Niat hati, merantau ke luar negeri untuk merubah nasib. Namun karena suatu kejadian, dua pemuda polos nan lugu itu malah terlibat dalam kehidupan asmara enam janda muda. Mampukah mereka lepas dari jeratan janda yang penuh pesona? Atau mereka terjerumus dalam larutnya dunia para janda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janda Semua?
"Astaga! Ada bakpau!" pekik Yoyo dengan suara sedikit keras.
"Apa, Yo? Bakpau?" tanya A mey.
"Eh ... itu, cincin," balas Yoyo asal. Tentu saja Yoyo langsung salah tingkah dan seketika itu juya Yoyo langsung memalingkan pandangannya. Hatinya berdegup kencang. Matanya kembali ternoda karena mamandang sesuatu yang mulus, lembut dan indah dari balik dres yang tersingkap. Entah wanita itu sadar atau tidak, tapi penampakan sesuatu yang indah miliknya sungguh membuat resah pemuda itu.
"Miss, sepertinya ini sudah semua. Aku mau ke toilet dulu, Miss. Tiba tiba mendapat serangan.," ucap Yoyo sembari pura pura memenggangi Perutnya. Tanpa menunggu jawaban dari sang majikan, Yoyo langsung saja melesat keluar dari gudang tersebut.
A mey melongo dibuatnya. Namun tak lama kemudian senyumnya tersungging sambil menggelengkan kepalanya. Sedangkan Yoyo, dia sebenarnya tidak pergi ke toilet, melainkan kembalu ke kamar anak anak. Yoyo terpaksa berbohong karena tidak kuat dengan pemandangan yang tanpa sengaja menggodanya.
"Kamu kenapa? Kok nafasnya gitu amat?" tanya Tito saat melihat Yoyo datang dengan nafas terengah engah. Saat ini Tito dan dua bocah yang ada disana sedang bermain lego. Berbagai bentuk dan karakter sudah Tito rangkai dan hal itu membuat Binbin dan Zoe girang bukan main.
"Gila, gila! hufh!" sahut Yoyo. Wajahnya masih menunjukkan rasa heran dengan apa yang baru saja dia alami.
"Gila kenapa?" tanya Tito semakin heran.
"Kamu pasti nggak bakalan percaya dengan apa yang aku alami barusan," balas Yoyo yang deru nafasnya sudah mulai normal.
"Gimana mau percaya kalau kamu sendiri belum cerita," sungut Tito.
"Hahaha ..." Yoyo langsung tergelak sejenak membuat Tito berdecih sebal. "Gini aku ceritain, pake bahasa kita aja, soalnya ada anak anak."
Astaga, Yo ... emangnya dari tadi kita ngobrol pake bahasa apa?"
"Hahaha ...iya yah," balas Yoyo sambil cengengesan, lalu dia menceritakan semuanya yang terjadi dan juga apa yang dia lihat.
"Serius?" tanya Toto. Wajahnya terlihat jelas sedang meragukan cerita temannya.
"Bener, kan? Kamu pasti nggak bakalan percaya. Lagian hal kayak gitu aku harus bohong."
Tito nampak manggut manggut. Dia tahu benar kalau Yoyo berkata jujur. Tito hanya terkejut setelah mendengar cerita lengkap dari Yoyo.
"Bukannya nggak percaya. Tapi masa kayak gitu? Nggak pake apa apa lagi di dalam pakaiannya?"
"Serius, aku aja kaget. Tapi aku melihatnya sendiri. Indah banget! Mulus, putih," ungkap Yoyo penuh kekaguman.
"Waw! Pasti enak banget tuh."
"Pastilah!"
"Ah sial! Jadi pengin ke kamar mandi."
"Hahaha ... apa lagi aku yang melihatnya langsung. Nggak tahan euy."
Disaat bersamaan, salah satu majikan mereka, ada yang masuk dan menyapa anak anak." Hallo anak anakku, kalian lagi pada ngapain?" tanya salah satu majikan bernama A ling.
"Lagi main Lego, Mom. Sini Mom ikut," ajak Binbin.
Wanita yang masih berpakaian rapi itu lantas ikut duduk di atas permadani yang sangat lembut. Karena merasa tidak enak duduk bersama majikan, Tito dan Yoyo memilih sedikit mundur agar A ling lebih leluasa main dengan anak anak.
"Kalian kenapa mundur? Sini aja nggak apa apa," ucap A ling yang merasa dua pemuda itu semakin menjauh.
"Nggak apa apa, kita di sini aja, Miss," jawab Tito sopan.
"Maju aja sini, nggak perlu sungkan. Biar makin rame," paksa A ling. Mau tidak mau, Tito dan Yoyo pun langsung maju ke tempat semula mereka duduk. sejenak tidak ada pembicaraan yang berarti. Rasa canggung menyergap dua pemuda itu.
"Bagaimana rasanya,nkerja jagain anak anak? Apa kalian mengalami kesusahan?" tanya A ling beberapa saat kemudian.
"Tidak, Miss. Meski mereka sangat aktif, tapi mereka menyenangkan. Binbin dan Zoe sangat mudah bergaul," jawab Yoyo.
"Syukurlah kalau kalian menikmatinya. Apa kalian juga sudah berlatih mengemudikan mobil?"
"Sudah tadi, Miss, di tanah lapang belakang, lanjut besok," suara Yoyo kembali yang memberi jawaban.
"Baguslah. Kalian latihan yang rajin, soalnya nanti Pak Li mau di pakai sama Kak A moy, dan kalian berdua akan sepenuhnya menjaga BinBin dan Zoe."
"Gitu ya, Miss?" tanya Tito, dan A ling mengangguk.
"Oh iya, Miss, maaf jika saya lancang, tapi saya ingin bertanya satu hal, apa boleh?" ucap Yoyo sesaat kemudian.
A ling menatap sejenak ke arah Yoyo sambil tersnyum tipis. "Tanya apa?"
"Maaf Miss, kami kok dari kemarin nggak melihat majikan pria? Apa beliau sedang bepergian?"
Sejenak A ling merasa terkejut, lalu dia tersenyum. "Apa kalian belum tahu?"
"Belum tahu apa, Miss?"
"Kami semua itu janda."
"Apa!"
...@@@@@...
semangat
author bikin cerita nya nalar dikit
canda aja thoor