Dea sudah menjadi sekretaris dan simpanan Arden Harwell selama 2 tahun. Disaat Arden akan menikah dengan wanita pilihan keluarga nya Dea memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka.
Membuatnya dan Arden menjadi mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 - Dua Kata
Sudah lewat jam makan siang tapi Dea tak kunjung pulang, pengawal yang ditugaskan untuk mengawasi Dea pun mulai merasa cemas.
Dia merogoh ponselnya di saku celana ingin memeriksa keberadaan Dea melalui ponsel yang sudah dipasang GPS secara diam-diam oleh dia dan Arden. Tetapi kedua mata penjaga itu langsung membola saat melihat lokasinya sama di tempat dia berdiri saat ini. Bisa dipastikan bahwa Dea pergi dengan meninggalkan ponselnya di dalam apartemen.
seketika dia menelan ludahnya kasar, jantungnya pun mulai bergemuruh merasa takut.
"Astaga, kenapa aku bisa ceroboh. Kenapa aku tidak mengikuti nona Dea. Aku harus bagaimana?" gumam Jack dengan ketakutan yang sudah sampai di ubun-ubun.
Dia kira hubungan Dea dengan Tuannya sudah membaik seperti dulu, jadi tidak terpikirkan olehnya bahwa Dea akan kembali kabur seperti beberapa hari lalu.
Tapi apa yang terjadi hari ini benar-benar membuatnya syok!
Tidak ingin kesalahannya semakin bertambah, saat itu juga dia melaporkan kondisi terkini pada Arden. Tentang Dea yang tak kunjung-kunjung pulang dan tentang ponsel Dea yang ditinggal di dalam apartemen.
Di ujung sana Arden tersentak, dia segera pamit pada kliennya untuk pulang lebih dulu.
Seketika ketakutan pun merayap masuk ke dalam hati Arden. Kembali teringat tentang Dea semalam yang tidak biasa. Selama ini Dea hanya menuruti apapun maunya, tidak seperti semalam yang begitu berani mengoda dia lebih dulu.
Arden mulai ingat sejak kemarin malam pun Dea selalu memasak makanan kesukaan Dia, membersihkan apartemen bahkan mengganti pengharum ruangannya.
Dan Arden mulai ingat, jika Dea mengisi penuh lemari pendingin di dapur dengan bahan makanan.
Tidak, jangan katakan kamu pergi De.
Siang itu Arden mengemudikan mobilnya sendiri, dia merebut kunci mobil nya dari Leon. Mengemudi dengan kecepatan tinggi menuju apartemen miliknya dan Dea.
Tapi Leon yang merasa cemas pun mengikuti sang Tuan.
Hingga tak berselang lama kemudian mereka sama-sama sampai ditempat tujuan. Arden berlari masuk dan menuju lift, Jack yang menunggu di lobby pun ikut berlari mengikuti langkah sang Tuan.
"Jam berapa Dea pergi?" tanya Arden saat Dia, Jack dan Leon sudah berada di dalam lift. Lift itu naik menuju lantai 12 dimana unit apartemen mereka berada.
"Tidak lama setelah anda pergi bekerja Tuan, jam 8 pagi," jawab Jack. Tidak sampai disana, dia juga menjelaskan jika Dea tidak membawa barang apa-apa, hanya gaun biasa dan tas kecil. Seperti Dea yang ingin pergi keluar lalu kembali pulang. Tapi Jack pun tak mengira jika Dea meninggalkan ponselnya.
Saat pintu lift itu terbuka dan sampai di lantai 12, Arden langsung berlari menuju unit apartemennya. Membuka pintu dengan tergesa dan masuk ke dalam sana. Seketika hawa kesunyian langsung terasa, dia berlari menuju kamar sementara Jack dan Leon menuju ke sisi lain.
Tapi sayang, mereka bertiga tidak menemukan Dea dimanapun. Arden tergugu saat melihat ponsel Dea tergeletak di atas nakas. Seketika tubuhnya melemah, dia mendekat dan mengambil ponsel itu dengan dadanya yang mulai sesak.
Bukan hanya ponsel, disana juga ada sebuah catatan kecil. Hanya tertulis 2 kata.
Aku pergi.
Namun 2 kata itu mampu meluluh lantakkan hidup Arden. Hatinya mendadak kosong, tiba-tiba rasa kehilangan itu seolah menarik semua udara, membuat dia sulit untuk bernafas.