"Apa kamu tak bisa berbagi suami? lihatlah Jenny saja bisa berbagi orang tua denganmu?"terik seorang wanita paruh baya dengan lantangnya membuat Alesya terdiam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 03
""Jika hadirku tak bisa kau hargai,,Maka kepergian ku jangan pernah kau sesali..""
Alesya berjalan meninggalkan Agam dia sengaja menghindari laki laki yang dulu sangat dia cintai...
"Maafkan aku Mas setelah tugasku selesai menikahkanmu dengan Jenny aku akan pergi. Aku sudah berusaha dengan sepenuh hati tapi apa yang aku dapat hanya luka yang tak akan pernah sembuh. Semoga setelah ini kebahagiaan akan menjadi milikmu dan juga keluargamu.."
Kini tibalah saat ijab kabul antara Agam dan juga Jenny. Di sana juga terdapat banyak kerabat dan juga keluarga yang hadir...
"Apakah Nona Alesya setuju jika Pak Agam menikahi lagi?"tanya sang penghulu yang hendak menikahkan keduanya...
"Saya setuju Pak.."jawab Alesya dengan berat hati...
"Apakah anda setuju karena paksaan apa karena memang anda ikhlas untuk di madu?"tanya sang penghulu kemudian...
Alesya terdiam sejenak dan beberapa saat kemudian dia tersenyum..
"Tentu saja saya setuju dan ikhlas Pak. Lagipula Jenny adalah adikku kenapa saya tak bisa berbagi suami dengannya?"ucapan Alesya membuat semua orang yang hadir saling tatap seolah tahu apa yang di rasakan Alesya saat ini...
Sang penghulu pun terdiam sejak,dia baru menemukan wanita yang benar benar ikhlas untuk di madu oleh suaminya terlebih lagi yang menjadi madunya adalah adiknya sendiri.
"Baiklah kalau begitu kita mulai saja jika semuanya sudah setuju.."ucap sang penghulu kemudian...
Setelah selesai ijab Kabul Alesya tersenyum walaupun hatinya sendiri hancur..
"Selamat ya untuk kalian,semoga kalian bahagia dan anak yang ada di dalam perut kamu juga sehat sampai lahir.."ucap Alesya tulus...
Agam menatap Alesya seperti ada sesuatu namun dia mencoba untuk tak mau tahu. Dalam hati Agam sangat kecewa karena Alesya mengizinkan dia menikahi Jenny namun Agam juga tak punya pilihan lain selain menerima pernikahan itu...
"Terima kasih Mbak,maaf ya Mbak jika sekarang kita harus berbagi suami. Aku berharap Mbak bisa mengerti dan Mbak juga bisa membantu aku untuk merawat anak yang ada di dalam sini.."ucap Jenny sembari mengelus perutnya yang masih terlihat rata.
Alesya hanya tersenyum dan mengangguk..
"Al,,aku mau bicara.."Agam menarik lengan Alesya dan membawanya masuk kedalam kamar..
Alesya hanya diam saja dia tanya mengikuti Agam dari belakang..
"Alesya.. sebenarnya apa yang kamu inginkan?kenapa kamu membiarkan aku menikahi Jenny?Sekarang semuanya sudah seperti ini, Al aku harus bagaimana?"Agam melampiaskan semua rasa yang ada di dalam hatinya dan Alesya tak menjawabnya dia hanya berbalik badan dan hendak pergi...
"Alesya.... Aku belum selesai berbicara.."Agam kembali menarik lengan Alesya hingga membuat yang punya merasa kesakitan...
"Aww...sakit Mas,kamu apa apaan si?"Alesya mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan Agam namun tak juga berhasil lepas.
"Jawab aku dulu kenapa kamu melakukan semua ini?"Agam mulai berteriak emosinya meledak karena jauh di dalam lubuk hatinya Agam sama sekali tak ingin menikahi Jenny..
Alesya menatap kearah Agam dan menghempaskan tangannya dengan kasar..
"Mas mau tahu kenapa aku melakukan itu.. Baiklah jika itu yang Mas inginkan akan aku katakan..."Alesya mencoba untuk menahan amarahnya...
Alesya menarik nafas panjang dan membuangnya secara perlahan..
"Ceraikan aku saja Mas..."ucapan Alesya membuat Agam langsung membeku di tempat.. Agam menatap kearah Alesya yang nampak tenang di permukaan...
"Cerai??? Gak akan semudah itu. Sampai kapanpun kita gak akan pernah bercerai.."Agam pun mulai terlihat panik dan juga emosi...
Alesya berjalan menuju kearah lamari dan mengambil sesuatu di dalamnya...
"Sayangnya kamu sudah menyetujuinya Mas. Dan mau gak mau kamu harus menceraikan aku.." Alesya melemparkan sebuah berkas yang telah di tanda tangani oleh Agam dan ketika dia membacanya Agam terlihat sangat terkejut...
Agam melihat istri surat tersebut yang mengatakan bahwa jika dia menikahi wanita lain maka dengan senang hati Agam akan menceraikan Alesya dan hal itu tentu saja membuat Agam tak bisa percaya...
"Kamu mendapatkan ini dari mana?dan dari siapa?Kenapa bisa ada tanda tangan kita berdua?"Agam melemparkan beberapa pertanyaan pada Alesya..
Alesya hanya tersenyum penuh dengan kegetiran hatinya,perasaannya campur aduk namun dia sebisa mungkin untuk tetap tenang...
"Bukankah Mas sendiri yang lebih dulu menandatangi surat itu? Mas tanya saja sama Bunda dia jauh lebih tahu segalanya. Mas terima kasih untuk waktu empat tahun ini,terima kasih karena pernah menjadi seseorang yang begitu hangat. Mas aku pamit ya tugasku sebagai istrimu telah selesai semoga kamu dan Jenny bahagia. Aku akan pergi hari ini dan aku minta Mas bisa menepati apa yang telah Mas katakan."Alesya berbalik badan dan kemudian melangkahkan kakinya hendak keluar kamar namun Agam menahannya...
"Aku gak mau bercerai,, Alesya please jangan begini.. Agam berusaha untuk mencegah Alesya keluar namun tiba tiba Jenny masuk kedalam kamar itu dan membuat Alesya bisa dengan mudah keluar dari cengkraman Agam.
"Mas aku mau menepati kamar ini,aku gak mau tidur di kamar tamu kasihan anak kita."Jenny bergelayut manja membuat Agam merasa sedikit risih.
"Kamu boleh tempati kamar ini,karena mulai sekarang ini akan menjadi kamar kalian."Alesya langsung pergi dari dalam kamar itu dan Alesya memilih untuk berjalan jalan...
rahasia jenny kebongkar dah.
lanjut thor 🙏
masa kaga ada yg jagain adenya.
uang byk buat apa.
aamiin yra 🤲🙏
aamiin yra 🤲🙏
lanjut thor 🙏💪😘