NovelToon NovelToon
Hot Duda Mafia

Hot Duda Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Janda / Cinta Terlarang
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author:

"Kau masih gadis?"

"I-iya, Tuan."

"Bagus. Kita akan membuktikannya. Kalau kau berbohong, kau akan tahu apa akibatnya."

Bab 2

"Kemarilah, kau tidak perlu memberitahu nama atau statusmu. Kalau kau tertarik, kau bisa naik ke pangkuanku dan menari di atasnya."

"M-menari?"

Carlton Rutherford menyeringai.

"Kenapa kau malu begitu, Nona. Apa kau seorang gadis?"

Mendengar nada mengejek itu, Ariella mengepalkan tangan.

"Itu bukan urusanmu, Tuan!"

Pria itu tertawa.

"Kau terlalu dewasa untuk memiliki keperawanan, iya kan?"

Reaksi jujur Ariella adalah terpana, kemudian wajahnya merah padam. Bukan karena malu, tetapi juga kombinasi dari amarah yang naik ke ubun-ubun kepalanya.

Memangnya siapa pria itu, berani mengejeknya?

"Dasar orang sinting!"

"Apa?"

Pria itu tertawa sarkas. Dia memperhatikan saat Ariella berbalik dan pergi dengan langkah-langkah marah, meninggalkannya.

Tadi, saat mengangkat kaus gadis itu, Carlton Rutherford dihadiahi punggung yang ramping, dengan pinggul penuh dan kualitas kulit yang sangat halus tanpa cacat sedikit pun.

Anak buah Tora selalu punya tato laba-laba di punggung atau pinggang belakang mereka, sebagai cap identitas mereka. Untuk itulah Carlton memaksa melakukan pemeriksaan terhadap gadis itu.

Sebagai mafia kelas kakap ia harus selalu waspada, meskipun ia tahu memiliki perlindungan berlapis di luar, tetap saja ia tidak bisa mempercayai orang lain begitu saja.

Nyawanya terlalu berharga, karena ia masih sangat muda untuk tewas di tangan musuh, dan kakeknya mengandalkan agar ia memimpin keluarga Rutherford demi masa depan orang-orang yang berada di naungan.

Karena tanpa penerus yang tangguh, keluarga Rutherford akan berada di ambang kehancuran, sebab semua pesaing mereka menginginkan posisi yang saat ini ia miliki.

Sambil tersenyum kecut, Carlton melepaskan handuk dan mendapati dirinya sangat kokoh.

Sialan.

Carlton boleh saja dianggap tangguh dan tak terkalahkan, tetapi sejatinya ia hanyalah manusia

Sama seperti pria yang lain.

Ia lemah oleh dirinya sendiri.

Menjadi pria dengan keinginan tinggi itu merepotkan sekali.

Tubuhnya sudah keras lagi.

Bagaimana itu terjadi?

Padahal Carlton cukup selektif.

Meskipun gairahnya sangat tinggi, ia punya kriteria wanita tertentu yang dapat membuatnya tertarik, dan anehnya. Gadis petugas kebersihan tadi baru saja membuatnya bergairah hanya karena melihat punggungnya saja?

"Ini pertama kalinya aku ditolak seorang gadis,"

geram Carlton. Ia gemas bukan main.

"Shit!"

**

Ariella kembali ke flat sahabat dekatnya, ya.

Padahal Ariella bisa pulang ke rumahnya yang tak jauh dari flat Maria, tetapi ia tidak ingin pergi ke rumah karena takut bertemu dengan para penagih hutang.

"Ariella? Kenapa kau cemberut seperti itu?"

Maria membukakan pintu untuknya, dan Ariella

masuk setengah membungkuk, gadis itu lemas tanpa semangat seperti sayuran yang layu.

"Sungguh hari yang melelahkan."

"Ada apa? Mengapa kau terlihat begitu kesal?"

"Dengar, aku dipanggil untuk membersihkan beberapa tempat di apartemen, tapi hari ini aku sial sekali. Ada penghuni yang bercinta habis-habisan sampai si wanita menjerit seperti orang kerasukan! Sungguh menjijikan!"

Mendengar gerutuan sahabatnya, Maria membuka lemari es dan mengambilkan dua kaleng bir. Untuknya dan untuk Ariella. Gadis itu menerima bir pemberian dari sang sahabat, yang segera bergabung di atas karpet bersamanya.

"Menjijikan? Yang benar saja! Itu bukan menjijikan, tapi itu sangat seksi!"

"Oh, aku tidak mau mengalami hal seperti itu.

Prianya benar-benar kasar."

"Bagaimana kau tahu prianya kasar?

Menjijikan tapi kau mendengarkan mereka sampai percintaan itu selesai bukan? Apakah itu menjijikan? Aku tahu kau sendiri penasaran, Sayang."

Mendengar sahabatnya berkata begitu, Ariella cemberut.

"Aku lebih baik sendiri saja daripada ditampar

dan dicekik. Pria itu benar-benar kasar!"

"Apa kau melihatnya? Wajah pria itu? Dia pasti seksi dan luar biasa berpengalaman di ranjang kalau sampai membuat kekasihnya menjerit-jerit seperti itu."

Ariella langsung teringat dengan wajah tampan pria yang tadi ditemuinya saat sedang bertugas membersihkan apartemen pria itu. Sepasang alis tebal, mata hijau tajam, hidung tinggi yang agak bengkok karena pernah patah, rahang tegas dan juga bibir lebar yang seksi.

Sialan!

Kenapa ia mesti mengingatnya?

Pria itu tampan tapi sangat kurang ajar. Dia benar-benar bajingan kelas kakap, berpikir dunia berputar di sekitarnya saja.

Dia pikir semua gadis akan bertekuk lutut padanya hanya karena dia tampan, tinggi dan super seksi?

Bibir Ariella mengerut kesal.

"Kenapa kau diam, Ariella? Jawab aku!"

"Dia lumayan."

"Seperti apa dia?"

"Kenapa kau sangat penasaran dengan pria-pria random seperti itu? Menyebalkan sekali!"

"Aku hanya penasaran dengan tipe pria yang menarik perhatianmu."

"Sudah kukatakan aku tidak ingin terlibat dengan lelaki dalam waktu dekat ini, dan ya! Aku tidak tertarik dengan dia!"

"Pembohong! Aku tahu kau tertarik."

Maria menyeringai jahil, lalu gadis itu melanjutkan, "Kau sudah lama bercerai dengan Ruben, kenapa trauma itu masih tidak hilang juga? Sebaiknya kau mandi dan berdandan untuk nanti malam. Kita pergi ke club dan mencari kekasih seksi untukmu. Ayolah, Ariella. Kau masih muda dan sangat cantik. Pakailah gaun malam dan nikmati ONS mendebarkan dengan salah satu pria seksi di kota ini."

Ariella memejamkan mata. Masih teringat jelas di kepalanya bayangan pria itu, yang berdiri di tengah-tengah ruang tamu, hanya memakai handuk di pinggul, dengan tatapan penuh curiga.

Ariella bahkan masih bisa merasakan kokohnya cengkeraman tangan pria itu di tubuhnya, saat tangan itu memaksa melihat ke punggungnya.

Sengatan aneh menjalar di sepanjang tulang belakang. Jantungnya berdebar aneh saat mengingat sensasi sentuhan itu.

"Kau pasti penasaran dan ingin merasakannya, kan?"

Ariella benci kenyataan yang ia alami. Ia benci, tetapi apa yang dikatakan Maria dan pria itu benar adanya. Ia penasaran dengan rasanya bercinta. Dengan seorang pria dewasa, yang tampan, dan sangat berpengalaman.

Perkataan Maria benar adanya.

Ia masih terlalu muda untuk merasa putus asa.

Ia masih muda dan cantik, seharusnya ia bisa menikmati kehidupan mudanya, tetapi ingatan tentang hutang-hutang yang ditinggalkan ibunya, serta luka lama yang ditorehkan Ruben-mantan suaminya yang tidak normal, membuat Ariella mengurungkan niatnya.

Tidak peduli seberapa kuat godaan untuk memakai gaun indah dan pergi ke club terasa sangat menggiurkan, Ariella tidak menginginkan itu. Karena yang ia butuhkan saat ini adalah tidur.

Ya tidur! Ia sangat butuh tidur.

Jadi, setelah mandi dan berganti pakaian.

Ariella meringkuk di atas kasur lantai, ia mengusap matanya yang terasa begitu perih.

"Maria, bangunkan aku dua jam lagi. Aku ada lembur."

"Oke, baiklah.'

Namun, Maria justru tidak membangunkan Ariella.

Gadis itu tersentak bangun. Ia segera memeriksa jam di ponsel.

"Astaga! Maria! Kenapa kau tidak membangunkanku?"

Terdengar suara Maria di toilet.

"Maafkan aku, Ariel. Kau kelihatan sangat lelah, jadi aku tidak membangunkanmu."

"Ya Tuhan! Kau bahkan tahu aku harus mengambil pekerjaan ini!"

"Maafkan aku!"

"Dasar! Kau harus mentraktirku agar kumaafkan!"

Sambil menggerutu, Ariella segera meraih blus dan celana jinsnya. Ia bergegas berpakaian, memakai sepatu, meraih tas tangannya dan berlari keluar.

"Oke. Aku akan mentraktirmu! Bagaimana dengan club?"

"Kita bicarakan lagi nanti! Aku pergi dulu!"

"Hati-hati di jalan!"

1
Kazuo
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
Hoa thiên lý
Tidak sabar lanjut baca
yongobongo11:11
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!