NovelToon NovelToon
Must Get Married

Must Get Married

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ani.hendra

Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Yohanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Yohanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Yohanna diusir. Lima tahun kemudian, Bibi Yohanna berulah lagi. Demi membayar utangnya Hanna di paksa harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
Bagaimana kisah selanjutnya. Apakah Johanna harus menikahi lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FOTO WALLPAPER DI PONSEL

💌 MUST GET MARRIED 💌

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Sore hari di kediaman George.

TOK... TOK... TOK..!

Samantha mengetuk pintu tiga kali, lalu masuk ke dalam kamar kakaknya.

"Kak....!" panggil Samantha celingukan.

Tidak ada siapa-siapa, kamar nampak sepi dan keadaan tempat tidur masih rapi.

"Apa dia belum pulang olahraga ya?" gumam Samantha. Ia menghembuskan napas sampai membuat pipinya mengembung. Samantha melangkah ingin keluar dari kamar Levi.

Namun sebelum ia keluar, terdengar bunyi ponsel bergetar. Samantha berbalik dan mengambil ponsel Levi yang tertinggal di atas nakas. Ia melihat nomor tidak ada nama atau tidak terdaftar di ponsel Levi.

"Halo..." Jawab Samantha. Namun tidak ada suara. Samantha mengernyitkan keningnya sambil menatap ponsel. Panggilan belum terputus. Samantha menempelkan kembali ponsel itu ke telinganya.

"Halo, ini siapa?" Samantha masih bersabar, hasilnya masih tetap sama, senyap tidak ada jawaban dari seberang.

Samantha menatap ponsel dan memaki si penelepon. "Dasar Kurang kerjaan!" Samantha nampak geram dan langsung memutuskan panggilan.

Samantha membuang napasnya dan menatap ponsel itu kembali, maksud hati ingin memaki. Namun yang terjadi Samantha terkejut dan matanya terbelalak hampir tidak percaya. Matanya berkedip cepat untuk memastikan penglihatannya. Menatap ponsel berulang kali, jelas dan tidak salah lagi.

Glek! Ia menelan salivanya, gambar seorang wanita sedang bernyanyi dengan menggunakan seragam sekolah terlihat di layar depan.

"Bukankah ini ponsel kak Levi? Lalu gambar ini?" Samantha masih tercengang.

Ponsel Levi memang ada dua dan ponsel ini selalu ia tinggal di rumah. Rasa ingin tahu menguasai dirinya.

"Sejak kapan dia menggunakan kata sandi?" Samantha mendengus kasar. Ia membuka ponsel itu dengan kata sandi dengan nama berbeda, dari tanggal lahir, nama panggilan dan juga nama bintang. Hasilnya sama tetap gagal kata sandi yang anda gunakan salah. Anda bisa mencoba 30 menit lagi.

"Astaga, kenapa juga dia menggunakan kata sandi?" Kata Samantha kesal, Ia kembali menatap ponsel Levi.

"Bukankah ini sekolah St Louis? Atau jangan-jangan dia cewek yang....?" Samantha terbelalak dan sepersekian detik ia tersenyum, semoga apa yang ada di dalam pikirannya benar.

"Dia memang cantik. Apa Levi menyukainya?" gumam Samantha tersenyum tipis.

"Apa yang kau lakukan Samantha?" Levi melangkah panjang dan merampas ponselnya dari tangan Samantha.

"Kak, kau membuatku kaget!" pekik Samantha, ia kesal karena kedatangan Levi yang tidak di undang. Eh salah, bukan tidak di undang, tapi datang tiba-tiba membuat Samantha terkejut. Ia mengelus dadanya berulang kali.

"Apa yang kau lakukan di kamarku?" Bentak Levi.

"Aku datang ke sini untuk mencarimu. Gak mungkin mencari ibu atau ayah." sungut Samantha tidak terima di bentak.

Levi menautkan kedua alisnya menatap Samantha dengan tajam, ia yakin Samantha sudah melihat foto itu.

"Ayah mau bicara!" Seru Samantha menatap Levi yang wajahnya sudah berubah.

"Aku sudah bicara dengan ayah, sekarang kau keluar!"

Samantha tambah kesal, ia mulai mencurigai sikap Levi yang terlihat gugup dan pucat.

"Kak, kenapa foto cewek ada di ponselmu?"

"Kau memeriksa ponselku?" sesal Levi sedikit terkejut.

"Tadi ada panggilan masuk dan nomor itu tidak di kenal, tidak ada jawaban apa mungkin dia cewek yang ada di ponselmu?"

Levi terdiam sesaat seakan berpikir. "Hanna menghubungiku? Tidak mungkin! Yang aku tahu Hanna tidak punya handphone."

"Jadi kenapa foto cewek ada di layar ponselmu? Apa dia pacarmu?" ucap Samantha penasaran.

Levi nampak gugup, Ia berusaha mencari alasan yang tepat untuk menjelaskan kepada Samantha. Jika ia mengatakan menyukainya, bisa heboh seisi rumah ini.

"Apa mungkin dia tidak meny.....?" Samantha sengaja menggantungkan kalimatnya dan ia tersenyum miring menatap Levi.

Levi langsung menyela, "Dia hanya teman. Aku ingin memberikan ponsel ini, dan aku sengaja mengambil fotonya untuk membuat gambarnya menjadi wallpaper-nya. Aku harap dia suka." ucap Levi gugup, ia sedikit lega alasan itu sangat tepat untuk menutupi perasaannya.

"Kau memberikan ponselmu kepada cewek itu?" Jawaban Levi membuat Samantha terbelalak tak percaya.

"Tidak ada yang salah kan?"

"Roh kudus apa yang turun kepadamu kak? Yang aku tahu kau tidak pernah mengurusi hal seperti ini. Apalagi memberikan barang berharga milikmu." Kata Samantha masih tak percaya. IPhone 16 Pro Max yang harganya lumayan tidak mungkin diberikannya ke sembarang orang.

"Niatku baik dan tidak ada yang salah dengan itu."

"Benarkah seperti itu?" Samantha menaikkan alisnya dan sejuta pertanyaan masih berputar di otaknya.

"Ya," sahut Levi cepat.

"Bukan karena kau menyukai dia?"

"Kau terlalu banyak bicara, sekarang aku mau istirahat." usir Levi mendorong tubuh Samantha hingga depan pintu.

"Aku belum selesai bicara."

"Sekali lagi jangan masuk ke kamarku tanpa seizinku. Mengerti!" tegas Levi.

"Ya...ya....aku minta maaf!" Sungut Samantha mengerucutkan bibirnya.

Plakkkk!

Pintu langsung ditutup Levi sedikit kasar. Ia bersandar di daun pintu sambil menatap langit-langit kamarnya. Hanna baginya hanya seperti mimpi indah yang tidak bisa digapainya. Karena sejak kejadian pertemuan mereka di ruang musik, Hanna mencoba menghindarinya.

🔹🔹🔹🔹🔹

Keesokan paginya.

Melissa mendapat morning kiss dari Abram suaminya ketika ia sibuk mempersiapkan sarapan buat anak-anaknya. Saat ini pengurus rumah izin pulang kampung karena anaknya sedang sakit. Melissa masih tetap terjun langsung mengurus dapur.

"Duduk lah sayang, sarapan sudah mau siap!" Kata Melissa memberikan senyuman termanisnya buat suami.

"Anak-anak dimana?" tanya Abram menyeruput kopi yang di sediakan Melissa. Lalu membaca surat kabar untuk mengetahui perkembangan dunia bisnis sekarang.

"Mereka masih di kamar." sahut Melissa tangannya masih sibuk menata sarapan di atas meja.

Perhatikan Abram teralihkan saat satu pesan masuk dari ponselnya. Ia membuka ponselnya dan membaca isi pesan itu.

"Tuan, aku mendapat kabar wanita yang anda cari sudah meninggal dan putrinya sekarang tinggal bersama keluarganya di kota A."

Deg!

Jantung Abram langsung terpukul kencang saat membaca pesan itu. Aliran darahnya seakan berhenti.

"Tadi Yordan mengatakan, besok kau ada perjalanan bisnis lagi keluar kota." Kata Melissa masih tetap sibuk membuat roti kesukaan Samantha.

Tidak ada sahutan dari Abram hingga membuat Melissa membalikkan badannya melihat ke arah suaminya.

"Sayang?"

"Heuh?" Abram sedikit terkejut saat Melissa menyentuh pundaknya. Ia langsung membalikkan ponselnya. "Tadi bilang apa?" Abram sedikit gugup.

Melissa tersenyum. "Tadi Yordan berpesan bahwa besok rapat diluar kota tetap dilaksanakan."

"Kau mau ikut?" Tanya Abram untuk menutupi rasa gugupnya.

"Lagi?" kata Melissa dengan dahi mengernyit.

"Kenapa?" Abram langsung bangun dari duduk dan menatap istrinya dengan lekat, "Anak-anak kita sudah besar, sampai sekarang aku tidak terbiasa harus jauh darimu sayang, walaupun itu hanya sehari." Ucap Abram berbisik di telinga istrinya.

Melisa tersenyum, ia memegang tangan suaminya. "Baiklah, aku akan ikut ke manapun suamiku pergi."

Abram langsung mencium istrinya.

"Nanti anak-anak datang sayang." Lirih Melissa, ia mulai tidak tahan dengan tindakan suaminya.

"Mereka masih di kamar."

Melissa langsung mengalungkan tangannya ke leher suaminya.

"Jadi sekarang apa maumu?" Kata Melissa menaikkan alisnya. Ia tersenyum nakal dan menaikkan sudut bibir.

"Aku rasa mandi bersama bisa kita lakukan sekarang. Bagaimana?" Kata Abram menjawab pertanyaan istrinya, ia tersenyum penuh kemenangan.

"Oke, itu usul bagus tuan tampan, sekarang bawa aku dalam gendonganmu." pinta Melissa dengan senyuman yang menggoda.

Dengan cepat Abram mengendong istrinya ala bridal style, Melissa mengalungkan tangannya ke leher suaminya dan ia hanya bisa mengulum senyumnya. Melissa terkadang masih malu atas tindakan suaminya, selalu memberikan kejutan di luar dugaannya.

.

.

BERSAMBUNG

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

1
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
jadi ingat masa masa di sekolah dulu
dulunya hanya coretan baju doang...eh pulang pulang ke rumah kena marah enyak gue.... pokoknya paling suka jaman jaman sekolah dulu 😍
🌠Yona Yona🌠
semangat
🌠Yona Yona🌠
aku suka aku suka
Cheryl Emery
penasaran
Cheryl Emery
ngapain Levi ngajak ketemuan ya 😃
Mona Seila ☑️
🥰🥰🥰🥰🥰
Mona Seila ☑️
Wah mantap levi, langsung tembak aja gak usah tunggu lagi
Cheryl Emery
tetap semangat Levi, tunjukan bahwa kamu bisa mengambil hati Hanna 😀😃
✨Margareth💫
lanjut dong Tamba seru
✨Margareth💫
semangat thor
Hosanna Feodora
up dong
Hosanna Feodora
🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Angela Catrine 💢
ayooooo semangat
Angela Catrine 💢
baca berulang-ulang gak bosan Thor
Briana Annette
semangat
Briana Annette
mantap thor
Magdalena💨
lanjut
Magdalena💨
Baru baca Uda update lagi author
suatu keberuntungan buat aku dah 😆
🎄Claudya🎄
kesal Dia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!