Memiliki Kakak tiri dengan segudang pesonanya membuat Neira berperang dengan perasaannya.!
Bagaimana bisa Neira harus menahan dirinya untuk tidak menyukai Kakak tirinya dengan semua perhatian yang dia dapatkan juga semua perlakuan manis darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemani makan
Neira sudah bersiap karena Gevan sudah memberitahu jika dia akan menjemputnya padahal jika memang Gevan tidak bisa Neira pun bisa pulang menggunakan Taxi online atau di antar Widi namun Gevan memilih tetap untuk menjemputnya.
"Belum Dateng Kakak Lo Nei."
"Masih di jalan."
Widi mengangguk dan duduk di samping Neira mereka berada di teras rumah Widi.
Sebenarnya Widi senang karena kedua sahabatnya yang menginap di sana setidaknya dia ada teman karena kedua orang tuanya sibuk dengan bisnis mereka dan selalu meninggalkannya sendiri bersama pelayan di rumah.
Tin.
Tin..
Mereka menatap sebuah mobil berhenti di depan gerbang, Neira sangat tau jika itu adalah mobil Gevan dan benar saja tidak lama Gevan keluar menghampiri mereka.
"Sudah siap?" Ucapnya menatap Neira yang mengangguk.
"Thanks ya."
Widi tersenyum saat melihat Gevan yang menatapnya .
"Gue balik dulu ya Wid, thanks udah mau nampung gue."
"Ngaco apa sih Lo gak jelas."
Neira terkekeh dan berjalan menuju Mobil bersama Gevan.
"Bye Wid."
"Hati-hati."
Widi masuk ke dalam setelah mobil pergi, dia hanya menggeleng dengan tingkah Neira.
Jika dia memiliki kakak sudah pasti akan seperti Neira namun sayangnya dia hanya anak tunggal.
Neira melirik Gevan yang tampak fokus, terlihat sedikit kelelahan di wajah tampan Kakaknya itu.
"Seharusnya kalau Kakak Capek gak usah jemput Kak, Nei kan bisa naik taxi."
Gevan hanya melirik tampan menjawabnya.
"Lo udah makan?"
Neira mengangguk karena memang dia sudah makan bareng Widi di rumahnya.
"Kak Gevan sendiri?"
"Belum."
"Kenapa belum Kak, ya udah kita mampir makan dulu deh. Lagian di rumah Bibi pasti belum masak."
"Hm"
Gevan memang merasa lapar dan mencari tempat makan yang menurutnya enak.
Hingga mobil berhenti di depan sebuah Cafe, Neira sendiri baru tau jika ada Cafe dekat rumah mereka.
"Ayo turun" Ajaknya menatap Neira yang mengangguk.
Mereka berjalan masuk dan memilih tempat duduk di sudut ruangan.
"Lo mau makan apa?"
"Engga Kakak aja, Nei udah kenyang."
"Minum?"
"Jus strawberry."
Gevan mengangguk dan memesan spaghetti, jus strawberry dan juga jus jeruk.
"Kakak sering ke sini?"
"Baru dua kali."
"Terus yang pertama sama siapa?"
"Alfar."
Neira mengangguk dan menatap ruangan yang cukup nyaman.
"Kenapa?"
Neira menatap Gevan yang ternyata menatapnya.
"Nei pikir kakak ke sini sama Pacar kakak."
Gevan menggeleng.
"Oya Kak, Nei boleh tanya sesuatu?"
Gevan menaikkan satu alisnya.
"Selama Nei pindah ke rumah, Kok Nei gak pernah liat Kakak bawa pacar ke rumah terus kakak juga lebih sering sama Nei."
Gevan menautkan satu alisnya membuat Neira mencebik kesal.
"Kenapa gak jawab sih malah liatin gitu."
"Lagian pertanyaan Lo gak jelas."
Neira akan kembali menjawab namun terlihat Gevan yang menikmati makannya membuatnya mengurungkan niatnya.
Neira sendiri menikmati jus strawberry, dengan bermain ponselnya.
Dert..
Gevan mendongak saat melihat Neira yang enggan menjawab Telpon nya.
"Kenapa gak di angkat."
"Hah- oh ini gak penting juga Kak. Biarin aja."
Gevan melirik ponsel Neira yang berada di atas meja dengan terus berdering.
"Eh kakak mau ngapain?" Ucap Neira saat Gevan mengambil ponselnya.
Gevan mengernyit saat melihat nama Alex di layar ponsel.
"Akhirnya Lo angkat Telp gue juga Nei, kenapa Lo gak jawab Chat gue."
"Kenapa Lagi Lo hubungi Neira."
"Oh jadi bukan Neira, Kenapa Lo yang angkat dimana Neira."
Gevan tidak menjawab dan langsung memblokir nomor Alex.
"Dia masih sering hubungi Lo?"
Neira menggeleng.
Semenjak mereka putus memang mereka tidak pernah berhubungan namun entah kenapa Alex kembali menghubunginya lagi.
"Gak usah di respon. Gue udah Blok nomor dia."
"Iya Kak."
"Lo marah gue blok nomor dia?"
"Bukan gitu Kak"
"Lantas?"
Neira menghela napasnya dan menatap Gevan.
"Nei gak tau kenapa dia kembali hubungi Nei, padahal dia masih pacaran sama Elisa.
Nei gak mau kalau Elisa salah paham."
Gevan mengusap pucuk rambut Neira.
"Gak usah di pikirin, Kalau dia ganggu Lo bilang sama gue ya."
"Makasih Kak."
Gevan mengangguk,,
"Habisin Minuman Lo."
"Kenyang"
Gevan beranjak bangun dan menatap Neira yang masih menyimpan Ponselnya.
"Ayo Kak." Ucapnya memeluk lengan Gevan dan mereka berjalan keluar.
"Kita langsung pulang Kak?" Ucap Neira saat sudah berada di mobil.
"Lo mau pergi ke tempat lain?"
"Engga juga, kita pulang aja deh lagian Kakak juga baru pulang pasti capek."
"Malam kita makan di luar, Lo mau?"
"Mau Kak."
Gevan mengacak pucuk rambut Neira gemas dan melajukan mobilnya keluar parkiran Cafe.
******
Berbeda tempat dengan Gevan dan Neira.
Alex tampak tersenyum dan menatap foto Neira di ponselnya. Dia masih menyimpan semua foto-foto Neira bahkan foto mereka berdua
semua kenangan tidak akan Alex lupakan.
Neira tetap menjadi wanita yang mengisi hatinya.
Seperti nya mereka memang memiliki hubungan spesial.
Tapi sayangnya gue gak akan membiarkan kalian bersama, Neira hanya milik gue dan gue tau Neira hanya melampiaskan saja.
Alex tertawa dan beranjak bangun.
Dia menghampiri teman-teman yang sedang bermain kartu di sana.
Saat ini dia memang berada di sebuah markas, Alex sendiri memang memiliki Club motor.
"Bos, cewek Lo tuh."
Alex menoleh dan terlihat Elisa masuk dan langsung menghampirinya.
"Sayang" Ucapnya langsung memeluk manja Tubuh Alex yang duduk di sofa.
"Tumben ke Markas kenapa?"
Elisa tersenyum,,
Alex memang selalu peka dengannya.
"Temen-temen aku pada ngajak jalan tapi aku,-
Alex langsung mengambil Handphone dan mentransfer sejumlah uang.
"Sudah aku transfer."
Cup,,
"Makasih sayang, kamu memang paling baik." Ucap Elisa setelah mengecup singkat bibir Alex.
"Aku jalan dulu ya, bye.."
Alex mengangguk dan menyandarkan kepalanya pada tepi ranjang.
"Sorry nih bos, Kok Elisa beda kelas sama Neira ya."
Alex menautkan kedua alisnya,,
"Itu menurut gue sih Bos, Sorry kalau ucapan gue bikin Lo marah."
"Tapi bener Lex, Neira bahkan dulu gak pernah minta sesuatu sama Lo."
"Elisa memang sangat jauh dengan Neira." Ucap Alex memejamkan matanya.
"Terus kenapa Lo masih mau sama Elisa?"
"Gue butuh dia untuk memuaskan gue." Ucap Alex tersenyum membuat semua saling melepas tatapan dan setelah mereka tertawa bersama.
"Jadi Lo bisa kasih ke gue juga?"
"Kalau Lo mau." Ucap Alex tanpa berniat menahannya.
Selama ini memang hubungan mereka hanya karena untuk mencari kepuasan.
Alex laki-laki normal dan dia terkadang menginginkan hal lebih saat pacaran namun dulu di saat bersama Elisa, dia tidak bisa mendapatkannya berbeda dengan Elisa yang langsung memberikan tubuhnya.
Walaupun sebenarnya Cinta Alex hanya untuk Neira namun dia tetap menginginkan lebih.
_____
semangat untuk karya novel lainya dan ehem jangan Lupa thor EXTRA PARTNYA YAA