NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Istri BOS

Mendadak Jadi Istri BOS

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Dendam Kesumat / Paksaan Terbalik
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Setelah dikhianati sang kekasih, Embun pergi ke kota untuk membalas dendam. Dia berusaha merusak pernikahan mantan kekasihnya, dengan menjadi orang ketiga. Tapi rencanya gagal total saat Nathan, sang bos ditempatnya kerja tiba tiba menikahinya.
"Kenapa anda tiba-tiba memaksa menikahi saya?" Embun masih bingung saat dirinya dipaksa masuk ke dalam KUA.

"Agar kau tak lagi menjadi duri dalam pernikahan adikku," jawab Nathan datar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DIAM LEBIH BAIK

Wajah Cindy pucat pasi, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Embun menahan tawa melihat buliran keringat sebesar biji jagung dikening Cindy.

"Cin, are you Ok?" Embun tersenyum, mengeluarkan tisu dari dalam tasnya lalu menyodorkan pada Cindy.

Dengan tangan gemetaran, Cindy menerima tisu tersebut lalu menyeka bibirnya.

"Bibir kamu bersih kok, tapi kening kamu yang basah," ujar Embun masih dengan senyum yang senantiasa terukir.

"Oh." Cindy seketika menyeka keringat dikeningnya dengan tisu tersebut.

Dimas yang duduk disebelah Cindy jadi kasihan. Tapi dia diam saja. Cindy memang butuh sedikit pelajaran agar kedepannya lebih bijak dalam bersikap dan berkata-kata.

Cindy menatap pesanannya yang baru datang. Spagheti di Oceano cafe termasuk makanan favoritnya, tapi itu disaat lain, karena saat ini, dia kehilangan selera makannya.

Melihat Cindy yang hanya diam, Dimas kasihan juga. Sepertinya dia perlu turun tangan.

"Minta maaf sama Bu Embun," ujar Dimas sambil menoleh pada Cindy.

Nathan mengerutkan kening. Jadi benar dugaanya, ada sesuatu yang terjadi saat di ke toilet tadi.

"Mbun. Eh, maksud saya Bu Embun," ujar Cindy dengan suara bergetar. "Maafkan saya."

"Untuk?" Embun sengaja bertanya demikian. Hanya ingin tahu, Cindy paham atau tidak dimana letak kesalahannya.

"Untuk semua kata-kata saya tadi. Untuk semua makian saya. Saya benar-benar tak tahu jika anda istri Pak Nathan." Cindy terus menunduk, tak berani menatap Embun. Beda sekali dengan beberapa menit yang lalu, dimana dia menatap nyalang pada Embun.

"Kalau saja aku bukan istri bos, apa kamu akan minta maaf?"

Cindy terdiam.

"Apa yang tampak diluar, belum tentu seperti itu kenyataannya," lanjut Embun. "Jangan pernah menghakimi orang lain karena kamu tak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dia rasakan. Kadang, diam itu lebih baik, daripada berkoar yang ujung-ujungnya malu sendiri."

Cindy seperti tertampar dengan ucapan Embun barusan.

"Kak, aku udah selesai. Ayo kita pulang," ajak Embun pada Nathan. Situasi saat ini terasa tak menyenangkan, jadi untuk apa tetap ada disini. Lebih baik pulang karena masih banyak pekerjaan rumah yang menantinya.

"Baiklah kalau begitu," Nathan segera membayar tagihan lalu pulang lebih dulu bersama Embun.

Tangis Cindy seketika pecah saat Embun dan Nathan sudah pergi. Dari tadi dia menahan itu, dan akhirnya, sekarang sesak didadanya bisa sedikit berkurang.

"Kenapa kamu gak ngasih tahu aku sih Yang," dia meremat telapak tangan Dimas. "Aku malu, malu banget."

"Aku sudah mencoba menghentikanmu, tapi kamu bebal. Makanya, lain kali lebih dijaga omongannya. Benar kata Embun, kadang diam itu lebih baik." Mau marah, tapi kasihan, itu yang Dimas rasakan saat ini.

"Gimana kalau aku dipecat," ujar Cindy sambil sesenggukan.

"Aku rasa Embun masih punya hati nurani. Dia tak mungkin menyuruh Pak Nathan memecatmu."

"Tapi kalau dipecat?" Cindy menatap Dimas nanar.

"Ya udah berhenti."

"Terus aku kerja apa?"

"Nyapu sama ngepel apartemenku," sahut Dimas sebal. "Udah buruan makan, sayang kalau gak dimakan, mumpung gratis. Yang belum terjadi gak usah dipikiran dulu, ntar malah capek sendiri." Dimas mengangkat sendok dan garpu lalu memakan makananya. Mengabaikan Cindy yang masih saja menangis.

Sementara Embun, sesampainya dirumah dia langsung ganti baju, mengambil pakaian kotor miliknya dan Nathan lalu memasukkan kedalam mesin cuci. Sambil menunggu cucian, dia membersihkan dapur yang tadi pagi belum sempat dia lakukan.

Embun berdendang sambil mengelap kompor. Setelah itu, dia menuju tumpukan piring kotor diatas wastafel. Tanpa dia tahu, Nathan ada dibelakangnya dan sedang memperhatikannya. Pria itu senyum-senyum sendiri. Istri bos lain, belum tentu mau cuci piring, tapi Embun, wanita itu malah terlihat bahagia, tak menganggap beban meski melakukan pekerjaan rumah yang seabrek.

"Ada yang bisa aku bantu?" Embun langsung terkesiap mendengar suara Nathan. Dia sama sekali tidak tahu kapan Nathan datang. Lagi-lagi, dia kegap lagi nyanyi dengan suara super cemprengnya.

"Biar aku saja yang cuci piringnya." Nathan maju, membuat Embun reflek menggeser tubuhnya, memberi ruang pada Nathan.

Apa dia kerasukan jin, aneh banget.

Nathan menatap piring dan gelas kotor diatas wastafel. Menyesal, itu yang dia rasakan saat ini. Bodoh, kenapa sok jadi pahlawan jika belum siap. Nathan menatap geli piring dan peralatan makan kotor yang ada dihadapannya. Sedikit sisa makanan, minyak, dan.....sumpah, Nathan jijik mau menyentuhnya.

"Gak akan selesai kalau cuma dilihatin doang," ujar Embun.

"Emmm...." Nathan menoleh, menatap Embun malu-malu. "Boleh aku tarik lagi kata-kataku?"

Embun seketika mengernyit. "Maksudnya?"

"Aku....aku geli mau menyentuh..." Nathan menujuk kearah tumpukan piring kotor. "Bagaimana kalau aku bantu lainnya saja?"

Mulut Embun menganga lebar. Apakah barusan dia diprank?

"Menyapu mungkin?" Nathan kembali mengeluarkan ide.

"Aku sudah menyapu dapur. Gimana kalau Kakak mengepel saja?" Nathan tampak berfikir. "Hanya dapur saja. Rumah sudah bersih karena kemarin sudah aku pel," lanjut Embun.

"Ok, baiklah."

Senyum Embun merekah. Setidaknya kalau ada yang bantu, pekerjaanya akan cepat selesai, dan dia bisa segera istirahat.

Embun mengambil alat pel lalu menyerahkannya pada Nathan. Dia mengajari Nathan cara menggunakan alat tersebut. Selanjutnya, dia menyerahkan pada Nathan.

Ini lebih baik daripada cuci piring, batin Nathan. Dengan semangat 45, pria itu langsung mengepel. Sementara Embun lanjut cuci piring.

Selesai cuci piring, Embun langsung tepok jidat melihat lantai yang baru dipel Nathan. Bukannya bersih, bekas telapak sandal malah ada dimana mana. Bisa-bisanya Nathan mengepel sambil jalan kedepan. Membuat jejak kakinya justru menempel pada lantai yang basah. Dan parahnya, pria itu tak menyadari karena terus asyik jalan maju.

"Kak Nathan!" pekik Embun. "Lihatlah," dia menunjuk kelantai.

"Sudah aku pel, tapi kenapa malah kotor?" Nathan tampak sedang berfikir.

Embun menarik nafas dalam lalu membuangnya perlahan. Sabar Mbun, sabar.

"Yang namanya ngepel itu, jalan mundur," tanduk dikepala Embun seperti mau keluar. Bukannya membantu, Nathan malah membuat lantai makin kotor.

Nathan tersenyum absurd lalu menyerahkan alat pel pada Embun. "Kamu saja yang ngepel. Aku bantu lainnya saja."

Melihat mesin cuci yang sudah berhenti, Embun lalu menunjuk kearah sana. "Lebih baik, Kakak keluarin cucian dari mesin saja. Tarus taruh ke keranjang itu," dia menunjuk keranjang yang ada didekat mesin cuci. Pekerjaan semudah ini, tak mungkin Nathan tidak bisa.

Nathan mengangguk lalu menuju mesin cuci, sementara Embun mengepel lantai dapur. Beberapa menit kemudian, Embun baru ingat jika dia mencuci pakaiann dalam sekalian tadi.

Embun melemparkan gagang pel lalu berlari menghampiri Nathan.

"Kak Nathan!" pekiknya saat melihat Nathan memegang penutup dadanya.

"Kamu suka yang berenda?"

Wajah Embun langsung merah padam karena pertanyaan Nathan barusan. Semerah penutup dada berenda yang saat ini dipegang Nathan.

1
Rafly Rafly
liar buah beligo ya mbun/Slight//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Rafly Rafly
bagus ceritanya..
Fitri Fitro
trimakasih novel nya kakak.. karna uda tamat.. qq baca nya bisa maraton donk.. puas puas tanpa penasaran...
asya yussi
Luar biasa
Reni Setia
makasih untuk novelnya ya author
yutantia 10: sama sama kakak 🥰
total 1 replies
dwi alfiah
banget benernya
mak mak doyan novel
karya yg keren thor
yutantia 10: Makasih kakak. Jangan lupa baca novel saya yang lainnya
total 1 replies
aliyah alaydrus
alur ceritanya sangat menarik. Ringan tapi bikin penasaran untuk terus baca sampe tamat
Sri Wahyuni
dul sekali dg cerita nya...bonchap dong kak♥️
...
Luar biasa
Shee
kirain kembar 3 kak
/Grin/
Shee
selamat embun n nathan
🥳🥳🥳🥳
Shee
/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
Shee
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Shee
ya Allah sakit perut, dimas ampe mau pingsan
🤣🤣🤣🤣🤣
Shee
senjata makan tuan
Nathan 🤣🤣🤣
Shee
Luar biasa
Widia nurasih
lanjut kk
Susanti Susanti
Luar biasa
princess manjaa
kelakuan anisa kocak bgt sotoy lagi mna deketin embun lgi biar dpt cowo tapi suka sii 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!