[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Pekerjaan Rumah Arianna yang Selalu Ada
Arianna duduk di dekat perapian sambil menghangatkan kedua tangannya yang terasa dingin. Hari ini entah kenapa Roma lebih dingin dari biasa, sepertinya sebentar lagi musim akan bergeser. Turis mulai banyak berdatangan karena akhir tahun mulai mendekat. Setelah merasa badannya mulai menghangat dia memulai pekerjaan rumahnya. Malam ini lantai – lantai di rumah harus bersih tanpa setitik debu pun.
Dia harus membersihkan rumah sementara Sierra duduk manis di dalam kamarnya sambil membaca majalah. Tentu saja Arianna sangat ingin melawan ketidakadilan ini, tapi jika dia melawan semuanya hanya akan memperburuk keadaan. Arianna menyapu lantai dan mengepelnya, rumahnya cukup besar makanya terkadang dia kelelahan mengerjakan semuanya sendiri apalagi setelah itu Arianna harus belajar agar nilainya tidak jelek.
“Arianna” Maria berdiri di depannya sambil berkacak pinggang “Kau harus membereskan ruang bawah tanah, sudah kotor sekali”
“Aku baru membersihkannya minggu lalu, Mamma” Kenapa pekerjaan rumah selalu ada untuknya, dia harus membereskan segalanya.
“Kau turun saja ke bawah dan lihat dengan matamu sendiri” Maria meninggalkan Arianna sebelum merasa ingin memukulnya. Dia sangat membenci Arianna.
Arianna melanjutkan membersihkan lantai dan menata kembali ruang tamu yang memiliki sofa, meja, dan lemari berisi pajangan – pajangan kecil. Di cuaca dingin rasanya sangat enak memakan krim sup jamur hangat dan menggulung diri dalam selimut, bukannya membersihkan rumah dan beserta isinya tanpa bantuan siapapun.
Di dapur dia mengambil segelas air dan meneguknya sebelum turun ke ruang bawah tanah.
“Arianna” Arianna melihat ayahnya berdiri di depan dan memandangnya dengan tatapan yang tidak Arianna mengerti. Arianna baru melihat ayahnya setelah berhari – hari tidak bertemu dan dia tidak tahu kemana ayahnya pergi.
“Ya Papa?”
“Kalau kau lelah kau tidak usah mengerjakan apa yang Mamma suruh”
Ayahnya memang tidak pernah menyuruhnya melakukan pekerjaan rumah, tapi lelaki setengah baya itu selalu membiarkan mereka memperlakukannya seperti pembantu dan tidak berkata apa pun atau membelanya “Aku baik – baik saja” Menolak mengerjakan sama saja seperti melompat ke lubang ular, mereka akan melakukan yang lebih buruk.
Arianna meninggalkan ayahnya di dapur dan turun ke ruang bawah tanah. Percuma berbicara mengenai isi hatinya pada ayahnya. Lelaki itu tidak akan pernah mengerti dia hanya peduli kepada keluarga barunya.
Seperti dugaannya mereka memberantak di ruang bawah tanah membuat pekerjaannya tidak pernah berakhir entah apa yang mereka cari. Kardus – kardus dan isinya berserakan di lantai. Semua barang berubah posisi. Arianna menghembuskan nafasnya frustasi, jika mereka tidak bisa berbuat baik, setidaknya jangan menjadi jahat. Di kondisi seperti ini pun dia tidak ingin menangis.
“Aku sudah melakukan ini selama bertahun – tahun” Lirihnya menghibur diri sendiri.
Dia mulai membenahi satu per satu kardus dan isinya. Menyapu dan membersihkannya.
“Sudah kubilang kan” Arianna mendengar suara Maria dari ambang pintu ruangan itu
“Ya Mamma sedang aku bereskan” Jawab Arianna, lalu mendengar suara Langkah Ibunya yang menjauh.
Hampir selama satu jam Arianna membereskan ruangan itu beserta isinya. Rasanya dia sangat lelah. Di akhir pekan yang seharusnya menyenangkan dia malah sibuk membersihkan rumah.
***
Arianna membanting tubuhnya ke atas kasur. Dia sudah lupa bagaimana rasanya di sayang seorang ibu. Dia bahkan tidak mengingat wajah ibunya. “Mamma?”
“Mammamu sudah tidak ada disini Arianna. Dia sudah bahagia di atas sana” Ayahnya menunjuk langit.
Kata ayahnya ibunya meninggal saat melahirkannya. Arianna besar tanpa kasih sayang seorang ibu, ketika ayahnya menikah dengan Maria. Arianna sungguh berharap dia akan mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah dia dapatkan, tapi sebaliknya dia malah mendapatkan penderitaan lebih dari yang pernah dia dapatkan.
Maria masuk ke dalam kamar Arianna “Apa kau sudah memasak makan malam?”
Arianna tersadar dari lamunanya. Dia sangat lelah sampai lupa memasak “Maaf, Mamma. Aku terlalu lelah sampai lupa. Apa yang Mamma inginkan?”
“Polenta” Kata Maria
Arianna mengangguk, bersyukur jika Maria meminta polenta. Hidangan itu mudah dibuat dan bahan bakunya hanya menggunakan jagung dan campuran daging. Arianna berjalan ke dapur dan mulai membuat makanan yang diminta oleh Ibunya. Badannya terasa remuk. Dia harus bersekolah juga membersihkan rumah.
Di tengah malam Arianna tidak tidur dengan cepat dia harus belajar mengenai beberapa pelajaran. Jika nilainya jelek Maria akan dengan senang hati menyingkirkannya dari sekolah lagi pula dia tidak memiliki banyak waktu untuk belajar kecuali di malam hari yang sepi dan semua keluarganya tertidur, karena kalau tidak. Mereka akan selalu memanggilnya untuk mengerjakan ini dan itu.
“Hidupmu menyedihkan, Arianna”
Arianna selalu percaya jika hidupnya tidak akan selamanya mendung. Tapi dia juga bingung dari mana mendapatkan kebahagiaan, dirinya bukan putri yang akan bertemu dengan pangeran. Terkadang dia memang berharap seseorang akan datang menyelamatkannya dan memberi kasih sayang yang selalu dia inginkan. Entah sudah berapa banyak Arianna berharap sepanjang hidupnya, tapi hidupnya tetap bergulir seperti yang tidak dia harapkan. Arianna tersenyum takdir memang akan selalu bergulir sesukanya tanpa memperdulikan orang - orang di dalamnya.
Km jg semangattt