Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghancurkan harga diri.
Tidak terasa pagi telah tiba, Tasya yang semalaman terlelap masih dengan posisi meringkuk di tepi ranjang hotel tersebut, seketika mengerjap ngerjapkankan matanya, ketika dingin mulai merajai sekujur tubuhnya, bagaimana tidak semalaman ia menangis merenungi nasibnya serta perlakuan Reza padanya hingga terlelap di lantai yang begitu dingin.
Ketika terbangun Tasya melihat Reza belum juga kembali ke kamar hotel. baru saja Tasya hendak masuk ke kamar mandi, tiba tiba suara seseorang tengah membuka pintu kamar.
"Mas Reza darimana saj-." belum selesai kalimat Tasya ketika melihat Reza masih berada di ambang pintu, Reza sudah menyela ucapan Tasya.
"Jangan pernah memanggilku dengan panggilan seperti itu, karena kamu bukan adikku, dan jangan bersikap manis seakan kita menikah karena saling mencintai." Ucapan sinis Reza seakan mengalahkan ribuan sembilu menusuk di jantung Tasya, namun ia tetap berusaha bersikap biasa di depan Reza.
"baik tu-an" jawab Tasya dengan terbata karena rasa takutnya, bukan tanpa alasan mengapa Tasya merasa takut pada Reza, mengingat kejadian semalam. bagaimana Reza memperlakukannya dengan kasar bahkan Reza sampai tega merendahkan harga diri serta menyakiti fisik Tasya, gadis yang sudah resmi menjadi istrinya.
"maafkan aku mas Reza, jika aku sudah memporak porandakan hidup mas Reza. serta maafkan aku jika menjadi penghalang kebahagian mas Reza" batin Tasya merasa bersalah pada Reza, seraya melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.
"Siapkan pakaianmu kita akan tinggal di apartemen milikku, aku tidak mau tinggal di rumah mama." lanjut Reza sebelum Tasya benar benar berlalu.
"baik tuan." hanya itu kata kata yang bisa mulus keluar dari mulut gadis cantik bernama Tasya, ketika mendengar perintah dari Reza.
Bukan tanpa alasan mengapa Reza lebih memilih tinggal di apartemen miliknya ketimbang kediaman mamanya, Reza tidak ingin terintimidasi oleh sang mama. selain itu Reza juga tidak ingin perlakukannya terhadap Tasya di ketahui oleh sang mama. Reza tidak ingin membuat mamanya banyak pikiran karena saat ini mamanya tengah berjuang melawan cancer, dengan menjalani berbagai pengobatan bahkan sampai keluar negeri.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit merekapun tiba di sebuah apartemen yang terbilang cukup mewah.
"ingat ini kamarmu dan jangan pernah berani berani mendekati kamar saya!!."seru Reza penuh penekanan seraya menunjuk sebuah kamar yang berada di lantai atas, kamar utama apartemen tersebut yang tak lain adalah kamarnya. sementara kamar Tasya berada di lantai bawah apartemen tersebut.
"Satu lagi, jangan pernah ikut campur dalam urusan pribadiku, termasuk huhunganku dengan Nadia." entah mengapa mendengar penuturan Reza membuat hati Tasya begitu perih.
"Baik tuan." jawab Tasya
Walaupun Sebenarnya wanita mana yang rela mendengar suaminya masih memiliki hubungan dengan kekasihnya walaupun pernikahan mereka hanyalah sebuah keterpaksaan semata. tetapi Tasya cukup tahu diri akan posisinya saat ini, seorang istri yang di nikahi hanya karena terpaksa serta tanpa cinta.
Saat malam di kala Reza sukar untuk memejamkan matanya ketika mengingat semua mimpi indah hidup bersama sang kekasih, membuat kebencian Reza pada Tasya semakin terbakar.
Di saat Reza hendak mengambil sebotol air mineral di kulkas tanpa sengaja ia melihat Tasya yang tengah tidur telentang di ranjangnya,sebab pintu kamar Tasya tidak tertutup rapat. membuat akal bulus terlintas di pikirannya.
"Bukankah mama telah memberikan aku mainan baru, apa salahnya jika mencobanya." gumam Reza dengan senyum menyeringai seraya melangkah masuk ke kamar Tasya yang memang tidak tertutup rapat.
Dengan sorot mata yang tajam penuh dengan kebencian Reza menindih kasar tubuh Tasya, seraya mencoba merobek baju tidur yang saat ini tengah di kenakan Tasya. terkejut dengan perlakuan Reza, sontak membuat Tasya bangun dari tidurnya seraya mencoba mempertahankan dirinya dari perlakuan Reza.
"Tuan apa yang anda lakukan, tuan saya mohon jangan seperti ini tuan." ujar Tasya yang mulai ketakutan dengan pria yang saat ini tengah berbuat kasar padanya tanpa sadar air matanya mulai meleleh di sudut mata indahnya.
"Bukankah kamu setuju menikah denganku, itu artinya kamu siap melayaniku." ucap Reza dengan tatapan meremehkan.
"Aku mohon tuan jangan." tangisan Tasya tak mampu menghentikan aksi Reza.
Reza mengikat kedua tangan Tasya di bahu ranjang, dengan posisi Reza yang masih menindih tubuh Tasya, kemudian menyumpal mulut Tasya dengan sebuah kain. dengan sekali sobekan mampu memperlihatkan kedua gunung kembar Tasya yang terlihat putih mulus serta padat berisi. dengan buas Reza merem*s serta mempermainkan sesuka hati kedua gunung kembar milik tasya.
Reza terus mempermainkan milik Tasya, mulai dari area atas hingga area s*s*t*fnya
Seketika Reza menghentikan aksinya, kemudian menyeringai di hadapan Tasya.
"Dasar wanita m*r*han, kamu pikir aku akan benar benar menikmati tubuh wanita murahan seperti dirimu." mendengar cacian Reza membuat Tasya semakin terluka, di tambah lagi dengan tuduhan tuduhan Reza yang sangat menyakitkan hati Tasya.
"Tubuhmu lumayan juga, mengapa tidak kau jajakan saja pada pria hidung belang, ketimbang kamu harus menerima uang dari mamaku, agar bersedia menikah denganku." lagi lagi hinaan demi hinaan terus di lontarkan Reza pada wanita yang seharusnya di lindunginya tersebut, bagaimana tidak Tasya saat ini telah berstatus istrinya, apalagi saat ini Tasya hidup sebatang kara tanpa sanak saudara.
Mendengar setiap cacian Reza, Tasya tidak dapat berkata apa apa, apalagi saat ini mulutnya di sumpal dengan selembar kain oleh Reza. Reza keluar dari kamar Tasya dengan senyum kepuasan yang menghiasi wajah tampannya, bagaimana tidak ia sudah berhasil menghancurkan harga diri wanita yang di anggapnya sebagai perusak kebahagiaannya. ia pun lupa melepaskan tangan Tasya yang tadi sempat di ikatya di bahu ranjang.
"Ya tuhan sepedih inikah hidup yang harus aku jalani, ya tuhan seperti apapun hinaan dan tuduhan yang mas Reza arahkan padaku, tetapi aku yakin engkau tahu semuanya." bathin Tasya menangis meratapi hidupnya, bagaimana tidak di usia yang baru manginjak 20 tahun, ia harus menghadapi berbagai macam cobaan, mulai dari kematian sang ibu, kemudian setahun kemuadian ayahnya pun meninggal dunia, setelah itu, ia pun terpaksa menikah dengan kekasih sahabatnya yang begitu membencinya.
sabar ya Tasya, semua pasti akan indah pada waktunya.... 😍😍😍
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak