Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9.
Sembari memegang ke dua tangan mempelai wanita, pada ke dua tangannya Ricard menjawab apa yang di pertanyakan Pendeta kepadanya dengan tanpa ragu.
Ia memandang wajah mempelai wanita, yang tidak terlihat jelas dari balik veil pengantin, yang ia lihat sedang tersenyum memandangnya juga.
Kemudian giliran mempelai wanita di beri pertanyaan, sama seperti pertanyaan yang di berikan kepada mempelai pria, dan dengan cepat mempelai wanita menjawab.
Mendengar suara mempelai wanita menjawab pertanyaan Pendeta, Ricard sontak terkejut mendengar suara mempelai wanita yang sangat berbeda.
Dengan cepat ia membuka veil pengantin, dan benar saja dugaannya! mempelai wanita bukan Eleanor!
"Ka.. kamu! kenapa bisa kamu yang berdiri di sini!!" teriak Ricard dengan mata membulat tidak percaya, ia pun terhuyung kebelakang.
Semua ikut heboh begitu melihat wajah mempelai wanita, yang ternyata bukan mempelai wanita, yang seharusnya akan di nikahi mempelai pria.
"Ricard! kenapa kamu terkejut? bukankah kamu yang ingin menikah denganku? kamu kan yang mengirimkan gaun pengantin ini kepadaku?!" Melanie tidak menyangka ekspresi wajah Ricard sangat terkejut melihat wajahnya.
"Diam kamu! aku menikah dengan Eleanor! bukan dengan kamu! aku mengirimkan gaun itu kepada Eleanor! bukan kepadamu!!" teriak Ricard seperti orang kebingungan.
Kenapa bisa jadi seperti ini? apa yang terjadi? Ricard dengan raut wajah panik turun dari Altar, dan berlari keluar dari dalam Gereja. Ia harus menemui Eleanor.
Apakah Eleanor benar-benar marah, karena pernikahan yang ia buat gagal beberapa hari yang lalu? dan sekarang Eleanor sudah tidak ingin menikah dengannya.
Ricard dengan cepat masuk ke dalam mobilnya, tidak memperdulikan Melanie yang mengejarnya, sembari meneriakkan namanya.
"Cepat pergi ke apartemen Eleanor!!" teriak Ricard kepada sopirnya.
Mobil Pengantin yang telah di hiasi pita pengantin baru itu, meluncur menuju alamat apartemen Eleanor.
Ricard mengambil ponselnya dari balik jasnya, ia melihat pesan Eleanor. Dengan cepat ia pun membaca pesan dari Eleanor tersebut.
Dan, ia membeku membaca isi pesan Eleanor, yang sama sekali tidak ia duga, Eleanor memutuskan hubungan mereka, karena melihat dirinya yang sangat dekat dengan Melanie.
Ia dengan cepat menghubungi ponsel Eleanor, tapi tidak di angkat Eleanor. Ia mencoba menghubungi lagi ponsel Eleanor. Dan hasilnya sama saja, Eleanor tidak mengangkat ponselnya.
Sepertinya Eleanor memang sudah menyusun rencana, untuk meninggalkan nya. Karena menduga ia menyukai Melanie.
Teringat akan gaun pengantin yang ia kirim ke apartemen Eleanor, tapi terkirim ke apartemen Melanie, pasti Eleanor yang melakukannya.
"Aaaaa... !!" Ricard berteriak dengan kencang, lalu meninju jok mobil dengan frustasi, "Kenapa? kenapa? kenapa bisa begini?!" ujarnya kalap.
Sesampainya Ricard di apartemen Eleanor, ia langsung menekan bel pintu, lalu menggedor pintu dengan tidak sabaran.
Mendadak matanya melihat kardus yang ada di samping, dekat pintu apartemen Eleanor. Dan kembali ia terkejut, setelah memeriksa isi kadus tersebut.
Ia melihat isi kardus, semuanya barang darinya, dan bahkan foto dirinya ada di sana. Sementara fotonya bersama Eleanor sudah robek tidak berbentuk lagi.
Ricard terhuyung kebelakang, kalau Eleanor memang bersungguh-sungguh tidak mencintainya lagi. Padahal yang ia tahu, Eleanor sangat mencintainya.
Saat ia mengingat ke belakang lagi, ia memang selama ini terlalu sering mengabaikan Eleanor, karena ia memperhatikan keadaan Melanie.
Memikirkan bagaimana ia akhir-akhir ini mengabaikan Eleanor, Ricard akhirnya sadar akan kesalahan yang ia buat.
Ia pun kembali menghubungi ponsel Eleanor, dan ia mendengar suara ponsel Eleanor dari dalam kardus. Tangannya dengan cepat mencari keberadaan ponsel Eleanor.
Benar saja! ponsel Eleanor berada dalam tumpukan barang, yang tadinya ia berikan kepada Eleanor. Dengan sedikit gemetar, perlahan ia meraih ponsel Eleanor.
Ia pun dapat melihat laporan panggilan tidak terjawab darinya, begitu banyak pada layar ponsel Eleanor. Jemarinya dengan gemetar menyentuh layar ponsel.
Dan, ternyata ponsel Eleanor tidak terkunci, dan ia pun segera memeriksa isi ponsel Eleanor.
Tangannya semakin gemetar, melihat isi pesan pada ponsel Eleanor. Pesan dari Melanie yang penuh provokasi dan mengejek Eleanor.
Ricard melihat foto Melanie mengenakan gaun pengantin yang ia beri untuk Eleanor, dan isi pesan Melanie yang membuat ia menggenggam erat ponsel Eleanor tersebut.
Melanie mengatakan, kalau mereka berdua yang melakukan fitting gaun pengantin tersebut kemarin sore.
Ricard hampir saja jatuh terduduk membaca pesan dari Melanie tersebut. Ia tidak menyangka, selama ini Melanie yang ia anggap sebagai adik, merusak hubungannya dengan Eleanor.
Bersambung......