Izza merupakan wanita yang hidup di panti asuhan sejak masih bayi. Seiring berjalannya waktu, Izza tumbuh dewasa dengan banyak luka. Karena statusnya yang tidak jelas, ia sulit mendapat pekerjaan. Dan satu-satunya pekerjaan yang bisa ia kerjakan hanyalah menjadi asisten rumah.
Dan sekarang Izza berkerja di rumah seorang majikan muda yang membuatnya terpesona ketika melihatnya. Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Follow IG @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GP 24
Dua jam kemudian meeting selesai. Kliennya mulai pergi meninggalkan ruangan di antar oleh sekretarisnya. Kini tinggal ia sendiri.
Deon termenung sesaat. Semalam istrinya pulang dan ia menyambut kepulangan Adell seperti tidak ada masalah di antara mereka berdua sebelumnya. Adell juga pulang dengan wajah yang happy. Padahal siangnya dia pergi karena marah padanya.
Sebelumnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar supaya mood Adell kembali membaik. Ia perlu membujuk bahkan merayu dengan segala macam cara supaya istrinya tidak lagi marah padanya. Jika hal itu belum di lakukan olehnya, maka Adell akan terus mendiamkannya.
Tapi kemarin Adell marah sampai pergi dari rumah meninggalkan dirinya. Dan dia kembali tanpa mengungkit masalah mereka. Sebenarnya Adell pergi kemana? Dan apa yang membuat dia happy dan mengungkit masalah yang ada, kini menjadi pertanyaan yang terus berputar di kepala Deon.
Dan entah kenapa, ia pun melupakan soal struk pembayaran hotel yang ia temukan di laci nakas. Ia bisa saja membahas soal itu ketika Adell pulang. Tapi rasanya ia tidak perlu membahas soal itu. Ia tidak ingin Adell marah lagi dan hubungannya merenggang.
Di sisi lain, ia juga mulai ada ketertarikan fisik dengan Izza. Baginya Adell wanita yang amat ia cintai dan tidak ingin kehilangan istrinya. Tapi melihat Izza membuat ia seketika lupa terhadap istrinya jika posisi istrinya sedang tidak ada. Ia harap Adell tidak mengetahui soal hubungannya dengan Izza. Biarkan Izza menjadi seseorang yang memiliki tempat khusus ketika Adell tidak ada.
"Mereka sudah pergi, pak," ucap seseorang menarik paksa Deon dari segala pemikirannya saat ini.
"Ok," jawab Deon.
"Ah tunggu sebentar, pak Deon."
Sekretarisnya mencegah ketika ia hendak bangkit dari duduknya.
"Ada yang ingin bicarakan dengan pak Deon. Ini sangatlah penting."
"Soal apa?"
"Meeting barusan."
"Oh ya udah, kalau begitu kamu duduk."
Wanita itu mengangguk kemudian menarik salah satu kursi di sana. Ia duduk dan memandang wajah bosnya dengan tatapan serius. Deon jadi penasaran apa yang akan di sampaikan oleh sekretarisnya.
"Katakan!" pinta Deon tegas.
"Baik, pak. Saya minta maaf sebelumnya karena saya mengatakannya sekarang, seharusnya saya lakukan ini tadi. Jadi klien yang ingin bekerja sama dengan perusahaan pak Deon barusan, dia adalah orang yang sedang hangat ramai di perbincangkan oleh banyak kalangan perusahaan."
"Memangnya dia kenapa?"
"Dia ada kasus skandal," jelasnya.
Deon terkejut mendapat fakta tentang klien yang barusan sudah sepakat untuk bekerja sama dengan perusahaannya.
Deon mengusap wajah disertai dengan embusan napas kasar.
"Ah ya ampun, kenapa kamu baru bilang sekarang? Kenapa gak bilang dari awal sebelum meeting tadi?"
"Maaf, pak. Saya juga tidak tahu, tapi tadi ada karyawan yang bilang ke saya waktu saya antar dia. Dan begitu saya cek beritanya yang katanya sudah ramai di sosial media, ternyata itu benar."
Deon berdecak. Meeting dua jam yang berakhir sia-sia. Karena ia meeting dengan klien yang terjerat kasus skandal.
"Saya minta kamu secepatnya untuk membatalkan kontrak kerja sama yang sudah kita sepakati tadi. Saya tidak mau tahu kamu harus bisa melakukannya dalam waktu tiga hari."
"Baik, pak. Akan saya usahakan."
"Jika kamu berhasil, nanti saya kasih kamu bonus karena ini pekerjaan yang tidak mudah."
"Baik, pak. Kalau begitu saya permisi untuk bergerak dari sekarang."
"Ah iya, silahkan."
Sekretarisnya pun pergi meninggalkan ruangan. Kini Deon sendiri lagi di sana. Ia berharap sekretarisnya berhasil membatalkan kontak kerja samanya dengan klien tadi.
Ponsel Deon seketika berbunyi. Berdering panggilan video call. Pria itu segera mengambil ponselnya di atas meja dan melihat nama yang tertera di layar. Seketika perasaan kesalnya hilang, lantaran ia mendapat telepon dari sang istri.
"Hallo, baby," ucap Deon begitu ia mengusap ikon berwarna biru di layar dan menampilkan wajah cantik istrinya.
"Hallo juga, sayang. Kamu sudah selesai meetingnya?" tanya Adell dari sebrang.
"Sudah. Tapi ada problem."
"Kenapa?"
"Nanti aku ceritain."
"Oh kalau begitu nanti kita makan siang bareng, ya. Aku ke kantor kamu sejam lagi."
"Memangnya kamu lagi gak sibuk?"
"Untuk sekarang kebetulan lagi gak sibuk, sayang. Jadi aku boleh ke kantor kamu kan?"
"Oh tentu, sayang. Aku senang kalau kamu kesini dan kita makan siang bareng. Jarang kan kita bisa makan siang bareng di luar?"
"Iya, makanya aku mau ke kantor kamu dan kita makan siang bareng, baby .."
"Thank's ya, baby. Aku tunggu kamu."
"Ok, sayang. Kalau begitu aku tutup dulu, ya. Sejam lagi aku otw. See you. Bye .."
"Bye, sayang .." Deon melambaikan tangan ke kamera dan panggilan video call pun berakhir. Hatinya terasa tenang jika sudah ngobrol dengan orang tercinta.
_Bersambung_
makin seru nih...lnjut thorrr up nya