritanya.. Raja nya pilih kasih dong..
Sri Wahyuningsih
lanjut,tambh seruh sj
𝔑𝔲𝔞𝔥: makasih akak, aaaiaaap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!