Hasrat Sang Kaka Tiri

Gengs aku update dua bab tapi panjang-panjang, ini 3 bab di jadiin dua bab, yuk bisa yuk 100 komen, like 700

1 jam kemudian

Helmia mengerjap, wanita itu membuka matamya. Tatapan Helmia lurus ke depan, tubuh Helmia

tiba-tiba mendadak tidak bisa digerakkan.

Sungguh walaupun baru membuka mata mata,

Helmia langsung mengingat apa yang terjadi, sebelum dia pingsan.

“Mommy.” Tiba-tiba terdengar suara Joseph memanggil, menyadarkan Helmia dari lamunannya hingga wanita itu pun langsung menoleh, menatap Joseph dengan mata yang berkaca-kaca. Rasanya dia ingin sekali menangis mendengar kenyataan itu, rasanya begitu perih ketika membayangkan apa yang terjadi pada putrinya. Bagaimana putrinya selama ini hidup, apa yang dialami putrinya dengan keluarga lain dan rasanya juga begitu menyakitkan ketika selama ini dia membahagiakan anak orang lain, tapi ternyata dia tidak tahu kabar anaknya sendiri.

Degan pelan, Joseph menggerakan tangannya kemudian menggenggam tangan sang Ibu karena ibunya terlihat kesulitan untuk berbicara.

“Akhirnya kau sadar sayang," ucap Zico yang baru saja masuk, hingga Helmia menatap ke arah suaminya. Sedangkan Joseph langsung melepaskan genggaman tangannya dari sang ibu kemudian dia bangkit dari duduknya dan membiarkan ayahnya duduk di posisinya.

“Joseph, kau tahu di mana adikmu sekarang?” tanya Helmia dengan suara pelan.

“Mommy .... Daddy, aku rasa kalian harus bersabar sebentar. Aku harus menemuinya terlebih dahulu, dia akan kaget jika kalian menemuinya langsung,” ucap Joseph. Ya, daripada membuat Gueen bingung, lebih baik dia pergi ke sana seorang diri tanpa membawa kedua orang tuanya.

Zico mengangguk pertanda setuju, tapi tidak dengan Helmia. “Tidak Josep, Mommy ingin menemuinya sekarang!” Helmia mencoba bangkit dari berbaringnya, hingga Zico membantu istrinya untuk duduk.

“Kumohon, Mom. akan terlalu sulit untuk Gueen menerima semuanya, dan apalagi jika aku perkirakan, kehidupannya selama ini tidak terlalu baik.”

“Apa!” Heilmia terpekik ketika mendengar itu, bulir langsung terjatuh dari peluk mata Helmia ketika mendengar itu, membayangkannya saja sudah mengerikan. Lalu bagaimana itu terjadi pada putrinya sendiri.

“Pergilah Josh, dan cepat kabari kami," ucap Zico hingga Josep mengangguk, Joseph pun berbalik kemudian dia keluar dari kamar ibunya. Lalu setelah itu dia pergi untuk ke apartemen Gueen, walaupun jauh tapi dia harus tetap cepat menemui adiknya.

***

Soraya masuk ke dalam kamar, wanita cantik itu melihat ke sekelilingnya kamar ini didesain benar-benar sangat mewah, dan kamar ini yang sudah menemani dia selama dia pindah ke Belanda. Bulir bening langusng terjatuh dari pupuk mata Soraya ketika mengingat semuanya sudah terbongkar.

Dan pada akhirnya, tubuh wanita itu ambruk ke lantai, dia menangis sejadi-jadinya dia tidak mau berubah, dia rela mau yang menggantikan posisinya.

***

Joseph Mengendarai mobilnya dengan kecepatan sangat kencang. Rasanya dia tidak sabar untuk sampai di apartemen Gueen, beberapa kali dia menelpon Jena untuk meminta nomor Gueen yang lain karena nomor ponsel Gueen yang dia simpan tidak bisa dihubungi. Namun, Jena mengatakan bahwa Gueen hanya mempunyai satu nomer.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Joseph sampai di basement apartemen Gueen, lelaki itu pun dengan cepat turun kemudian berlari ke arah unit apartemen yang di tempati oleh adiknya.

Dan setelah sampai di apartemen Gueen, joseph dengan cepat menekan bel. Hingga tak lama pintu terbuka. “Apa Gueen ada?” tanya Joseph, pelayan terdiam dia menatap Joseph dengan bingung.

“Tolong katakan Gueen di mana?” tanya Joseph yang tidak sabar, hingga pelayan langsung tersadar.

“Nona Gueen sedang berada di rumah sakit.”

“Apa yang terjadi dengan Gueen?" Tanya Joseph lagi. Entah kenapa dia merasakan was-was yang luar biasa ketika mendengar apa yang pelayan ucapkan.

“Tadi, Nona Gueen menyayat nadinya," jawab pelayan itu, hingga tubuh Joseph langsung melemas. Lelaki itu langsung menatap pelayan dengan tatapan tak percaya.

“Gueen di bawa ke rumah sakit mana?” tanya Joseph. Joseph tidak ada waktu untuk merenungi semuanya, yang jelas dia harus segera menyusul adiknya dan setelah mengetahui di mana rumah sakit yang di tempati Gueen, Joseph langusng berbalik kemudian berlari untuk sampai ke rumah sakit.

***

“Ma-maksud Daddy?” Kalindra menatap wajah ayahnya dengan tatapan bingung, dia memang sudah mengerti inti dari hasil tes DNA itu, di mana Gueen bukan anak kandung Davika dan Kevin. Tapi dia tetap menuntut jawaban dari ayahnya.

Nino menepuk bahu Kalindra. “Kaliandra, selama ini dendammu sia-sia. Gueen bukan anak Davika dan ayahmu, tapi dia ditukar.” Nino menjelaskan semuanya pada Kalindra, dia juga menjelaskan bagaimana Gueen dan Soraya di tukar, hingga Kalindra menjatuhkan kertas yang dia pegang dia memejamkan matanya, tiba-tiba seluruh penyiksaan yang dia lakukan pada Gueen langsung menubruk otak lelaki itu.

Dengan pelan, Kalindra berbalik kemudian dia meninggalkan Nino, lelaki itu mendadak seperti orang linglung membuat Nino menghela nafas. Nino tidak menyusul Kalindra, karena dia tahu putranya butuh untuk menyadari semuanya.

Dan setelah Kalindra tidak terlihat, Nino langsung mendudukkan dirinya di kursi tunggu, menunggu dokter untuk keluar, karena tentu saja tidak ada siapapun yang menunggu wanita itu dan setelah Gueen sadar, Nino akan menemui keluarga asli Gueen, ia akan menjelaskan situasi yang terjadi.

Walau bagaimanapun, keluarga asli Gueen harus tahu bagaimana Gueen ditukar dengan Soraya dan bagaimana kelakuan Kevin Davika pada Gueen dan secara gentle dia ingin meminta maaf atas tingkah kalindra, walau bagaimanapun Kaliandra adalah tanggung jawabnya.

Nino tahu resiko apa yang akan terjadi jika dia mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang dilakukan Kalindra. Tapi daripada keluarga Gueen mendengar dari mulut Gueen lebih baik dia sendiri yang berbicara.

Beberapa saat berlalu

Terdengar suara orang berlari, membuat Nino langsung menoleh dan Nino pikir itu hanya itu hanya orang lain yang melintas, tapi tak lama orang yang barusan berlari yang tak lain Joseph berdiri di depan ruangan Gueen.

“Maaf anda Siapa?” tanya Nino yang langsung bangkit kemudian bertanya pada Joseph.

“ Paman, pamana juga Siapa?” tanya Joseph keduanya malah saling bertanya. Nino menatap Josep dengan lekat. Ada kemiripan di wajah Joseph dengan Gueen.

“Apakah kau Kakak kandung Gueen?" tebak Nino.

“Paman tau yang sebenarnya?” Joseph terpekik ketika mendengar itu. Dia pikir, hanya dia yang mengetahui tapi ternyata orang lain juga mengetahui ini..

“Bisa kita bicara?" Tanya Nino. “Paman akan memberitahukan bagaimana kehidupan Gueen selama ini.”